DEMOCRAZY.ID - Langkah Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dinilai cerdas karena bisa keluar dari dugaan upaya permainan politik sandera Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Penunjukkan Pramono Anung sebagai bacagub Jakarta, dinilai mampu menjadi win-win solution di antara keduanya.
Peneliti Charta Politika Indonesia, Ardha Ranadireksa menyebut diusungnya Pramono Anung merupakan cara cerdas Megawati, dengan segala dilema yang sedang dihadapi PDIP.
Hal ini dapat dilihat dari beberapa opsi nama yang sempat muncul ke permukaan, seperti Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok hingga Edi Prasetyo.
Ia menyebut bila PDIP mengusung Ahok, maka kasus pada 2017 akan kembali disebut oleh lawannya.
Sementara bila PDIP mengusung Edi Prasetyo, juga memiliki kemungkinan kecil untuk menang.
"Sehingga menurut saya (Pramono) ini memang tokoh yang cukup moderat, dia tidak terlalu resisten terhadap Jokowi juga tidak terlalu sangat supportif terhadap Jokowi, posisinya relatif profesional saja terhadap Jokowi," ujar Ardha, Kamis (29/8/2024).
Di sisi lain, ada rumor yang berkembang di publik terkait dugaan dilanjutkannya kasus BTS yang melibatkan suami Puan Maharani, Happy Hapsoro bila PDIP berani mendorong Anies Baswedan.
"Di sini bagian dari deal-nya, atau bagian dari perhitungan Megawati bagaimana sosok yang diajukan di Jakarta ini memiliki resistensi yang rendah," tutur dia.
Ardha menilai, Pramono adalah sosok politikus yang sudah berpengalaman memainkan peran sebagai jembatan. Hal ini terbukti saat pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Bagaimana Mas Pram menjadi jembatan antara Megawati dengan Taufik Kiemas, "Kemudian bagaimana dalam transisi pemerintahan dari SBY ke Jokowi, bagaimana menjadi jembatan antara Jokowi dengan Prabowo dan dengan posisi Seskab betul bahwa bisa disebut sebagai orang terdekat Jokowi sebenarnya," ucap dia.
Pramono Kantongi Izin Jokowi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) ternyata punya andil dalam langkah Pramono menuju Jakarta 1.
Pramono mengaku, dirinya sempat menolak maju pada Pilkada Jakarta 2024 usai tahu akan diusung PDIP.
Pada akhirnya Pramono tak bisa menolak mandat yang disampaikan secara langsung oleh Megawati kepadanya.
Usai ditunjuk untuk maju Pilkada Jakarta, Pramono mengaku langsung berkomunikasi dengan Presiden Jokowi untuk meminta izin.
Presiden Jokowi disebut tertawa terbahak-bahak mendengar penjelasan Pramono.
"Saya berkomunikasi, duduk berdua setelah beliau pulang dari Lampung, beliau tertawa terbahak-bahak," ujar Pramono.
Setelah itu, Kepala Negara mengizinkan Pramono untuk maju sebagai calon gubernur di Jakarta.
"Beliau bilang, 'Mas maju Mas maju. Tidak semua orang bisa diberikan amanah seperti itu'," lanjut dia.
Meski telah diizinkan, Pram kembali meminta restu dari presiden.
"Bapak (Jokowi), saya akan maju (Pilkada Jakarta), karena memang permintaan partai. Akhirnya, beliau menyampaikan, 'Ya sudah, maju saja, bismillah'," kata Pramono menirukan perkataan Jokowi kepada dirinya.
Dugaan Politik Sandera
Asal tahu saja, belakangan sejumlah politikus sedang ramai diperiksa terkait kasus korupsi. Terbaru Riyan Dediano menjalani pemeriksaan di kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Riyan diperiksa sebagai saksi dugaan tindak pidana korupsi atau TPK di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Wilayah Surabaya, Jawa Timur. Belakangan diketahui Riyan adalah keponakan Megawati.
Juru bicara KPK Tessa Mahardhika mengatakan RD diperiksa penyidik untuk tersangka tersangka DRS.
"Pemeriksaan saksi dugaan TPK di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian/DJKA Wilayah Surabaya, untuk Tersangka DRS, dkk," kata dia dalam keterangan resmi, Senin (26/8/2024).
Sebelum Rian, lingkaran dekat Megawati juga disebut-sebut terlibat korupsi. Salah satunya, Happy Hapsoro, menantu Megawati sekaligus suami dari Ketua DPP PDIP Puan Maharani.
Terseretnya Happy karena salah satu anak buahnya, Muhammad Yusrizki, Direktur Utama PT Basis Utama Prima duduk di kursi pesakitan kasus BTS Kominfo.
Berdasarkan dokumen administrasi hukum umum (AHU) Kementerian Hukum dan HAM, sebesar 99,99 persen kepemilikan PT Basis Utama Prima dikuasai oleh Happy Hapsoro. Basis Utama Prima juga memiliki nama alias Basis Investment.
Saat sidang di Pengadilan Negeri Tipikor, Jakarta Pusat, Rabu (31/1/2024), Yusrizki mengakui memiliki bos bernama Hapsoro.
Hal itu diungkap ketika Hakim Ketua Rianto Adam Pontoh bertanya soal perusahaan PT Basis Utama Prima (BUP).
Yusrizki menerangkan bahwa perusahaan PT BUP mempunyai beberapa pemilik yakni dari luar negeri hingga lokal atau asal Indonesia. Kurang puas dengan jawaban itu, Hakim kemudian menekankan bahwa yang menjadi pertanyaan adalah siapa pemilik dari PT BUP.
Awalnya Yusrizki menjawab pertanyaan itu dengan terbata-bata. Namun demikian, dia tetap menyebut kan pemilik dari PT BUP yakni Arsjad Rasjid dan Hapsoro.
"eeeee.. salah satunya adalah eee.. pak Arsjad Rasjid," jawab Yusrizki.
"Siapa lagi?" tanya Hakim
"Ada pak Hapsoro," tutur Yusrizki.
Sumber: Inilah