DEMOCRAZY.ID - Foto lima tokoh muda Nahdliyin yang tampak bertemu dengan Presiden Israel, Isaac Herzog, beredar di media.
Kelima tokoh itu adalah Gus Syukron Makmun, Dr. Zainul Maarif, Munawar Aziz, Nurul Bahrul Ulum, dan Izza Annafisah Dania.
Dalam foto itu, Herzog tampak menggunakan setelan jas biru gelap dan duduk di atas kursi. Sedangkan lima tokoh muda Nahdliyin berdiri di belakangnya, ada yang mengenakan batik, ada juga yang memakai jas.
Pertemuan itu dibenarkan oleh Ketua PBNU Bidang Hukum dan Media, Savic Ali. Menurutnya pertemuan itu dilakukan pekan lalu, namun ia tak tahu secara pasti tujuannya.
"PBNU tidak pernah memberi mandat dan juga tidak ada konsultasi dari mereka yang berkunjung ke sana film berangkat," tegas Savic saat dikonfirmasi, Minggu (14/7).
PBNU Sesalkan
Savic juga menuturkan, PBNU menyesalkan pertemuan yang digelar di tengah gempuran Israel kepada Gaza yang telah menewaskan lebih dari 38 ribu orang itu.
Seharusnya, kata Savic, yang dilakukan oleh NU dan aktivis NU adalah mengecam dan menekan Israel.
"PBNU menyesalkan kunjungan sejumlah aktivis NU ke Israel, mengingat saat ini yang harusnya dilakukan adalah mengecam dan menekan Israel lewat berbagai cara agar menghentikan kekerasannya terhadap rakyat Palestina," ucap Savic.
Menurut Savic, Israel sedang berupaya melakukan lobi ke sejumlah pihak untuk memperkuat legitimasinya.
Ia menilai, kelima tokoh Nahdliyin itu seharusnya menolak ajakan dari pihak Israel untuk bertemu.
"Teman-teman harusnya tahu hal ini dan menolak undangan Israel," ucap dia.
Bakal Rapat untuk Tentukan soal Sanksi
Savic mengungkapkan, ia khawatir kegiatan kelima tokoh muda itu menyakiti hati masyarakat Palestina dan juga umat pada umumnya.
"Kami juga khawatir kunjungan dan pertemuan sejumlah teman dengan presiden Israel tersebut akan makin melukai perasaan warga Palestina dan warga muslim pada umumnya," tutur Savic.
Saat ini, menurut Savic, ia belum bisa memastikan apakah akan ada sanksi yang diberikan kepada kelima tokoh tersebut.
Masalah ini, kata Savic harus dibawa dulu ke rapat pengurus PBNU atau menunggu Ketum Gus Yahya yang memutuskan.
"Ketua Umum (Gus Yahya) juga bisa memutuskan tanpa harus menunggu rapat," tandasnya.
Sumber: Kumparan