GLOBAL HOT NEWS SHOWBIZ TRENDING

KISAH Marie Antoinette dan Alasan Mengapa Ia Dihukum Penggal Kepala

DEMOCRAZY.ID
Agustus 23, 2024
0 Komentar
Beranda
GLOBAL
HOT NEWS
SHOWBIZ
TRENDING
KISAH Marie Antoinette dan Alasan Mengapa Ia Dihukum Penggal Kepala



DEMOCRAZY.ID - Masyarakat biasa banyak yang mengira bahwa kehidupan seorang ratu sangat indah karena dikelilingi oleh kehidupan yang mewah.


Tapi pada faktanya, tidak semua ratu mendapatkan kehidupan seperti itu. Bahkan beberapa di antaranya berakhir tragis karena melakukan perbuatan tercela.


Salah satu ratu yang hidupnya berakhir tragis adalah Marie Antoinette.


Sejak lahir, Marie Antoinette sudah diramal sebagai pembawa siap di masa depan. 


Benar saja, sampai di akhir hidupnya, Marie berurusan dengan gosip dan tuduhan mengerikan yang membuat dirinya menjadi orang yang dibenci oleh masyarakat Prancis. 


Lantas apa sebenarnya yang terjadi? Berikut kisahnya:


Kisah Tragis Marie Antoinette, Ratu yang Kepalanya Dipenggal


Marie Antoinette lahir pada 2 November 1755 di Istana Hofburg di Wina, Austria.  Sebelum kelahirannya, Wina diguncang gempa bumi berkekuatan 8,5 magnitudo yang menewaskan 30.000 orang. 


Masyarakat menganggap kelahirannya, yang diiringi oleh bencana besar itu, sebagai pertanda buruk untuk masa depannya.


Ketika Marie berusia sepuluh tahun, ayahnya, Francis I, meninggal dunia. Setelah kematian ayahnya, sang ibu segera mengatur pernikahan untuk putrinya. 


Marie kemudian dijodohkan dengan Louis XVI dari Prancis untuk mengakhiri permusuhan antara kedua negara. 


Mereka menikah pada 16 Mei 1770 di Istana Versailles; saat itu, Marie berusia 15 tahun dan Louis XVI berusia 16 tahun.


Sejak awal pernikahan mereka, pasangan muda ini menjadi topik gosip masyarakat. 


Meskipun telah menikah selama bertahun-tahun, mereka belum juga memiliki anak, yang menimbulkan spekulasi dan desas-desus tentang hubungan mereka. 


Marie bahkan digosipkan sebagai seorang lesbian yang tidak dapat menjalani hubungan dengan pria. 


Di bawah tekanan untuk melahirkan anak, Marie akhirnya melahirkan seorang putri, Marie-Thérèse Charlotte, pada 19 Desember 1778. 


Namun, pada kehamilan kedua, Marie mengalami keguguran. Pada Oktober 1781, ia melahirkan Louis Joseph Xavier François, Dauphin dari Prancis.


Meskipun telah memberikan ahli waris, citra Marie di mata masyarakat tetap buruk. Ia digosipkan memiliki hubungan spesial dengan diplomat Swedia, Count Axel von Fersen, dan skandal-skandal lainnya. 


Puncaknya, Marie Antoinette dituduh sebagai penyebab krisis ekonomi di Prancis. Sepanjang hidupnya, ia dikenal sebagai ratu yang senang berpesta dan menghambur-hamburkan uang.


Di akhir hidupnya, Marie terlibat dalam Skandal Kalung Berlian yang memicu kemarahan masyarakat Prancis terhadap kepemimpinan Raja Louis XVI. 


Skandal ini dimulai dengan sepucuk surat yang diterima oleh Louis de Rohan, yang mengaku sebagai utusan ratu. 


Surat tersebut berisi ketertarikan sang ratu untuk membeli kalung berlian senilai 1,6 juta livre, namun ia meminta Rohan untuk membantunya membeli kalung tersebut secara mencicil. 


Rohan menyetujui dan menyerahkan kalung itu kepada seorang pria yang mengaku sebagai pelayan Marie. Namun, kasus penipuan ini akhirnya terbongkar, dan Rohan ditangkap. 


