DEMOCRAZY.ID - Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berniat untuk masuk partai politik (parpol).
Dia akan mempertimbangkan opsi itu sebab menjadi kader parpol dianggap akan memudahkan jalannya maju di pemilihan gubernur atau Pilgub Jakarta 2024.
Anies diketahui saat ini berstatus nonpartai, baik saat menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 maupun ketika maju sebagai calon presiden di Pilpres 2024.
Tentang Anies Berniat Masuk Partai
1. Pertimbangan Anies masuk parpol
Saat ditanya peluangnya bergabung dengan partai politik menjelang Pilkada 2024, ia juga tak membantah.
"Nanti kita lihat," kata dia usai menghadiri kegiatan Simposium Peta Jalan Pendidikan Indonesia di Akademi Bela Negara NasDem, Pancoran, Jakarta Selatan pada Kamis, 8 Agustus 2024.
Anies hanya menjawab singkat soal peluang dirinya bergabung dengan partai politik. Dia tidak menyebutkan partai-partai mana saja yang bisa menjadi pilihan.
2. Usulan dari PKS
Sebelumnya, usul agar Anies bergabung dengan partai politik disampaikan Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Keadilan Sejahtera atau DPW PKS Jakarta Khoirudin.
Hal itu, kata Khoirudin, perlu dilakukan agar mempermudah peroleh tiket pencalonan di Pilgub Jakarta.
Dia mengusulkan Anies bergabung ke partai lain untuk bisa menambah suara sebagai syarat pendaftaran di Pilgub Jakarta.
"Yang paling mungkin Pak Anies pakai jaket partai lain sehingga terjadilah dua partai koalisi, cukup syarat untuk mendaftar," kata Khoirudin saat ditemui wartawan di Gedung DPRD Jakarta, Rabu, 7 Agustus 2024.
3. PKS siap terima Anies jadi kader
Wakil Ketua DPRD Jakarta itu juga menawarkan solusi lain kepada Anies untuk mempermudah pencalonannya sebagai gubernur Jakarta, yakni bergabung sebagai kader PKS.
"Atau, Pak Anies pakai jaket PKS aja. Kami lepas wakilnya," ujarnya.
Namun, jika Anies memilih ke partai lain, Khoirudin mengatakan jatah wakil harus dari PKS."(Sohibul) enggak ada gantinya. Harus Sohibul Iman. Harus jatah PKS," ujarnya.
4. Pilkada DKI Jakarta 2024
Anies saat ini telah mendapatkan dukungan dari sejumlah partai untuk maju kembali di Pilgub DKI Jakarta 2024.
Di antaranya dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang ingin Anies maju bersama Sohibul Iman, kader PKS, sebagai calon wakil gubernur.
Selain itu, ada Partai NasDem yang telah menyatakan dukungan untuk Anies di Pilgub Jakarta.
Namun, Anies dan kedua partai tersebut hingga saat ini belum resmi mengumumkan koalisi. Mantan Menteri Pendidikan itu masih berpeluang gagal maju kembali di Pilgub Jakarta jika koalisi pengusungnya tak terwujud.
Ada syarat ambang batas 20 persen kursi DPRD yang harus dipenuhi koalisi partai politik untuk mengusung calon di Pilkada.
5. Anies diduga ditinggalkan
Khoirudin mengatakan partainya telah memberikan batas waktu kepada Anies Baswedan untuk mencari rekan koalisi pada Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta tahun 2024.
Anies, kata dia, sudah diberi tenggat waktu selama 40 hari sejak 25 Juni 2024 untuk mencari kursi dukungan tambahan dari partai lain sebagai syarat ikut Pilkada Jakarta.
Menurut dia, peluang PKS maju pada Pilkada Jakarta 2024 pun kini semakin terdesak di tengah rekan koalisinya pada Pilpres 2024, yakni Partai NasDem dan PKB, yang diprediksi akan bergabung ke Koalisi Indonesia Maju (KIM) sehingga menyisakan PKS sebagai satu-satunya partai yang mendukung Anies Baswedan.
PKS juga telah membuka opsi untuk meninggalkan Anies Baswedan dan bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang bakal mengusung Ridwan Kamil untuk maju sebagai bakal calon gubernur pada Pilkada DKI Jakarta tahun 2024.
Sumber: Tempo