POLITIK

Waduh! Pengamat Yakin Jokowi Bakal Ditinggal Parpol Pendukung Setelah Prabowo Dilantik

DEMOCRAZY.ID
Juli 07, 2024
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Waduh! Pengamat Yakin Jokowi Bakal Ditinggal Parpol Pendukung Setelah Prabowo Dilantik

Waduh! Pengamat Yakin Jokowi Bakal Ditinggal Parpol Pendukung Setelah Prabowo Dilantik


DEMOCRAZY.ID - Pengamat politik dari Universitas Padjajaran, Muradi, mengatakan pengaruh politik Presiden Joko Widodo atau Jokowi akan redup setelah pelantikan Prabowo Subianto sebagai presiden pada 20 Oktober mendatang. Dia pun yakin Jokowi akan mulai ditinggalkan partai-partai pendukungnya.


"Saya yakin betul, pasca 20 Oktober mereka (partai pendukung) akan geser," kata Muradi saat dihubungi Tempo, Kamis, 4 Juli 2024.


Menurut Muradi, latar belakang Prabowo sebagai militer membentuk kepribadiannya menjadi seorang yang cenderung formal. Prabowo pun akan enggan terus-menerus manut kepada Jokowi.


"Pak Prabowo itu kan orangnya formal banget. Tertib dan formal. Dia tidak akan terus-terusan mendengarkan Pak Jokowi setelah Pak Jokowi tidak lagi Presiden,” ujarnya.


Prabowo sempat mewacanakan akan membentuk Presidential Club setelah dirinya resmi melenggang ke istana. 


Klub informal ini akan jadi ajang mantan presiden berbagi pandangan untuk pemerintahan baru. 


Meski relasi Prabowo dan Jokowi akan terawat lewat forum pensiunan kepala negara itu, kata Muradi, ini tidak berarti Prabowo akan mengikuti arahan Jokowi. 


Prabowo dan Jokowi punya pengalaman pahit. Muradi menuturkan, masa-masa menjelang Pemilihan Presiden 2014, Prabowo sempat bertemu dengan Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi saat ini.


Prabowo meminta Luhut agar tak mendukung Jokowi. Ia ragu dengan kapabilitas mantan Wali Kota Solo itu memimpin negeri seraya mendampratnya dengan sebutan "sopir andong". Cerita ini juga pernah disampaikan politikus PDI-P, Panda Nababan.


"Lihat saja perlakuan Pak Prabowo waktu 2014 ke Pak Jokowi. (Dikatain) sopir andong, tukang angkot, diomongin begitu," kata Muradi


Menurut Muradi, sikap Prabowo yang mengomentari Jokowi dengan sebutan-sebutan yang merendahkan ini menunjukkan bahwa mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus itu akan tetap mempertahankan jarak formal.


Sikap Prabowo yang militeristik ini juga akan membuat dirinya sulit diintervensi oleh Jokowi. 


"Kekhawatiran banyak orang bahwa beliau akan tetap melakukan upaya intervensi, bukan perkara gampang, tapi mungkin itu akan dilakukan juga," kata Guru Besar Ilmu Politik dan Keamanan Universitas Padjajaran ini.


Pertanyaan penting menurut Muradi adalah apakah aparatur negara akan tetap loyal kepada Jokowi setelah tidak lagi menjabat. 


Muradi memprediksi aparat keamanan, termasuk polisi, TNI, dan intelijen, pasti hanya akan loyal kepada pemerintahan baru Prabowo.


Selain itu, Muradi mencatat Partai Gerindra mulai intens menggalang koalisi dengan partai politik lain untuk Pilkada 2024 dan mulai menonjolkan jagoannya dari kader partai untuk maju. 


Di Jawa Tengah, misalnya, Gerindra mengusung Ketua Dewan Pengurus Daerah partai tersebut, Sudaryono, untuk maju pada Pemilihan Gubernur.


Muradi melihat ini sebagai tanda bahwa Gerindra ingin mengorkestrasi dinamika politik ke depan. 


"Jadi saya bilang, per tanggal 20 Oktober nanti, semua yang kemudian menjadi bagian dari Pak Jokowi akan bergeser. Itu alamiah politik saja," katanya.


Sumber: Tempo

Penulis blog