DEMOCRAZY.ID - Heboh sosok inisial T disebut menjadi pengendali judi online (judol) di Indonesia, hingga Presiden Joko Widodo dan Kapolri kaget karena mengetahuinya.
Kepala Badan Perlindungan Pekerjan Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani mengungkap hal mengejutkan terkait judol di tanah air,
Secara blak-blakan dan berani, Benny Rhamdani mengungkapkan bahwa bos mafia judi online di Indonesia telah diketahui identitasnya, yaitu berinisial T.
Seorang inisial T adalah pengendali judi online. Sosok inisial t judol dikenal bos mafia judi online. Sosok inisial t bos judol ini disebut orang asal Indonesia.
Benny menyebut hal tersebut ia sampaikan dalam Rapat Terbatas (Ratas) di Istana Negara.
Ia bahkan menyebut presiden dan kapolri kaget usai diberitahu sosok inisial T yang berada di balik bisnis judi online di Indonesia.
Benny menyebut T tidak bisa disentuh karena memiliki peran krusial di negara. Bahkan, kata Benny, Presiden Jokowi, Polri, dan TNI kaget setelah diberi nama secara lengkap.
"Saya cukup menyebut inisialnya T, warga negara Indonesia," kata Kepala BP2MI, Benny Rhamdani dalam sambutannya pada Pengukuhan dan Pembekalan Komunitas Relawan Pekerja Migran Indonesia (KAWAN PMI) di Kota Medan, Selasa (23/7/2024)
Benny bilang sosok inisial T ini terungkap setelah BP2MI melakukan penelusuran praktik judi online yang dikendalikan dari Kamboja dan melibatkan warga negara Indonesia.
"Saya menyatakan kepada Presiden, Panglima TNI dan Kapolri sebetulnya sangat mudah untuk menangkap siapa aktor di balik bisnis judi online di Kamboja dan siapa aktor di balik scaming online," jelasnya.
Benny menyebutkan sosok inisial T ini tak pernah tersentuh oleh hukum di Indonesia.
Oleh karena itu, dia meminta agar aparat penegak hukum mengambil tindakan tegas dengan menyeret aktor dari judi online tersebut.
"Presiden kaget, kapolri kaget, agak cukup heboh. Orang ini adalah orang selama Republik ini berdiri, tidak bisa disentuh oleh hukum. Mohon maaf, dengan segala hormat, saatnya negara mengambil tindakan tegas tidak hanya menyeret para calo, kaki tangan, tapi hukum harus mampu menyentuh para bandar, tekong," tegasnya.
Bahkan BP2MI, tambah Benny juga pernah menemukan pesawat yang sengaja dicarter memberangkatkan anak anak muda untuk bekerja dalam bisnis judi online di Kamboja.
"Ini bisnis besar. BP2MI pernah menyetop di Medan ini tiga pesawat yang digunakan untuk mencarter keberangkatan ke Kamboja. Dan sebetulnya kita sudah tahu kok. Siapa otak dan aktor bisnis judi online di Kamboja dan siapa otak dan aktor scaming online di Kamboja. Inisialnya sudah kita berikan kepada presiden langsung saat saya rapat terbatas," paparnya.
Menurut Benny jika penegakan hukum hanya menyasar para calo dan kaki tangan, maka masalah judi online di Indonesia tak akan pernah bisa diberantas. Oleh karena itu, penegakan hukum tak boleh pandang bulu.
"BP2MI perang melawan sindikat ini. Kalau penegakan hukum hanya untuk menangkap memenjarakan calo dan kaki tangan, ini tak akan pernah selesai. Tapi bagaimana bandar tekong aktor utama ini yang harus dipenjarakan. Mereka yang selama ini mengambil keuntungan dan pesta pora dari bisnis ini," katanya.
Benny mengatakan sosok berinisial T tersebut juga sudah dikenal secara umum.
