DEMOCRAZY.ID - Anies Baswedan akhirnya batal maju Pilgub Jakarta setelah PDIP mengusung Pramono Anung sebagai Cagub.
Batal diusung PDIP, banyak orang menganggap kesempatan Anies Baswedan di Pilgub Jakarta 2024 sirna.
Namun, pengamat politik kawakan Rocky Gerung menyebut harapan Anies Baswedan belum mati meski tak jadi diusung PDIP.
Rocky Gerung tak memungkiri bahwa fakta yang ada saat ini memang Anies Baswedan gagal maju di Pilgub Jakarta.
"Fakta itu sudah terjadi. Anies tidak memperoleh tiket (Pilkada Jakarta), Anies gagal, Anies dihalangi, Anies harus mengakhiri karir politknya," kata Rocky Gerung dikutip dari YouTube Rocky Gerung Official pada Rabu, 28 Agustus 2024.
Menurutnya, masih ada potensi menghidupkan kembali harapan Anies Baswedan untuk berkontestasi.
"Akan tetapi, selalu ada potensi untuk menghidupkan kembali harapan pada Anies kan?" ucap Rocky.
Rocky Gerung berpendapat bahwa harapan Anies Baswedan belum mati asalkan memiliki partai politik sendiri atau kekuatan politik.
"Akan tetapi, harapan itu (muncul) secara rasional mungkin apabila Anies mempunyai partai politik," ujar Rocky.
Rocky Gerung tak meragukan kapasitas politik Anies, akan tetapi menurutnya Anies tak punya kemampuan untuk meyakinkan partai.
"Kapasitas Anies tidak diragukan dalam politik, tetapi ia tidak punya kemampuan untuk mendalilkan bahwa kapasitas itu bisa ditangkap dengan sempurna oleh partai-partai politik," kata Rocky.
Dengan jejak poltik Anies Baswedan yang sering berpindah-pindah partai mulai dari Demokrat, Gerindra, PKS hingga PKB, sulit baginya untuk diusung PDIP.
Rocky Gerung mengungkapkan bahwa Anies bisa saja menjadi hambatan bagi PDIP pada Pilpres 2029 nanti.
"Tentu Anies itu menjadi hambatan buat PDIP misalnya," ungkapnya.
Menurutnya, tak mungkin PDIP akan mengusung Anies Baswedan untuk berkontestasi meski kapasitas intelektualnya tergolong andal.
Alasan utamanya karena perbedaan ideologi Anies dengan PDIP yang saling bertabrakan.
"Nggak mungkin Anies disediakan untuk memimpin Indonesia walaupun kapasitas intelektualnya handal," ucapnya.
Atas hal tersebut, Rocky menyimpulkan bahwa seseorang yang memiliki kapasitas poltik unggul tetap membutuhkan kendaraan (partai politik) sendiri untuk ikut berkontestasi dalam pesta politik.
"Seseorang untuk ikut pertandingan politik harus mempunyai kendaraan sendiri, nggak boleh nebeng," tandasnya.
Sumber: AyoJakarta