DEMOCRAZY.ID - Rekaman suara eks Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, yang kaget dengan tenggat waktu dari PKS untuk mencari dukungan partai lain di Pilgub Jakarta 2024 tersebar di media sosial.
Rekaman suara Ketua DPW PKS Jakarta, Khoirudin, merespons pernyataan Anies itu juga tersebar luas.
Juru bicara Anies Baswedan, Angga Putra Fidrian, membenarkan rekaman suara yang beredar merupakan suara Anies ke Ketua DPW PKS Jakarta Khoirudin. Rekaman suara Anies itu berdurasi hampir 10 menit.
"Betul. Itu rekaman yang dibuat Pak Anies untuk Ustaz Khoirudin yang menjelaskan situasi sebenarnya," ujar Angga saat dikonfirmasi, Minggu (11/8).
Khoirudin juga membenarkan rekaman suara balasan untuk Anies berisikan suaranya. Tim Humas PKS mengizinkan rekaman tersebut untuk dikutip pada Senin, (12/8/2024).
Rekaman suara Anies:
Assalamualaikum Pak Khoirudin dan semua teman-teman yang saya hormati, saya cintai. Pak ini saya rekam suara voice note aja Pak ya, supaya mudah, cepet dan otentik. Jadi kita ya ingat dulu Ketika sesudah mendengar kabar bahwa PKS mendeklarasikan saya dan MSI sebagai pasangan calon, maka itukan tandanya kita semua kerja bersama menuju nanti tanggal pendaftaran 27-29 Agustus.
Nah, cuma dalam perjalanan ini beberapa hari kemarin kita dengar temen-temen jubir di PKS dalam media, di TV-TV juga, mengatakan bahwa Anies diberi deadline 40 hari, kemudian diberi deadline mencari partai hingga tanggal 4 Agustus. Nah barangkali kita sama-sama tau Pak Khoirudin, bahwa urusan pilkada ini kan kita diarahkan tak boleh berkomunikasi langsung, saya dengan Pak Khoirudin dan lain-lain, tapi semua pembicaraan soal pilkada harus 1 pintu dan Pak Khoirudin mentaati saya mentaati, semuanya hanya lewat PIC.
Karena itu terkait soal pernyataan jubir-jubir, saya juga sampaikan kepada PIC, tapi rasanya perlu saya sampaikan juga pada Pak Khoirudin bahwa perlu diluruskan supaya temen-temen PKS di Jakarta, Pak Khoirudin dan temen-temen semua yang selama ini kita berjuang bersama itu tau. Dan temen yang mendukung mengusulkan saya, saya ingin sampaikan pada semua, saya tetap berjuang bersama. Dan tidak ada deadline atau tenggat waktu yang dilewati. Ini perlu saya sampaikan juga agar temen PKS di Jakarta tau dan bismillah kita yakin untuk terus berjuang bersama ke depannya, Insyallah sampai di akhir Agustus ini kita bisa sama-sama daftar.
Tentang tanggal 4 Agustus mungkin saya ceritakan saja ya Pak Khoirudin, pada hari Sabtu 27 Juli, PIC tunggal PKS menghubungi saya soal pilkada, menanyakan apakah bisa jumpa dengan beliau dan Pak Presiden PKS, lalu sampaikan bisa, nanti diatur, kita ketemu Minggu 28 Juli sekitar 4 sore di rumah. Dalam pertemuan itu ngobrol panjang lebar santai rileks, suasana juga menyenangkan, beliau menyampaikan PKS memerlukan kejelasan apakah Pak Anies setuju dengan nama Pak MSI sebagai wakil, lalu disampaikan juga bahwa diberi waktu seminggu, karena disampaikan hari Minggu, maka sampai Minggu berikutnya yaitu sampai 4 Agustus, kenapa tanggal 4, disampaikan karena tanggal 7 rencananya ada rapat DPTP untuk memastikan pasangan AMAN ini sudah aman, jadi pasangan AMAN-nya akan ditetapkan.
