POLITIK

Dianggap Ancaman Serius Rezim, Anies Dapat 'Tawaran Mahal' Agar Tidak Maju Pilkada Jakarta 2024

DEMOCRAZY.ID
Agustus 16, 2024
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Dianggap Ancaman Serius Rezim, Anies Dapat 'Tawaran Mahal' Agar Tidak Maju Pilkada Jakarta 2024



DEMOCRAZY.ID - Politisi Andi Sinulingga baru mengetahui Anies Baswedan dianggap ancaman serius rezim sehingga dicegat untuk mengikuti pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2024 daripada harus melawannya.


Jika gagal dicegat, maka harus dijegal, sehingga Anies Baswedan sampai ditawari kursi menteri agar tidak maju Pilkada DKI Jakarta 2024, ini menunjukkan mahalnya nilai diri mantan capres nomor urut satu itu.


"Anies itu ternyata dianggap ancaman serius rezim Jadi, daripada susah-susah melawan Anies di pilkada, lebih baik dicegat di awal. Kalau tak bisa dicegat, ya dijegal. Memang mahal nilai diri Anies ini, sampe-sampe di tawari kursi menteri segala asal tak maju pilkada Jakarta," ungkapnya, dikutip dari akun X pribadinya, Rabu (14/8).



Melansir dari Kumparan, Anies Baswedan diam-diam pernah dipanggil elit Partai Gerindra untuk ditawari kursi menteri asal mau mundur dari pencalonan di Pilkada DKI Jakarta November mendatang.


Sementara diketahui, dalam survei Litbang Kompas terkait Pilkada DKI Jakarta 2024, Anies Baswedan masih berada di urutan pertama dengan elektabilitas sebesar 29,8 persen, sedangkan posisi kedua diduduki Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.


“Survei elektabilitas calon gubernur rujukan publik Jakarta, Anies Baswedan 29,8%, urutan kedua Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok 20%,” tulis Litbang Kompas seperti dikutip Selasa (16/7/2024).


Kemudian posisi selanjutnya terpaut jauh dengan Anies dan Ahok, yaitu Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ridwan Kamil dengan 8,5 persen, Menteri BUMN Erick Thohir 2,3 persen.


Lalu ada sejumlah nama dengan elektabilitas di angka 1 persen, yaitu Menteri Sosial Tri Rismaharini, Pj Gubernur Jakarta Heru Budi Hartono, Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep, Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Andika Perkasa dan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang meraih 1,3%.


Survei tersebut dilakukan pada 15-20 Juni 2024, dan sebanyak 30 persen responden masih tidak tahu atau belum menjawab siapa sosok yang dinilai layak untuk memimpin Jakarta.


Peluang Anies di Jakarta Mengecil: PKS Beri “Deadline”, PKB Tak Janji, Nasdem Batal Usung


Peluang mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk maju dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 semakin tipis. 


Partai-partai yang sebelumnya berniat mengusung Anies kini perlahan-lahan menarik dukungan mereka.


Awalnya, Partai Nasdem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) memberikan sinyal untuk mendukung Anies pada Pilkada Jakarta tahun ini. Namun, belakangan, rencana tersebut tampaknya batal.


PKS beri “deadline"


PKS sempat memberikan tenggat waktu atau deadline bagi Anies untuk mencari koalisi agar pasangan Anies-Sohibul Iman (AMAN) dapat maju dalam Pilkada Jakarta.


Menurut Juru Bicara PKS M Kholid, Anies telah melewati batas waktu 40 hari yang ditetapkan PKS untuk melengkapi kursi koalisi.


"Sebenarnya, tenggat waktu 40 hari yakni sejak 25 Juni deklarasi pasangan Anies-Sohibul Iman adalah waktu yang seharusnya cukup bagi Mas Anies untuk sama-sama mengusahakan agar tiket ini berlayar," ujar Kholid saat dimintai konfirmasi Kompas.com, Rabu (7/8/2024) malam.


Sebagai partai pemenang Pileg Jakarta, PKS memiliki 18 kursi. Anies memerlukan tambahan empat kursi untuk maju dalam Pilkada Jakarta.


Namun, Anies mengaku terkejut dengan pernyataan Kholid mengenai deadline tersebut. Melalui rekaman suaranya, Anies membantah soal adanya deadline mencari koalisi yang diutarakan Kholid.


"Kenapa kaget, karena memang tidak pernah dibahas, dan setau saya memang tidak pernah ada deadline soal SK dari partai lain," ujar Anies melalui rekaman suara yang dibagikan juru bicarnya, Sahrin Hamid, kepada Kompas.com, Senin (12/8/2024).


Khoiruddin pun merespons balik dengan mengatakan bahwa deadline itu sudah dibicarakan. PKS pun menyinggung soal komitmen partainya mendukung Anies sejak Pilkada 2017 hingga Pilpres 2024.


PKB tak janji usung Anies


Sementara itu, PKB mengungkapkan, mereka tidak memiliki janji khusus untuk mengusung Anies Baswedan dalam Pilkada Jakarta.


Wakil Ketua Umum DPP PKB, Jazilul Fawaid, menyebut bahwa dukungan terhadap Anies hanya merupakan aspirasi dari pengurus wilayah PKB.


"Enggak ada janji (usung Anies di Jakarta), (tapi) ada aspirasi dari pengurus wilayah (DPW) PKB DKI," kata Jazilul di DPP PKB, Jakarta Pusat, Selasa (13/8/2024).


Jazilul juga menyatakan bahwa PKB belum resmi mendukung sosok mana pun untuk Pilkada DKI Jakarta dan akan melihat perkembangan lebih lanjut.


Nasdem beri sinyal batal usung Anies


Partai Nasdem, yang sebelumnya juga berencana mendukung Anies, kini memberikan sinyal untuk membatalkan dukungan untuk eks Mendikbud itu.


Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menilai, Anies Baswedan sulit untuk maju dalam Pilkada Jakarta 2024 karena situasi yang ada saat ini.


Paloh menyampaikan, kesulitan itu berdasarkan pada situasi yang ada. Namun ia tidak menjelaskan situasi yang seperti apa yang dimaksud.


"Pak Anies ya kalian tahu situasi yang ada. Barangkali susah beliau untuk maju dalam Pilkada Jakarta ini," kata Surya Paloh usai menerima Gelar Tanda Kehormatan di Istana Negara, Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (14/8/2024).


Paloh juga menyampaikan bahwa tahun ini bukanlah momen yang tepat bagi Anies untuk maju dalam Pilkada Jakarta. Bahkan, ia telah menyampaikan hal tersebut langsung kepada Anies.


"Saya sudah beritahu Pak Anies, Pak Anies anda sebagai adik, ini bukan momen anda untuk maju pada Pilkada Jakarta Raya," kata Paloh usai melakukan kunjungan ke kediaman Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, seperti dikutip dari Kompas TV, Kamis (15/8/2024).


Paloh menambahkan bahwa Nasdem akan mencari kesempatan lain yang lebih tepat bagi Anies di masa depan.


"Kita cari momentum yang lebih tepat lagi ke depannya. Ada pemahaman itu," ucap Paloh.


Sumber: WartaEkonomi

Penulis blog