DEMOCRAZY.ID - Publik dicengangkan dengan pengakuan saksi baru pembunuhan Eky dan Vina Cirebon pada tahun 2016 silam.
Saksi baru itu bernama Indra Pratama Putra (28), yang mengakui sempat mengintip para terpidana yang berada di rumah anak pak RT Abdul Pasren.
Bahkan, sempat nongkrong dengan anak ketua RT Pasren Muhammad Nurdhatul Kahfi.
Selain itu, yang lebih mengejutkan lagi, ia katakan, dirinya sempat memberikan kesaksian di hadapan majelis hakim Pengadilan Negeri Cirebon.
Namun, Indra yang dihadirkan oleh pengacara terpidana Vina untuk memberikan kesaksiannya di PN Cirebon tak digubris Hakim.
"Jadi saksi di pengadilan, (hakim) enggak didengerin. Dihadirkan di pengacara jadi saksi, disumpah," ungkap Indra kepada Anggota DPR RI Dedi Mulyadi yang dikutip dari Kang Dedi Mulyadi Channel, Sabtu (6/7/2024).
Padahal Indra mengingat jelas peristiwa yang dialaminya pada Sabtu 27 Agustus 2016.
Selain itu, ia juga mengingat sempat nongkrong bareng terpidana Vina Cirebon yakni Eka Sandi, Teguh, Jaya, Supriyanto, Hadi Saputra dan Eko Ramdani termasuk anak Ketua RT Pasren, Kahfi.
Bahkan ia akui, tidak melihat terpidana Sudirman saat nongkrong di warung Bu Nining.
Para remaja itu nongkrong di warung Bu Nining untuk minum minuman keras ciu.
"Saya enggak nongkrong di SMPN 11, saya nongkrong di Bu Nining setelah maghrib," ucap Indra.
Di samping itu, ia juga jelaskan, bahwa dirinya tak mengenal Pegi Setiawan yang telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus Vina Cirebon.
Ia juga tidak mengenal saksi Aep yang mengaku melihat adanya pelemparan batu terhadap Vina dan Eky.
Hanya Idra mendengar Aep memiliki dendam kepada para teripdana.
"Pernah digebukin Aep itu karena bawa cewek. Pas nongkrong, enggak ada Pegi. Bukan grup saya. Demi Allah," ujar Indra.
Ia juga yakin anak ketua RT Pasren, Kahfi ikut nongkrong minum ciu pada saat itu. Pasalnya, Kahfi duduk di sebelah Indra.
Indra tidak mengingat siapa yang mengajaknya nongkrong di warung Bu Nining. Tetapi, Indra sudah terbiasa nongkrong di tempat tersebut.
Kemudian,dia juga menjelaskan secara detil minum minuman ciu pada malam kejadian. Meskipun, Indra tidak mengetahui sosok yang membeli ciu tersebut.
"Ciu campur sama Kuku Bima dan Hemaviton, bia ada manis-manisnya. Kayak minum sirup, kebanyakan pusing. Saya sedikit minumnya, satu botol," bebernya.
Tak hanya itu saja, kata dia, pemilik warung Bu Nining sempat mengusir para terpidana.
Bu Nining, kata Indra, berteriak dari dalam rumahnya agar para terpidana pindah dari warungnya.
"Jangan disini sudah malam," katanya.
Akhirnya, kata Indra, mereka berpindah tongkrongan ke rumah Hadi pada pukul 21. 00 WIB.
Sementara, Indra pulang ke rumahnya pada pukul 21.30 WIB. Ia yakin para terpidana tersebut masih berada di kediaman Hadi hingga dirinya pulang ke rumah.
Oleh karena itu, Indra yakin para terpidana tidak berada di depan SMPN 11 saat Vina dan Eky melewati tempat kejadian tersebut.
Indra lalu bercerita dirinya ke rumah terpidana Jaya pada keesokan harinya yakni Minggu 28 Agustus 2016. Lalu ia melewati rumah anak Pak RT Pasren.
"Terus lewat ngintip jendela (ada anak-anak) tidur rumah anak Pak RT, cuman ngintip enggak mampir, takut ganggu, mereka masih tidur," ungkapnya.
Selain itu, ia yakin melihat para terpidana tidur di rumah anak Ketua RT Pasren. Bahkan, ia siap dilaporkan ketua RT Pasren mengenai kesaksiannya tersebut.
"Siiap tahu melihat sendiri, saya pulang lagi ke rumah, dulu naik motor Mio GT, sekarang motornya hilang dibegal, saya dipukulin," pungkas Indra.
Sumber: TvOne