Ia bahkan menyebut sosok tersebut sampai saat ini tidak pernah bisa diproses hukum oleh pemerintah.
"Orang ini adalah orang yang selama Republik ini berdiri mungkin tidak bisa disentuh oleh hukum," jelasnya.
Baca: Profil Mayjen Harfendi, Pangdam IX/Udayana yang Meninggal karena Serangan Jantung Usai Olahraga Pagi
Oleh sebab itu, Benny menilai sudah saatnya pemerintah mengambil tindakan tegas dengan menangkap para bandar serta dalang dibalik penempatan ilegal dan judi online.
"Saatnya negara mengambil tindakan tegas, tidak hanya menyeret para calo, kaki tangan tapi mampu hukum menyentuh para bandar para tekong," tegasnya.
"Mereka yang kita kategorikan sebagai penjahat. Penjual anak bangsa yang mengambil keuntungan dan pestapora dari bisnis haram perdagangan manusia," imbuhnya.
Jansen dorong judol dilegalkan
Politikus Partai Demokrat, Jansen Sitindaon, memberikan usulan agar judi online (judol) lebih baik dilegalkan saja agar uangnya bisa masuk menjadi pendapatan negara.
Usulan ini dilontarkan Jansen Sitindaon melalui akun pribadinya @jansen_jsp, untuk menjadi bahan diskusi bagi followersnya pengguna media sosial X (Twitter), Senin (17/6/2024).
Usulan Jansen Sitindaon ini pun mengundang pro dan kontra hingga saat ini, Selasa (18/6/2024). Bahkan, satu per satu komentar warganet ditanggapi Jansen Sitindaon.
Menurut Jansen, sulit rasanya Indonesia terbebas dari judi. Hal itu karena sebagian masyarakat dari kelas kecil hingga kelasr atas kerap melakukan judi atau minimal bertaruh skor pertandingan olahraga dan bermain kartu.
Jansen menyadari judi online memunculkan dampak sosial di masyarakat.
Di sisi lain judi online juga membuat uang di dalam negeri harus lari ke luar negeri karena bentuknya digital.
Oleh karena itu, menurut usulan Jansen, lebih baik diatur saja regulasinya agar uangnya bisa masuk menjadi pendapatan atau pemasukan baru untuk negara.
"Lebih baik diatur saja dan bisa jadi pemasukan baru untuk negara. Ketimbang uangnya lari ke pejabat atau penegak hukum kita yang korup yang memberi perlindungan,"imbuh Jansen.
Jansen Sitindaon melanjutkan, jika judi online dilegalkan (diatur) bisa saja angka peminatnya akan turun. Karena menurut dia, sebagai syarat bermain harus mencantumkan identitas resmi.
Jansen juga menyebut banyak negara lain telah berhasil memanfaatkan judi online sebagai salah satu pilar ekonomi.
"Judi mereka izinkan bahkan menarik pendapatan resmi dari situ, namun mereka mengaturnya dengan syarat-syarat yang keras termasuk lokasinya,"tegasnya.
Oleh karena itu, Jansen Sitindaon mendorong agar usulan ini dipikirkan. Menurut dia, agar kerusakan akibat judi online tidak semakin parah dan tidak menambah lagi korban.
"Jadi mari sekarang kita semua berpikir realistis dan tidak hipokrit melihat permasalahan ini."
"Kita semua ini juga manusia beragama. Tak usah diragukan itu,"imbuhnya.
"Singapura dan Malaysia itu berkelimpahan penjudi dari Indonesia. Tinggal hutang, perkelahian rumah tangga dan ampasnya saja yang tinggal di kita. Sama korupsi satu lagi, kalau yang pergi main ke sana itu PNS, penyelenggara negara dan daerah atau kontraktor," sambungnya.
1) Iya. Sebagaimana bbrp waktu lalu juga aku twit, sudahlah.. tidak mungkin Indonesia ini akan bebas dari judi. Apalagi negara kita juga masih korup. Mental masyarakat juga suka taruhan. Jangan2 kita semua inipun sebenarnya pernah main judi. Minimal judi bola. Atau kartu. Malu mengakui saja.
