EDUKASI POLITIK

Guru Besar UGM Tanggapi Influencer Dibawa ke IKN: Apakah Mau Diadu Antara Kepakaran dan Suara Netizen?

DEMOCRAZY.ID
Agustus 26, 2024
0 Komentar
Beranda
EDUKASI
POLITIK
Guru Besar UGM Tanggapi Influencer Dibawa ke IKN: Apakah Mau Diadu Antara Kepakaran dan Suara Netizen?



DEMOCRAZY.ID - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengajak kalangan influencer ke IKN untuk meninjau jalan tol sampai infrastruktur yang sedang dibangun, pada 28 Juli 2024. 


Para influencer yang mengunjungi IKN tersebut, seperti Raffi Ahmad, Nagita Slavina, Irwansyah, Zaskia Sungkar, Atta Halilintar, Aurel Hermansyah, Sintya Marisca, Ferry Maryadi, Gading Marten, Poppy Sovia, Willie Salim, Meicy Villa, dan Dian Ayu Lestari.


Menurut Staf Khusus Presiden, Grace Natalie, alasan kehadiran influencer bersama Jokowi di IKN sebagai satu bentuk keterbukaan pada publik.


“Ini merupakan salah satu bentuk transparansi ke publik. Sudah banyak warga masyarakat yang penasaran dengan IKN,” kata Grace, pada 30 Juli 2024. 


Berdasarkan Koran Tempo, ketika Jokowi mengajak influencer datang ke IKN, ada upaya pengaburan atas realitas, tepatnya pembohongan publik. 


Para influencer yang diundang ke IKN menggaungkan IKN dalam kondisi berkebalikan dari pemberitaan selama ini. 


Influencer menampilkan seakan-akan IKN dengan kekagumannya atas pembangunan dan menarasikan impian pemindahan ibu kota negara akan segera berjalan.


Melalui tindakan ini, Jokowi lebih percaya pada narasi yang dibuat influencer karena bisa diarahkan daripada pemberitaan media. 


Influencer juga bertindak sesuai kepentingan ekonomi sehingga akan membela pihak yang membayarnya untuk menampilkan citra baik IKN. 


Kunjungan influencer ke IKN tersebut turut disoroti oleh Guru Besar Universitas Gadjah Mada atau UGM, Prof Koentjoro. 


Ia mengungkapkan, dengan kunjungan para influencer itu menunjukkan pemerintah belum mampu menyiapkan anak muda Indonesia mencapai Indonesia Emas. Pemerintah tidak memahami bonus demografi yang sudah terjadi sejak 2021. 


“Pemerintah menyiapkan apa untuk bonus demografi? Karena jika tidak disiapkan dengan baik, akan menjadi beban demografi. Pemerintah tidak pernah membuat tahapan mencapai sana (Indonesia Emas),” kata Koentjoro, pada 24 Agustus 2024.


Koentjoro sangat menyayangkan anak muda sekarang dimanfaatkan untuk kepentingan politik, seperti dalam kunjungan ke IKN.


“Saat kunjungan di IKN, Kementerian Sekretariat Negara tidak diundang, tetapi influencer diundang. Artinya, membunuh kepakaran. Karena yang digunakan suara terbanyak itu dari netizen. Apakah mau diadu kepakaran dan netizen?” tegas Dosen Fakultas Psikologi UGM itu.


Koentjoro juga mengecam pemerintah untuk tidak menunggangi influencer demi kepentingan politik. 


Sebab, influencer yang tampil di media sosial kerap memamerkan kemewahan dengan membeli produk luar negeri. 


“Harusnya influencer menunjukkan bagaimana pakai pakaian indonesia. Bukan pamer ke luar negeri dan membeli produknya,” kata dia.


Koentjoro melihat bahwa anak muda sekarang memiliki rasa cinta dan bela negara yang kuat. 


Salah satu contohnya ketika demo dalam kawal Putusan MK. Anak muda tersebut memiliki musuh bersama sehingga bersatu menjadi satu kekuatan untuk melawannya.


Tindakan ini menunjukkan banyak anak muda yang masih memiliki sense of nationalism tinggi tanpa ditunggangi orang lain. 


Dengan demikian, Koentjoro menekankan pemerintah melakukan pendidikan terhadap influencer agar dapat bersatu dan membanggakan negara. 


“Makanya, lakukan pendidikan untuk influencer,” ujar Guru Besar UGM ini.


Sumber: Tempo

Penulis blog