Majalah TEMPO: 'Benih-Benih Keretakan Hubungan Prabowo-Jokowi'
BERPIDATO selama kurang-lebih 47 menit, presiden terpilih Prabowo Subianto sempat menyebutkan ada pihak-pihak yang haus kekuasaan.
Mereka disebut hendak mengatur negara dengan kekuatan lain di luar kepentingan rakyat.
"Mereka yang haus kekuasaan dapat merugikan dan mengganggu bangsa," ujar Prabowo dalam acara penutupan Kongres ke-6 Partai Amanat Nasional, Sabtu, 24 Agustus 2024.
Seorang politikus Partai Gerindra mengatakan pidato ketua umumnya dalam acara penutupan kongres PAN murni muncul dari dalam hati mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus itu.
Prabowo, kata dia, berpidato karena menyimpan kekecewaan terhadap dinamika politik belakangan ini.
“Pidato itu bukan dari teks yang disiapkan,” ujar politikus itu kepada Tempo kemarin.
Kekecewaan Prabowo itu, kata politikus ini, adalah besarnya gelombang demonstrasi dari mahasiswa dan masyarakat sipil terhadap sikap DPR.
Mahasiswa menentang upaya DPR dan Pemerintah mengesahkan Revisi UU Pilkada tanpa mengakomodasi putusan Mahkamah Konstitusi yang bersifat final serta mengikat.
Politikus tadi menegaskan, Prabowo khawatir DPR dan Pemerintah setuju mengesahkan revisi UU Pilkada dalam rapat paripurna pada 22 Agustus 2024.
Menurut sumber ini, Prabowo tidak ingin terkena imbas atas keputusan yang dibuat bukan pada masa pemerintahannya.
Narasumber lain di kubu Prabowo-Gibran menuturkan, ketika demonstrasi di DPR mengawal putusan MK, Presiden Jokowi memanggil Prabowo ke Istana Merdeka pada Kamis sore, 22 Agustus 2024.
Dalam pertemuan itu, Jokowi meminta pendapat Prabowo soal dinamika politik yang memanas sehubungan dengan revisi Undang-Undang Pilkada.
Pada pertemuan tersebut, kata sumber tadi, Prabowo menyarankan Jokowi tidak memaksakan Kaesang Pangarep maju berlaga dalam pilkada 2024.
Tempo belum mendapat konfirmasi dari Istana soal pertemuan Presiden Jokowi dengan Prabowo pada Kamis lalu.
Ari Dwipayana, Koordinator Staf Khusus Presiden, belum merespons pertanyaan yang dikirim melalui aplikasi perpesanan hingga berita ini ditulis.
Dahnil Anzar Simanjuntak, juru bicara Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, juga belum menjawab permintaan konfirmasi Tempo ihwal pidato dan isi pertemuan Prabowo dengan Jokowi di Istana Merdeka.
Namun, menukil laporan majalah Tempo edisi 25 Agustus-1 September 2024, Sufmi Dasco membenarkan adanya pertemuan Prabowo dengan Presiden Jokowi di Istana. Hanya, Wakil Ketua DPR itu enggan membeberkan isi pertemuan tersebut. Ia hanya mengatakan sikap Prabowo dan Jokowi selaras.
"Pak Prabowo dan Pak Jokowi setuju untuk mengikuti putusan MK," ujar Dasco.
Tak hanya bertemu dengan Presiden Jokowi, Prabowo juga ditemui Presiden ke-5 Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono.
Menurut sumber lainnya di kubu Prabowo-Gibran, Prabowo bertemu dengan Ketua Majelis Tinggi Demokrat itu di kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan.
Dalam pertemuan itu, Prabowo menyatakan kekecewaannya terhadap dinamika politik yang terjadi.
Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Alfian Mallarangeng membenarkan pertemuan Prabowo dan SBY di Kertanegara.
Ia mengatakan dua sekondan di akademi militer tersebut kerap berdiskusi soal masalah bangsa, termasuk demonstrasi menentang pengesahan revisi Undang-Undang Pilkada di DPR.
“Keduanya sahabat lama. Jadi setiap bertemu saling menyampaikan pandangan,” ujar mantan Menteri Pemuda dan Olahraga itu.
Dalam kesempatan terpisah, Staf Khusus Kepresidenan Juri Ardiantoro membantah adanya isu keretakan Presiden Jokowi dengan Prabowo.
Ia mengatakan kabar tersebut merupakan upaya untuk mengganggu keberlanjutan pemerintahan atau politik adu domba.
“Politik adu domba itu politik usang. Berhentilah membangun narasi dan spekulasi yang bersifat memecah belah sebagai bangsa,” ujar Juri dalam keterangan tertulis kemarin.
Juri tidak menyebutkan secara jelas pihak mana yang membangun narasi dan spekulasi memecah belah Jokowi dan Prabowo.
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka ini hanya menyebutkan ada pihak yang merangkai informasi, peristiwa, dan kejadian yang terjadi belakangan ini.
Juri menegaskan fokus utama pemerintahan Presiden Jokowi kini adalah meletakkan fondasi untuk memuluskan transisi ke pemerintahan Prabowo.
Wakil Ketua Umum PAN Yandri Susanto mengatakan hal senada. Dia membantah isu keretakan antara Prabowo dan Jokowi.
Menurut dia, Prabowo dalam pidatonya di kongres PAN berulang kali mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi hal yang dilakukan Presiden Jokowi selama menjalankan tugas pemerintahan.
Direktur Juru Bicara TKN Prabowo-Gibran, Viva Yoga Mauladi, juga menepis soal isu keretakan antara Prabowo dan Jokowi.
Ia mengatakan komitmen Prabowo-Gibran adalah melanjutkan dan menyempurnakan yang telah dilakukan pemerintahan sebelumnya.
(Sumber: Koran TEMPO, 27-8-2024)