POLITIK

Kontroversi Kepala BPOM Taruna Ikrar, Gelar Profesor Dicabut dan Klaim Nominasi Nobel

DEMOCRAZY.ID
Agustus 20, 2024
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Kontroversi Kepala BPOM Taruna Ikrar, Gelar Profesor Dicabut dan Klaim Nominasi Nobel



DEMOCRAZY.ID - Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik Taruna Ikrar sebagai Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menggantikan Lucia Rizka Andalusia dan pejabat definitif Kepala BPOM sebelumnya Penny K. Lukito di Istana Negara, Jakarta, Senin (19/8/2024).


Pelantikan tersebut berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 115/PPA Tahun 2024 tentang Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Utama di lingkungan BPOM.


Taruna Ikrar merupakan dokter dan seorang ilmuwan dalam bidang farmasi, jantung, dan syaraf. 


Ia pernah menjabat sebagai spesialis laboratorium di departemen anatomi dan neurobiologi di Universitas California di Irvine.


Selain pernah menjabat sebagai Wakil Ketua PB Ikatan Dokter Indonesia periode 2000-2003, ia juga salah satu pemegang paten metode pemetaan otak manusia sejak tahun 2009.


Namun di balik prestasi dan jabatan yang pernah diemban, ternyata Taruna juga memiliki beberapa kontroversi.


Pada November 2023 lalu namanya sempat menjadi sorotan setelah Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud), Nadiem Makarim mencabut gelar profesor Taruna Ikrar. 


Pencabutan gelar profesor tersebut berdasarkan Keputusan Nomor 48674/M/07/2023 tertanggal 30 Agustus 2023.


Pelaksana Tugas Direktur Jenderal (Plt. Dirjen) Diktiristek Kemendikbudristek, Nizam saat itu mengungkapkan alasan pencabutan gelar profesor Taruna Ikrar dilakukan karena terdapat kecurangan dalam usulan penyetaraan guru besarnya.


"Ada fraud (kecurangan atau tidakan penipuan) di dalam usulan penyetaraan guru besarnya," kata Nizam pada 2 November 2023 lalu.


Pencabutan itu tertuang dalam Keputusan Mendikbudristek RI Nomor 0728/E.E4/RHS/DT.04.01/2023 tentang Penyetaraan Jabatan Akademik Dosen.


Adapun kontroversi lainnya yakni klaim nominasi nobel di bidang 2016 untuk penemuan optogenetics. 


Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I-4) menganggap klaim tersebut tidak akurat, berdasarkan surat dari UC Irvine dan pernyataan Taruna. 


I-4 juga meragukan keabsahan statusnya sebagai guru besar penuh dan dekan di Pacific Health Sciences University (PHSU).




Pangkalan Data Pendidikan Tinggi per 2023 menyebutkan, Taruna Ikrar masih terdaftar sebagai dokter pendidik klinis di Universitas Malahayati dan terakhir kali mengajar pada semester genap 2022.


Di laman resmi Universitas Malahayati, terdapat laporan tentang kuliah umum yang diberikan oleh Taruna pada 9 Agustus 2023 di President University, di mana ia membagikan pengalaman seputar menjadi peneliti kelas dunia.


Pada Jumat (17/11/2017) Universitas California di Irvine, tempat Taruna pernah bekerja juga pernah memberi konfirmasi resmi. 


"Saya dapat memastikan bahwa Dr Taruna Ikrar sudah meninggalkan Universitas California, Irvine pada 8 Agustus 2016," demikian diungkapkan Alan L Goldin, Associate Vice Chancellor untuk urusan akademik di Susan and Henry Samuelli College of Health Science, Universitas California".


"Sebagai tambahan, Universitas California, Irvine, TIDAK PERNAH menominasikannya untuk penghargaan Nobel atau penghargaan Nasional dan Internasional. Namanya juga tidak pernah diserahkan untuk pertimbangan penghargaan manapun. Saya sudah menjadi dekan Sekolah Kedokteran sejak 2012 dan saya tahu pasti tentang aktivitas semacam itu," imbuhnya.



Sumber: Inilah

Penulis blog