Dalam penyelidikan, sejumlah fakta terungkap yang mengaitkan nama Marie Antoinette dengan skandal tersebut.


Meskipun Marie mengaku tidak terlibat, masyarakat tetap percaya bahwa ia terlibat karena reputasinya yang boros. 


Pada 31 Mei 1785, pengadilan menghukum mereka yang terlibat, termasuk Rohan. Namun, masyarakat lebih bersimpati kepada Rohan dan menuduh kerajaan sebagai pihak yang bersalah.


Ketegangan ini memicu Revolusi Prancis pada tahun 1789, yang mengubah nasib Marie Antoinette dan seluruh bangsawan Prancis. 


Pada Oktober 1789, sekelompok besar wanita Paris yang marah karena kelangkaan roti, berbaris ke Versailles dan memaksa keluarga kerajaan, termasuk Marie Antoinette, untuk pindah ke Paris di bawah pengawasan ketat.


Di Paris, kehidupan Marie berubah drastis. Dia dan keluarganya dipenjara di Tuileries dan kemudian dipindahkan ke Menara Temple. 


Dari balik jeruji, Marie menyaksikan runtuhnya monarki Prancis yang pernah ia nikmati dengan kemewahan. Suaminya, Louis XVI, dieksekusi pada Januari 1793, meninggalkannya sebagai ratu tanpa kerajaan.


Marie Antoinette sendiri diadili pada Oktober 1793 atas tuduhan pengkhianatan, konspirasi dengan musuh-musuh Prancis, dan keterlibatan dalam skandal Kalung Berlian.


Deretan Ratu yang Tewas Dipenggal Kepala


Selain Marie Antoinette, ada tiga ratu Eropa lain yang dipenggal di usia muda. Berikut daftarnya:


1. Catherine Howard


Catherine Howard adalah istri kelima dari Raja Inggris Henry VIII. Mereka menikah pada 28 Juli 1540.


Kala itu, Raja Henry VIII berusia 50 tahun, sedangkan Catherine Howard berusia 16-17 tahun.


Kehidupan pernikahan mereka berjalan dengan baik. Setahun setelahnya, Uskup Agung Cranmer melaporkan dugaan perselingkuhan yang dilakukan Catherine kepada Raja Henry.


Raja sempat tidak mengelak tuduhan tersebut. Sampai pada akhirnya, sebuah kebenaran akhirnya diungkapkan kepadanya.


Akhirnya, Catherine dihukum penggal pada 13 Februari 1542 di Menara London.


2. Anne Boleyn


Anne Boleyn adalah istri kedua dari Raja Inggris Henry VIII. Sama seperti Catherine Howard, ia dipenggal atas tuduhan perzinaan kepada Raja Henry.


Kala itu, Anne dituduh melakukan hubungan seksual dengan anggota laki-laki di istana.


Tidak hanya itu, anne juga dituduh melakukan inses karena ingin menggunakan kekuatan hitam untuk menyihir raja.


Atas perlakuannya, Anne akhirnya dikirim ke penjara di Menara London. Tak lama setelahnya, ia dinyatakan bersalah oleh juri dan dieksekusi pada 19 Mei 1536 di Menara London.


3. Mary Stuart


Mary Stuart adalah Ratu Skotlandia yang berkuasa pada tahun 1542-1567. Semasa hidupnya, ia dikenal sebagai ratu cantik dan bijaksana.


Tapi siapa yang menyangka, hidup ibu dari Raja James I ini harus berakhir secara tragis.


Mengikuti kisah sejarahnya, Mary Stuart dipenggal pada 8 Februari 1587 oleh Ratu Elizabeth I, yang merupakan sepupunya sendiri.


Ia dipenggal karena mengincar takhta Ratu Elizabeth I dan membentuk pasukan pemberontak bernama Rising of The North.


Atas perlakuannya, Mary akhirnya dikenakan hukuman penggal yang dilakukan pada 8 Februari 1587 di Fortheringhay Castle, Inggris.


Sumber: Inilah

Penulis blog