HUKUM

Duh! Merasa Dibohongi, Keluarga Korban Penculikan '98 Trauma Usai Bertemu Elite Gerindra

DEMOCRAZY.ID
Agustus 08, 2024
0 Komentar
Beranda
HUKUM
Duh! Merasa Dibohongi, Keluarga Korban Penculikan '98 Trauma Usai Bertemu Elite Gerindra



DEMOCRAZY.ID - Pihak keluarga aktivis korban penculikan 1998 disebut mengalami trauma usai bertemu dengan dua petinggi Partai Gerindra pada Minggu (4/8/2024).


Sekretaris Umum Ikatan Keluarga Orang Hilang Indonesia (IKOHI) Zaenal Muttaqin menjelaskan, pihak keluarga korban trauma karena merasa dibohongi dengan agenda pertemuan tersebut.


Sebab, para peserta tidak bertemu dengan pengurus IKOHI yang biasa menginisiasi agenda reuni keluarga korban.


“Karena kami terbiasa bertemu khusus dengan keluarga korban, untuk meng-update kondisi terkininya ya,” ujar Zaenal kepada wartawan di Jakarta Selatan, Rabu (7/8/2024).


“Biasanya pada cerita berbagai masalah keluarga yang biasa diceritakan, bagaimana langkah advokasi tahun berikutnya dan lain sebagainya,” sambungnya.


Dalam agenda pertemuan pada 4 Agustus 2024 kemarin, kata Zaenal, keluar keluarga korban justru dipertemukan dengan Ketua Harian Gerindra Sufmi Dasco Ahmad dan Wakil Ketua Umum Gerindra Habiburokhman.


Kehadiran kedua politisi anak buah Prabowo Subianto pun sama sekali tidak diinformasikan kepada pihak keluarga yang hadir.


“Jadi sampai selesai pertemuan, keluarga ini masih bertanya, kok sampai akhir belum kelihatan. Sampai kemudian tiba-tiba ada Dasco, dan akhirnya seperti yang kita ketahui. Dan sampai sekarang mereka masih trauma,” ungkap Zaenal.


Adik Aktivis Wiji Thukul Wahyu Susilo menambahkan bahwa trauma para keluarga korban semakin diperparah karena Dasco mengunggah foto pertemuan mereka ke media sosial.


“Ini akan memberikan beban psikologis sebenarnya bagi korban yang ada di foto itu yang sebenarnya memang tidak berada dalam relasi kuasa yang setara, terintimidasi,” kata Wahyu.


Selain itu, lanjut Wahyu, Dasco bahkan mengeklaim bahwa pertemuan itu untuk mempererat hubungan Gerindra dengan para korban, sekaligus penyamaan visi kedua pihak.


Pada akhirnya, pihak keluarga korban kesulitan untuk membantah narasi yang telah dibangun oleh Gerindra, setelah pertemuan tersebut.


“Dan sampai sekarang misalnya, beberapa orang juga mengalami depresi ya. Seperti keponakan saya (Fitri Nganthi Wani) depresi karena menerima kenyataan bahwa sebenarnya enggak ada IKOHI,” jelas Wahyu.


Diberitakan sebelumnya, Sufmi Dasco dan Habiburokhman bertemu dengan keluarga orang hilang dan aktivis 1998 pada Minggu (4/8/2024). Dasco menjelaskan, pertemuan itu dilakukan dalam rangka memperkuat tali persaudaraan.


"Pertemuan dengan keluarga orang hilang '98 dan aktivis '98 itu juga dalam rangka silaturahmi. Memperkuat tali persaudaraan," ujar Dasco di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (5/8/2024).


"Kita enggak bicara macam-macam, cuma kita sepakat bahwa ke depan kita akan sama-sama memikirkan bagaimana kemajuan Indonesia," sambungnya.


Menurut Dasco, terkait apa yang terjadi di masa lalu, itu sudah dilakukan penyelesaian oleh pemerintah


Diketahui, ada dugaan pelanggaran HAM dalam hilangnya sejumlah aktivis di tahun 1998 silam.


"Dan bahwa kemudian ada hal-hal di masa lalu, ya itu sudah ada penyelesaian yang dilakukan oleh pemerintah. Tetapi juga kami ingin melakukan sinkronisasi-sinkronisasi dalam rangka menyamakan visi ke depan," kata Dasco.


Terkait apakah ada pesan yang disampaikan keluarga orang hilang '98 kepada Ketua Umum Gerindra sekaligus Presiden terpilih Prabowo Subianto, Dasco menegaskan tidak ada yang berkaitan dengan politik.


Dia menyebut mereka membahas mengenai bagaimana menyejahterakan rakyat, terkait pendidikan, pangan, dan kesehatan.


Dasco kembali menekankan pelanggaran HAM di masa lalu sudah diselesaikan pemerintah.


"Kalau penyelesaian pelanggaran HAM itu kan sudah diselesaikan secara non-yudisial oleh pemerintah. Dan itu mereka tahu bahwa itu sudah ada penyelesaian," imbuhnya.


Sumber: Kompas

Penulis blog