DEMOCRAZY.ID - Sejumlah pengamat politik buka suara ihwal berbagai hal yang terjadi bila Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tetap mengusung Shohibul Iman sebagai wakil Anies Baswedan dalam pemilihan Gubernur Jakarta 2024.
Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komarudin, kemungkinan terburuk jika PKS ngotot memasangkan Anies dengan kadernya adalah tak akan bisa bertarung di Pilkada 2024.
"Bila PKS memaksakan Anies-Shohibul Iman, bisa gagal daftar Pilgub," Kata Ujang, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review kepada Tempo melalu pesan suara, Selasa, 2 Juli 2024.
Adapun perolehan kursi PKS di Jakarta yakni 18 kursi. Untuk bisa mengusung sendiri, dibutuhkan 20 persen kursi DPRD atau kurang empat kursi lagi. Sehingga, mau tak mau untuk bisa maju di Pilkada, PKS harus berkoalisi.
Menurut dia, langkah PKS mendeklarasikan pasangan Anies-Shohibul Iman kurang pas. Hal itu, kata dia, karena PKS belum mendapatkan dukungan dari partai lain.
"Akan salah bila ternyata PKS tidak mendapatkan dukungan dari partai lain," ujarnya.
PKS harus menggaet partai lain untuk bisa mengusung pasangan Anies-Shohibul Iman. NasDem hingga kini juga belum memutuskan siapa pasangan yang akan diusung.
Sedangkan menurut Direktur Eksekutif Parameter Politik Adi Prayitno, bila nanti Anies yang menentukan wakilnya sendiri dan tetap memilih Shohibul Iman maka konsekuensinya adalah penolakan dari PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) dan PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan). Partai-partai itu berharap untuk bisa menjagokan kadernya masing-masing.
"Bila PKB dan PDIP tidak terima ya tinggal bikin poros sendiri," Kata Adi melalui pesan suara whatsapp, Selasa, 2 Juli 2024.
Koalisi PKB dan PDIP sudah bisa membuat poros politik baru dan cukup untuk mengusung calon gubernur dan calon wakil gubernur pada Pilkada Jakarta.
Sumber: Tempo