AGAMA POLITIK

Makin Panas 'Adu Mulut' Petinggi PKB vs PBNU

DEMOCRAZY.ID
Agustus 07, 2024
0 Komentar
Beranda
AGAMA
POLITIK
Makin Panas 'Adu Mulut' Petinggi PKB vs PBNU



DEMOCRAZY.ID - Perseteruan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) makin memanas usai kedua pihak saling lempar pernyataan ke publik.


Situasi panas terjadi beberapa bulan terakhir. Cekcok dimulai saat Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin memimpin Tim Pengawasan Haji DPR.


Cak Imin mengkritik penyelenggaraan haji, mulai dari lokasi bermalam yang sempit hingga keterlambatan pelayanan transportasi. Dia membentuk Panitia Khusus Haji di DPR untuk memeriksa pekerjaan Kementerian Agama.


Sementara itu, Kemenag dipimpin oleh Menteri Yaqut Cholil Qoumas. Yaqut adalah eks Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor dan adik Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf.


PBNU kemudian membalas dengan membentuk Tim khusus untuk mengkaji ulang hubungan PBNU dan PKB. 


Gus Yahya mengibaratkan NU adalah pabrik mobil dan PKB adalah mobil hasil produksi yang cacat sistemnya.


Sehingga untuk membenahinya produk mobil tersebut harus di-recall atau ditarik kembali ke pabrik.


"Kemarin kan ada perusahaan memproduksi mobil. Sudah dilempar ke pasar, sudah laku," ungkap Gus Yahya, dikutip dari keterangan resmi PBNU pada Sabtu (3/8).


"Ternyata ada kesalahan sistem di mobilnya. [Maka] ditarik kembali produknya untuk diperbaiki sistemnya," lanjutnya.


Kakak dari Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar yang juga Ketua DPW PKB Jawa Timur Abdul Halim Iskandar atau Gus Halim membalas dengan pedas pernyataan Gus Yahya tersebut..


"Nah, tanya ke dia (Gus Yahya) saya enggak akan mengomentari kalimat-kalimat jelek begitu," kata Gus Halim ditemui di Mapolda Jatim, Selasa (6/8).


Gus Halim yang juga Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi ini bahkan mengatakan ia tak mau terjebak dalam narasi yang dilontarkan orang bermulut rusak.


"Saya tidak ingin terjebak dengan orang yang suka ngomong jelek. Saya enggak ingin mulut saya rusak seperti mulut-mulut yang rusak-rusak itu," ucapnya.


Sekjen PKB tak mau hadir


Di sisi lain, tim yang dibentuk PBNU kemudian memanggil petinggi dan eks petinggi PKB untuk memeriksa hubungan antara kedua organisasi ini.


Sekjen PKB Hasanuddin Wahid salah satu pihak yang enggan untuk menghadiri pemanggilan PBNU itu pada Senin (5/8) lalu. 


Padahal, PBNU sudah mengeluarkan surat undangan kepada pria yang akrab disapa Cak Udin itu untuk datang ke Kantor PBNU pada Senin siang lalu.


Hasanuddin mempertanyakan alasan PBNU mengundang dirinya lantaran PKB tak meniliki urusan dengan Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf dan Sekjen PBNU Saifullah Yusuf lantaran sebagai dua entitas berbeda.


"Tiba-tiba bikin tim mengundang saya. Kayak dagelan aja. Untuk apa? Mana mungkin saya memenuhi undangan mereka? Secara organisasi kita enggak ada urusan sama Gus Yahya dan Saiful. Kita entitas berbeda," kata Hasanuddin, Senin (5/8).


Hasanuddin menegaskan tak akan mungkin datang untuk memenuhi panggilan PBNU. Ia lantas heran dengan sikap PBNU sebelum pemilu 2024 lalu sempat menyatakan PKB bukan representasi NU. Kemudian, ia menilai PKB justru digembosi ketika pemilu 2024 sedang berlangsung.


Ia menilai Gus Yahya dan Gus Ipul terang-terangan menggembosi dan merusak PKB hingga mengadu domba warga NU dengan PKB.


"Begitu pasca pemilu PKB suaranya naik drastis, kursinya naik signifikan lebih dari 2.150-an kursi semua tingkatan, eh dikatain kita melenceng bahkan rusak," katanya.


Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf alias Gus Ipul tak ambil pusing atas Sekjen PKB Hasannudin Wahid yang enggan memenuhi panggilan untuk dimintai keterangan terkait hubungan PKB-PBNU.


Gus Ipul mengklaim Hassanudin dipanggil sebagai upaya mencari keterangan dari kedua belah pihak terkait permasalahan ini. Ia pun mengaku menghormati keputusan Hassanudin yang enggan menghadiri panggilan tersebut.


"Ya enggak apa, ya kita menghormati aja kalau enggak mau hadir kan," kata Gus Ipul di Kantor PBNU, Jakarta, Selasa (6/8).


Gus Yahya dan Ipul bukan kader PKB


Kritik baru-baru ini juga datang dari Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid mengungkapkan Gus Yahya dan Gus Ipul bukan kader PKB lantaran sudah tak lagi memiliki kartu tanda anggota (KTA) PKB.


"KTA dari mana? Enggak ada [kader PKB]. Enggak ada KTA-nya," kata Jazilul di Kantor PKB, Jakarta, Selasa (6/8).


Sebaliknya, Jazilul mengatakan dirinya masih menjadi pengurus syuriah PCNU Tangerang Selatan dan wakil ketua PWNU DKI Jakarta. Ia kemudian bertekad ingin meluruskan khittah NU yang termuat di dalam qonun asasi NU.


"Ayo ditegakkan. Ini organisasi ulama. Bukan organisasi pasar Induk. Di situ ada adab, ada tata krama, ada kesantunan, ada semuanya," kata Jazilul.


Gus Ipul pun membalas santai pernyataan Jazilul. Ia tak menilai KTA bisa dibuat kapan saja.


"Kalau soal KTA itu kan bisa dibuat kapan saja," kata pria yang kerap disapa Gus Ipul itu dalam konferensi pers di Kantor PBNU.


Gus Ipul menilai hal yang krusial selain kepemilikan KTA adalah sejarah PKB yang lahir karena upaya dari pengurus PBNU medio 1998.


Ia pun mengklaim hubungan erat PKB-PBNU itu tercatat dalam dokumen-dokumen tertulis yang dapat dilacak dan tidak boleh diabaikan.


Sumber: CNN

Penulis blog