2) Krn “zero gambling” ini sebuah harapan palsu dan sia-sia yg tidak mungkin bisa dicapai, lebih baik diatur saja dan bisa jadi pemasukan baru utk negara. Ketimbang uangnya lari ke pejabat atau penegak hukum kita yg korup yg memberi perlindungan. Ratusan Triliuan perputaran uang judi ini tiap tahun. Kalau dilegalkan dan diatur jangan2 malah jadi turun. Termasuk minat orang utk mainpun turun. Krn kalau sudah “terang”, apalagi utk syarat boleh main harus melengkapi ini-itu, mencantumkan identitas resmi dll, biasanya orang malah jadi malas.
3) Apalagi pasca adanya judi online, setiap hari korban baru berjatuhan. Orang miskin lagi. Krn depo 10 ribupun katanya bisa. Inilah akibat tidak diatur, termasuk anak-anakpun bisa main. Termasuk uang itu jadi lari ke luar. Krn negara tetangga kita tidak hipokrit dan mabuk agama seperti kita. Judi mereka izinkan bahkan menarik pendapatan resmi dari situ, namun mereka mengaturnya dgn syarat2 yg keras termasuk lokasinya.
4) Jadi mari kita mengakui, bahwa sejak kita merdeka, Negara termasuk anjuran agama telah kalah melawan judi. Dimana-mana tetap orang main judi, di bumi yg katanya anti judi ini. Jadi lebih baik skrg kita atur agar kerusakan tidak tambah parah. Dan korban tambah banyak.
5) Beda hal kalau Indonesia sbg Negara terbesar dan paling banyak penduduknya di Asia Tenggara, misalnya, mampu “memaksa” ASEAN utk membuat aturan seluruh negara di Asia Tenggara melarang judi. Itu mungkin masih ada harapan. Sehingga tidak tiap minggu orang Indonesia dgn modal tiket 500 rb pergi ke Malaysia atau Singapura utk main judi. Termasuk server2 judi online ini dibuka dan dikendalikan dari negara mereka. Faktanya kan kita tidak bisa.
6) Jadi mari skrg kita semua berpikir realistis dan tidak hipokrit melihat permasalahan ini. Kita semua ini juga manusia beragama. Tak usah diragukan itu. Namun memang ada orang seperti kita ini yg tidak suka judi — bukan karena ajaran agama, namun tidak suka judi saja karena buang2 waktu dll — tapi banyak juga saudara-saudara kita yg suka judi. Mau dilarang agama dan negara pun mereka akan tetap cari jalan utk bisa berjudi. Termasuk pergi ke negara tetangga. Apalagi skrg pasca ada online, cukup depo dari rumah saja mereka sudah bisa main. Sialnya karena hal ini belum bisa diatur negara, orang miskinpun bisa ikut main juga. Padahal utk kelas judi kampung saja, penghasilan dan keadaan hidup mereka belum pantas utk ikut taruhan. Apalagi di online yg bisa menyedot uang tanpa batas. Habislah semua. Rusaklah keluarga. Dan orang miskin bertambah.
NB: Ini pendapat pribadiku ya, bukan organisasi yg aku ikuti. Mari kita diskusikan.
DIA INI TERMASUK SALAH SATU
— BEN🌟🌟🌟 (@TheEagle_BEN) July 25, 2024
"GANG OF NINE".
DIA JUGA YG TERLIBAT DALAM RENCANA "INVESTASI DI PULAU REMPANG".
TIDAK ADA HUKUM YG BISA MENYENTUHNYA.
BIAR GAK PENASARAN SIAPA INISIAL T YG DI MAKSUD.
DIALAH :"TOMY WINATA".😊😊😊 pic.twitter.com/4Kil18XVh9
Sumber: Tribun