DEMOCRAZY.ID - Di tengah euforia jelang upacara kemerdekaan di Ibu Kota Nusantara (IKN) Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, terselip kisah pilu di kalangan para pekerja. Saat berbincang dengan Inilah.com, di sebuah warung kopi semi permanen, A (30) salah satu pekerja atau buruh di IKN mengaku punya pengalaman tak mengenakkan ketika masih bekerja di bawah kontrak PT Wijaya Karya (WIKA), upahnya telat dibayarkan. Menurutnya, perusahaan pelat merah yang satu ini, memang terkenal di kalangan pekerja suka telat membayar gaji. Ia mengungkapkan, permainan biasanya dilakukan oleh wakil mandor bekerja di lapangan yang menyebabkan upah dari para pekerja dipotong ataupun dibawa kabur. A mengaku harus menunggu lebih dari satu bulan untuk bisa menikmati upah dari jerih payahnya. "Gaji saya telat satu bulan dua minggu. Dari kontraktor PT WIKA. Kalau WIKA itu biasa sering telat. Wakil mandornya main di lapangan. Mandornya enggak di situ, enggak tahu jarang terlihat,"
DEMOCRAZY.ID - Di tengah euforia jelang upacara kemerdekaan di Ibu Kota Nusantara (IKN) Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, terselip kisah pilu di kalangan para pekerja. Saat berbincang dengan Inilah.com, di sebuah warung kopi semi permanen, A (30) salah satu pekerja atau buruh di IKN mengaku punya pengalaman tak mengenakkan ketika masih bekerja di bawah kontrak PT Wijaya Karya (WIKA), upahnya telat dibayarkan. Menurutnya, perusahaan pelat merah yang satu ini, memang terkenal di kalangan pekerja suka telat membayar gaji. Ia mengungkapkan, permainan biasanya dilakukan oleh wakil mandor bekerja di lapangan yang menyebabkan upah dari para pekerja dipotong ataupun dibawa kabur. A mengaku harus menunggu lebih dari satu bulan untuk bisa menikmati upah dari jerih payahnya. "Gaji saya telat satu bulan dua minggu. Dari kontraktor PT WIKA. Kalau WIKA itu biasa sering telat. Wakil mandornya main di lapangan. Mandornya enggak di situ, enggak tahu jarang terlihat,"