DEMOCRAZY.ID - Inspektur Satu Rudiana, ayah Muhammad Rizky Rudiana alias Eky, mengaku jika dirinya bertindak sepihak saat mencari, menangkap, dan menginterogasi delapan orang yang diduga terlibat dalam kematian anaknya serta Vina Dewi Arsita di Cirebon pada Sabtu malam, 27 Agustus 2016 lalu
Rudiana menuturkan, pada Sabtu, 27 Agustus 2016 sekitar pukul 23.00 WIB, ia mendapat telepon dari salah seorang personel TNI yang mengabarkan anaknya berada di dalam kamar mayat Rumah Sakit Daerah (RSD) Gunung Jati, Cirebon.
"Seketika itu saya seperti mimpi, tapi ini bukan mimpi. Saya dengan keluarga langsung berangkat," katanya kepada Tempo saat ditemui di Restoran Hotel Grand Tryas Cirebon, Jawa Barat, Rabu, 31 Juli 2024.
Setelah sampai, ia dan keluarga langsung diarahkan menuju meja mayat. Saat itulah Rudiana melihat langsung kondisi Eky dengan berbagai luka.
"Saya agak panik dan langsung diamankan ke ruang perawatan," ucap dia.
Dua hari setelah kematian Eky, Rudiana datang ke Polsek Talun untuk mengecek kondisi motor anaknya.
Sepengamatannya, hanya ada kerusakan di bagian body sebelah kiri motor Eky. Hal ini yang membuat Rudiana yakin Eky tidak tewas karena kecelakaan.
"Saya lihat luka dan kerusakan motor," ucap dia.
Keesokannya, 31 Agustus 2016, Rudiana yang pada saat itu menjabat sebagai Kepala Unit Satuan Narkoba Polres Cirebon Kota, mengajak tiga rekannya dari unit narkoba untuk mencari tahu dengan mengunjungi Tempat Kejadian Perkara (TKP).
"Kami waktu itu pakai baju preman. Kita kan dari narkoba," ucap dia.
Lokasi pertama yang di kunjungi adalah Flyover Talun, tempat ditemukannya Eky. Menurut dia, tidak ada tanda bekas kecelakaan.
Rudiana bersama tiga rekannya datang ke salah satu rumah yang berada tepat di bawah flyover untuk mengecek CCTV, tapi tidak ada yang mengarah ke TKP.
Lokasi kedua, Rudiana datang ke minimarket tidak jauh dari Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 11 Cirebon, dan melihat CCTV di malam 27 Agustus 2016.
Sementara tiga rekannya mencari orang-orang yang bisa digali informasi. Perolehan yang didapat juga sama seperti sebelumnya.
Rudiana Bertemu Aep dan Dede
Hingga akhirnya, mereka melihat ada dua orang laki-laki sedang nongkrong di ruko bengkel motor--dua orang ini diketahui bernama Aep dan Dede.
Rudiana memperkenalkan diri dari Polres Cirebon Kota dan menanyakan tujuannya ke Aep dan Dede, mencari informasi kejadian di malam minggu ditemukan mayat di flyover.
Selanjutnya, kata Rudiana, Dede mengaku melihat ada keributan di depan SMPN 11 Cirebon. Ayah Eky ini menggali informasi soal siapa saja orang-orang yang terlibat.
“’Saya hafal tapi enggak ngeliat’ itu kata Dede,” ujar Rudiana.
Setelahnya, Aep menimpali dan mengaku hafal orang-orang yang diduga terlibat dalam kematian Eky serta bercerita ada satu motor berwarna hijau yang dilempar batu dan dikejar-kejar.
"Saya perlihatkan aja motor anak saya dan Aep membenarkan motor itu yang dilempar batu," tuturnya.
Rudiana lalu memberikan nomor teleponnya kepada Aep dan meminta dia menghubunginya jika melihat atau bertemu dengan para pelaku.
"Sekitar jam 4 sore, Aep telepon saya kalau anak-anak yang ribut malam minggu ngejar motor hijau lagi ngumpul di depan SMP 11 di pos kamling," ucap dia.
Menurut Rudiana, ia langsung mendatangi lokasi yang dimaksud Aep dan melihat ada delapan orang yang berkumpul.
Sata itu, kata dia, ia memperkenalkan dirinya dan tiga anggota lainnya dari Polres Cirebon Kota dan meminta delapan orang ini ikut ke Polres Cirebon tanpa menjelaskan maksud dan tujuannya.
Sebelum menuju Polres Cirebon Kota, Rudiana melaporkan tindakannya ke Kasat Narkoba Polres Cirebon Kota dan mengabarkan jika sudah menemukan terduga pelaku yang diduganya melakukan penganiayaan terhadap Eky.
"Beliau bilang suruh bawa aja ke kantor," ucap dia.
Di Polres Cirebon, delapan itu dibawa ke ruangan satuan narkoba. Rudiana mengaku menginterogasi dua orang, yaitu Jaya dan Sudirman. Sedangkan enam orang lainnya diperiksa oleh tiga rekannya.
Ia mengklaim pemeriksaan itu didokumentasikan dan diawasi oleh personel Profesi dan Pengamanan (Propam).
Setelah delapan orang itu mengakui perbuatannya, Rudiana mengaku menelopon kembali pimpinannya.
"Pimpinan saya lalu menelepon ke Kasat Reserse Kriminal (Reskrim), dan bilang serahkan ke reskrim," katanya.
Saat membawa delapan orang tersebut, Rudiana mengaku jika dirinya tidak tahu apakah mereka merupakan pelaku atau bukan, karena belum ada landasan yang kuat.
"Kalau saya langsung serahkan ke reskrim kan apa dasarnya. Jadi setelah ada pengakuan baru saya serahkan," jelasnya.
Catatan redaksi: Berita ini diubah pada Sabtu, 3 Agustus 2024 pukul 19.37 untuk memperbaiki waktu kedatangan Rudiana ke rumah sakit..
Sumber: Tempo