Nah saya memang merasa perlu ngobrol dengan Pak MSI karena sesudah pengumuman belum sempat ngobrol bareng. Saya waktu itu sedang tak di Indonesia, setelah pulang di Indonesia belum sempat ketemu karena saya dirawat, Pak MSI juga harus operasi dan dirawat juga dan kita sudah janjian ketemu hari Selasa malam tanggal 30 Juli, jadi waktu ketemu Pak Presiden dengan utusan khusus soal pilkada itu hari Minggu tanggal 28. Dua hari kemudian kami jumpa Selasa malam itu ngobrol agak panjang hampir 3 jam ngobrol dengan Pak MSI, soal Jakarta, soal gubernur dan wakil. Waktu itu beliau diantar sama Mas Kholid. Setelah ngobrol itu, besoknya saya hubungi PSI pilkada yang selama ditugasi, karena memang harus pintu komunikasinya satu.
Saya sampaikan bahwa kalau bisa ingin ketemu Pak Presiden hari itu juga, Rabu sore 31 juli, saya berjumpa dengan Pak Presiden dan saya sampaikan saya siap berjuang bersama Pak MSI sebagaimana yang diputuskan di DPTP. Jawaban itu disambut baik oleh Pak Presiden. Disampaikan juga bahwa, gini kira-kira 'Dengan adanya keputusan ini maka mesin partai bisa mulai bergerak'.
Jadi itu pembahasannya, sama sekali kita tak membahas soal 40 hari dan lain-lain, cuma saya kaget aja mendengar jubir-jubir PKS di media mengatakan tenggat waktu 40 hari, deadline 4 Agustus sebagai deadline cari partai lain, mengapa kaget karena memang tak pernah dibahas dan setahu saya tak pernah ada deadline soal SK dari partai lain, yang ada apakah setuju dengan Pak MSI sebagai pasangan. Dan itu juga sudah disampaikan 31 Juli 4 hari lebih awal dari yang diminta.
Jadi Pak Khoirudin dan teman-teman, itu fakta yang sesungguhnya dan itu juga yang saya jelaskan ke DPTW. Pada Senin malam Pak Sakir Ketua DPTW ada beberapa hadir juga termasuk Pak Aziz, kami jelaskan secara detil kronologisnya. Jadi perlu saya sampaikan bahwa kami ini komunikasi intensif dengan partai lain, memang tidak diberitakan, tapi selalu kami sampaikan kepada penghubung apabila ada update-update, nah sejauh ini tidak ada perubahan di partai lain, jadi memang mereka merasa belum perlu mengumumkan, nah tapi partai pendukung ini menerima tapi menunggu waktu yang tepat untuk diumumkan.
Inilah yang menurut saya perlu disadari. Nah selama ini kita siap-siap saya selalu sampaikan dalam komunikasi dengan partai manapun cawagub itu dari PKS dan kita bersiap-siap bersama memastikan langkah untuk maju bersama.
Nah di sisi lain saya menghormati dinamika yang ada di tiap partai dan selalu hormat pada putusan yg dibuat oleh pimpinan partai, jadi kita tau ada partai yg bisa umumkan awal dan cepat, tapi ada juga partai yg belum bisa umumkan awal dan cepat, sambil kita mengharapkan bahwa dalam kita sama sama berjuang ini, fakta sesungguhnya lah yang digunakan, apalagi di hadapan publik, bahkan ketika muncul pernyataan-pernyataan dari temen-temen jubir saya sampaikan pada jubir-jubir kami, jangan saling berbantah di depan umum, kita ini teman seperjuangan, jangan saling berbantah jika ada yang berbeda ya dibicarakan baik-baik, perjalanan kita masih panjang, perjalanan kemarin perjalanan bersama-sama yang panjang jadi jangan sampai hal-hal kecil ini kemudian menjadi keramaian di publik padahal bisa kita obrolkan baik-baik diluruskan.
