DEMOCRAZY.ID
%20(Custom).jpg)
DEMOCRAZY.ID - Ekonom Senior INDEF, Faisal Basri memberikan analisa yang cespeng, terkait keputusan Presiden Jokowi melakukan perombakan kabinet (reshuffle) di akhir masa jabatannya.
Ada dua hal strategis yang dilakukan Jokowi dalam reshuffle kali ini.
Yakni memasang Bahlil Lahadalia sebagai Menteri ESDM dan mencopot Yasona Laoly sebagai Menteri Hukum dan HAM.
Kata Faisal, keputusan Jokowi ini, tentu saja bukan kebetulan namun udah difikirkan dengan matang.
"Keputusan Jokowi ini, seolah dia ingin konsolidasikan kekuasaan di akhir masanya. Misalnya Bahlil yang akan diplot menjadi Ketum Partai Golkar, Kemudan, Menhukham Yasonna Laoly dicopot, digantikan Supratman Andi Agtas.
"Kenapa Menkumham diganti? Ya karena dia yang mengesahkan pengurus partai. Nanti kalau Menkumham-nya enggak mau sahkan kepengurusan Golkar jadinya kacau. Ini semua untuk mengkonsolidasikan kekuasaan," kata Faisal, Jakarta, Senin (19/8/2024).
Faisal mengaku tak mengetahui apa yang terjadi dengan Arifin Tasrif yang dicopot Jokowi, digantikan Bahlill. Bisa jadi ada kaitannya dengan rencana menguasai Partai Golkar.
Sehingga Jokowi setelah lengser tetap punya sandaran politik yang kuat. Intinya, Jokowi tetap ingin berkuasa atau mengendalikan negara meski sudah tak berkantor di istana.
"Jadi ini proses pergantian yang dipercepat, apakah ini cerminan akan melanjutkan atau apa ya kita lihat saja," katanya.
Pada Senin (19/8/2024), Jokowi resmi melantik 3 menteri dan satu wakil menteri (wamen) baru dalam perombakan (reshuffle) terbaru KIM. Pelantikannya dilakukan di Istana Negara, Jakarta.
Ketiga menteri dan wamen anyar yang bernasib baik itu, adalah:
1. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia: Supratman Andi Agtas
2. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral: Bahlil Lahadalia
3. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal: Rosan Perkasa Roeslani
4. Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika: Angga Raka Prabowo
Sumber: Inilah
