EDUKASI EKBIS POLITIK

Cuan Besar! GOTO Berpotensi Raup Pendapatan Rp 1,5 Triliun Per Tahun Berkat Makan Bergizi Gratis

DEMOCRAZY.ID
Agustus 02, 2024
0 Komentar
Beranda
EDUKASI
EKBIS
POLITIK
Cuan Besar! GOTO Berpotensi Raup Pendapatan Rp 1,5 Triliun Per Tahun Berkat Makan Bergizi Gratis



DEMOCRAZY.ID - Bahana Sekuritas memperkirakan kinerja operasional dan keuangan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) akan terdongkrak, seiring dengan rencana Wakil Presiden Terpilih Gibran Rakabuming Raka yang akan mengajak emiten teknologi tersebut untuk terlibat dalam program makan bergizi gratis.


Keterlibatan GOTO menyasar pada penyediaan makanan yang akan dibiayai sepenuhnya oleh dana pemerintah dalam ekosistem pemesanan makanan GoFood.


"Perhitungan back-envelope kami menyiratkan GOTO akan mendapatkan tambahan Rp30 triliun GMV dan pendapatan bersih minimal Rp1,5 triliun setiap tahun," ujar Head of Research Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro dalam riset, dikutip Kamis (1/8/2024).


Perkiraan tersebut juga didasari dengan perkirakaan tingkat pengambilan komisi atau take-rate yang diambil GOTO dalam merchant GoFood tersebut dikisaran 5%-10%. Saat ini, tak-rate GOTO terhadap GoFood berada dikisaran 20%-30%.


Namun, Satria menggarisbawahi jika perkiraan pendapatan tersebut jika mengasumsikan anggaran yang ditujukan dalam program tersebut adalah sebesar Rpp71 triliun, dengan pembagian pendapatan dari kemungkinan saiangannya, Grab Holdings.


Satria juga mengatakan masih terdapat sejumlah tantangan dalam memuluskan rencana tersebut, salah satunya seperti ketersediaan mitra pengemudi didaerah terpencil.


Meski demikian, lanjut dia, tantangan tersebut masih akan diakomodir perusahaan, sejalan dengan rencana penambahan mitranya ke depan. "Kami memperkirakan tambahan 800.000 pengemudi Go-Ride secara nasional dari saat ini sekitar 2,5 juta."


Jadi Katalis Positif


Di sisi lain, Satria memperkirakan jika program tersebut berhasil dilaksanakan, maka dapat meningkatkan status pemerintahan Prabowo-Gibran di kalangan investor asing: Indonesia dapat menjadi tolok ukur karena memulai program bantuan sosial yang sepenuhnya digital, yang pertama di dunia.


"Ini juga bisa menjadi sinyal kebijakan untuk lebih banyak inisiatif digitalisasi ke depan," lanjut dia.


Selain itu, dari sudut pandang makroekonomi, kelancarana program tersebut juga akan meningkatkan konsumsi rumah tangga berpenghasilan rendah.


Keterlibatan emiten teknologi tersebut juga memungkinan untuk dapat melacak transparansi efektivitas program makan siang tersebut dalam pengawasannya, meminimalkan ruang korupsi, dan memastikan efek pengganda maksimum bagi perekonomian.


Sumber: Kontan

Penulis blog