Jadi saya memilih menyampaikan ke Pak Khoirudin, sekali lagi saya tegaskan saya ini menghormati apapun keputusan partai kita hargai dan kita tau masing-masing memiliki kendala, kesempatan yang berbeda beda, punya kepentingan misi dan khas partainya, jadi saya hormati keputusan partai, saya hormati langkah-langkah partai.
Jadi Pak Khoriduin bismillah Pak Insyallah kita terus kerja bersama menuju pendaftaran 27-29 Agustus, itulah waktu di mana kita memasukkan formulir untuk pendaftaran agar bismillah berlayar dan mudah-mudahan kita bisa tuntaskan apa yg waktu itu kita bahas dengan temen-temen DPW para anggota legislatif tentang hal-hal yang harus dilakukan di Jakarta. Jadi itu Pak, sekarang Jumat tanggal 9 Insyallah 20-an hari lagi kita bisa sama-sama menjemput proses awal untuk Pilkada Jakarta.
Rekaman suara Khoirudin:
Pak Anies yang saya hormati. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Terima kasih atas kiriman voice note ke saya Khoirudin sebagai Ketua DPD PKS Jakarta. Dan berikut saya kirim voice note ke Pak Anies yang saya hormati sebagai tanggapan pesan suara yang Pak Anies kirim ke saya, tapi entah bagaimana malah sudah tersebar ke mana-mana. Sebagiannya malah dengan berbagai bumbu tidak sedap yang tidak sesuai dengan apa yang Pak Anies harapkan dalam voice note tersebut, yaitu tidak munculnya saling berbantahan di publik karena Pak Anies menegaskan dalam voice note itu bahwa Pak Anies tetap memposisikan PKS sebagai teman dalam perjuangan. Dan karenanya Pak Anies menghormati apapun keputusan partai karena Pak Anies tentu masih ingat bahwa demi mencalonkan Pak Anies sebagai calon gubernur dalam Pilgub di Jakarta tahun 2017 PKS rela berkorban dengan menarik pencalonan kader utamanya, yaitu Pak Mardani Ali Sera.
Bahkan ketika Pak Sandiaga Uno mundur dari wagub DKI Jakarta untuk menjadi cawapres dan menyatakan bahwa wakil gubernur Jakarta menjadi jatah PKS dan ketika PKS tidak juga mendapatkan haknya itu, PKS tetap menjadi kawan Pak Anies hingga selesai husnul khotimah sebagai gubernur Jakarta dan bahkan pengusung sebagai calon presiden dalam Pilpres 2024 bersama NasDem dan PKB. Maka sebagai teman izinkan saya mengklarifikasi apa yang Pak Anies sampaikan pada pesan suara kemarin.
Soal pemberian tenggat waktu 40 hari hingga tanggal 4 Agustus para jubir mengambil kesimpulan dari fakta bahwa menurut Presiden PKS sudah sejak 20 Juni 2024 sudah menyampaikan secara langsung ke Pak Anies soal keputusan DPTP PKS yang mencalonkan Pak Anies sebagai calon gubernur dengan calon wakil gubernurnya dari kader PKS, yaitu Bapak Muhammad Sohibul Iman Phd. Dan mengingatkan bahwa PKS tidak bisa mengusung sendiri dan meminta Pak Anies juga untuk memastikan NasDem dan atau PKB untuk ikut mengusung pasangan ini. Dan secara terbuka keputusan ini diumumkan oleh Presiden PKS pada tanggal 25 Juni 2024 dan untuk kedua peristiwa ini Pak Anies menyambut positif dengan menjawab langsung ke Presiden PKS maupun via rekaman dari Spanyol yang diunggah di medsos. Dari situ kami menyimpulkan bahwa Pak Anies sudah menerima keputusan DPTP mencagubkan Pak Anies dengan Pak Sohibul Iman sebagai cawagubnya.
Maka ketika akhir Juli Presiden PKS didampingi PIC-nya menyampaikan keputusan PKS langsung ke Pak Anies soal tenggat waktu 4 Agustus, tentu bukan soal persetujuan Pak Anies terhadap Pak Sohibul Iman sebagai cawagub untuk Pak Anies melainkan keberhasilan Pak Anies untuk mendapatkan kepastian tambahan dukungan dari partai lain seperti NasDem dan atau PKB agar Pak Anies dan Pak Sohibul Iman dapat didaftarkan sebagai calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta karena sejak awal tentu Pak Anies paham bahwa sekalipun PKS dengan 18% perolehan kursi DPRD jadi pemenang pemilu legislatif di Jakarta tahun 2024, tapi belum bisa sendirian mencalonkan gubernur, tidak seperti saat PKS menang pileg di Jakarta tahun 2004 yang lalu, saat itu PKS menang dengan 24% sehingga bisa mencalonkan gubernur dan wakil gubernur secara sendirian. Dan Presiden, Ustaz Ahmad Syaikhu, selain secara terbuka meminta Pak Anies untuk berusaha agar bisa mendapatkan tambahan dukungan, juga Pak Ustaz Ahmad Syaikhu secara terbuka sudah memperjuangkan Pak Anies dan Pak Sohibul Iman agar bisa mendapat dukungan maju sebagai calon gubernur dan wakil gubernur dengan menyampaikan meminta dukungan dan dari pimpinan Partai NasDem, Perindo, PSI, PKB, bahkan Gerindra sekalipun.
Tetapi sampai melewati tanggal 4 Agustus ketika Presiden dari PKS menanyakan hasil perjuangan Pak Anies untuk mendapatkan kepastian dari NasDem dan/atau PKS untuk mencalonkan Pak Anies ternyata Pak Anies belum bisa mendapatkan kepastian, sementara dari pimpinan NasDem, Pak Sahroni dan PKB, Pak Jazilul Fawaid, justru pada akhir Juli dan awal Agustus malah menyampaikan pernyataan terbuka yang mudah dipahami bahwa mereka tidak jadi, tidak melanjutkan dukungan pada Pak Anies sebagai calon gubernur di Jakarta.
Demikianlah fakta yang juga dapat saya sampaikan, yang juga didapatkan, sementara saya Khoirudin pernah sampaikan langsung ke Pak Anies agar kalau tidak menerima Pak Sohibul Iman maka Pak Anies bisa mengenakan jaket putih, masuk sebagai kader PKS. Jadi nanti sebagai calon gubernur dari PKS, sehingga bisa mengambil calon wakil gubernur dari luar PKS, tetapi waktu itu Pak Anies tidak menyambut positif ajakan tersebut, malah menyampaikan keinginan Pak Anies untuk netral.
Demikian Pak Anies, klarifikasi kami. Tentu kami tidak berharap adanya saling bantahan, tapi juga agar warga yang telanjur mendapatkan sebaran voice note dari Pak Anies mendapatkan informasi yang seimbang dan yang sebenarnya. Kami sepakat dengan Pak Anies perjuangkan untuk wujudkan Jakarta yang maju kotanya dan bahagia warganya masih panjang dan perlu terus diperjuangkan oleh siapapun pemimpin Jakarta. Apalagi dengan posisi Jakarta sekarang dengan adanya IKN tidak lagi absolut disebut sebagai DKI Jakarta tetapi menjadi DKJ maka mari bersama2 sebagai sahabat dan sesama warga Jakarta mari menguatkan ukhuwah, menjauhkan fitnah, dan menghidupkan demokrasi dengan saling menghormati apalagi kemarin saat pertemuan di acara Walimahan, Ustaz Sohemi anggota DPRD dari PKS, Pak Anies malah menyampaikan langsung ke saya Khoirudin bahwa Pak Anies ridha menerima keputusan PKS karena keputusan PKS memang hanya untuk kemaslahatan Jakarta dan warganya. Terima kasih Pak Anies salam hormat dari kami untuk keluarga. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Sumber: Detik