Panas Dingin Hubungan PBNU-PKB di Era Gus Yahya dan Cak Imin - DEMOCRAZY News
AGAMA POLITIK

Panas Dingin Hubungan PBNU-PKB di Era Gus Yahya dan Cak Imin

DEMOCRAZY.ID
Juli 27, 2024
0 Komentar
Beranda
AGAMA
POLITIK
Panas Dingin Hubungan PBNU-PKB di Era Gus Yahya dan Cak Imin



DEMOCRAZY.ID - Hubungan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) kembali memanas.


Pangkal permasalahannya berawal dari rencana PBNU membentuk Tim Lima atau panitia khusus (pansus) untuk merebut kembali PKB. Alasannya, PBNU menganggap PKB sudah melenceng dari sejarah pendirian partai.


Friksi antara PBNU dan PKB tersebut sebetulnya bukan kali pertama terjadi. Pada era kepemimpinan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, keduanya sering saling singgung.


Perkara Mars 1 Abad NU


Penggunaan mars perayaan 1 abad kelahiran NU pernah menjadi penyebab PBNU dan PKB berdebat.


Hal ini terjadi setelah PKB menggunakan suara latar mars tersebut dalam unggahan akun Instagram DPP PKB pada acara Sarasehan Nasional Satu Abad NU yang digelar PKB pada 30 Januari 2023.


PBNU kecewa karena penggunaan mars tersebut hanya untuk kepentingan politik PKB menjelang Pemilu 2024.


"Yang jelas kita kecewa kalau kemudian mars 1 abad NU yang didedikasikan untuk keberkahan bagi warga Nahdlatul Ulama malah digunakan untuk kepentingan politik praktis. Kita jelas kecewa," kata Ketua Bidang Keorganisasian PBNU Ishfah Abidal Aziz, Selasa (31/1/2023).


Menurutnya, pemakaian mars 1 abad NU itu menegaskan upaya PKB untuk mengesankan dirinya terafiliasi dengan NU sebagai ormas, terutama menjelang Pemilu 2024.


Adapun dalam acara Sarasehan Nasional Satu Abad NU yang diselenggarakan di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta itu, turut mengundang Said Aqil Siradj.


Said, yang kalah perolehan suara dari Gus Yahya dalam perebutan kursi Ketua Umum PBNU akhir 2021, memaparkan bahwa "PKB adalah NU, dan NU adalah PKB" dalam acara itu.


Tak tinggal diam, PKB pun angkat bicara setelah dituding berupaya memanipulasi Nahdliyin untuk kepentingan politik praktis menjelang Pemilu 2024.


Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid justru menganggap ada penyusup di tubuh pengurus ormas Islam terbesar di Indonesia itu.


"Sak karepmu (suka-suka kamu)! Aku enggak ngurusi mars. Hikmat PKB akan jalan terus dari Satu Abad ini sampai kapan pun," ungkap Jazilul.


PKB bukan NU


Menjelang bergulirnya Pemilu 2024, ketegangan politik terjadi antara PBNU dan PKB. Kala itu, Gus Yahya menyatakan bahwa PKB bukan partai yang merepresentasikan NU.


Sebab, NU sebelumnya sudah memutuskan lewat keputusan Muktamar Nasional untuk mengambil jarak dari politik praktis, termasuk dalam hal ini PKB.


"Enggak ada, enggak ada (PKB sebagai representasi NU), NU ini sudah keputusan Muktamar untuk mengambil jarak dari politik praktis, jadi semuanya (partai) sama saja," ujar dia saat ditemui di Ritz-Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Senin (7/8/2023).


Gus Yahya mengatakan, meskipun PKB lahir dari tokoh-tokoh NU, namun posisi PBNU hanya sebagai fasilitator karena ada warganya yang ingin membuat partai.


Setelah partai terbentuk, PBNU tak lagi ikut campur dan melepaskan diri dari politik praktis yang dijalani PKB.


Mendengar pernyataan tersebut, PKB pun merespons santai dan sependapat bahwa PKB sebagai partai politik bukan bagian NU.


Sebaliknya, dalam urusan politik NU, PKB yang bertanggung jawab untuk urusan itu.


Baca juga: Sanksi demi Sanksi Dialamatkan ke Aktivis NU yang Bertemu Presiden Israel...


Rebut PKB


Terbaru, PBNU secara gamblang ingin merebut kembali PKB lewat rencana pembentukan Tim Lima. Upaya perebutan tersebut karena PKB dianggap telah melenceng dari sejarah pendirian partai.


Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf menyatakan, salah satu alasan mengapa mereka hendak membentuk Tim Lima karena menganggap PKB sudah menyimpang.


"Ada tanda-tanda mereka akan membawa lari dari sejarah berdirinya PKB,” kata lelaki akrab disapa Gus Ipul dalam keterangan tertulis, Jumat (26/7/2024).


Gus Ipul menyebut tim itu dibentuk sebagai upaya PBNU meluruskan sejarah, sekaligus mengembalikan PKB ke pemilik sahnya, yakni PBNU.


"Langkah ini setelah melihat pernyataan elite-elite PKB yang ahistoris," ujar Gus Ipul.


Menurut Gus Ipul, elite PKB saat ini kerap membuat pernyataan yang melenceng dari fatsun awal pendirian PKB.


Bahkan, Gus Ipul menuding ada upaya yang nyata dan sistematis dilakukan elite PKB buat menjauhkan PKB dari struktural NU.


Gus Ipul mengingatkan PKB didirikan oleh struktur NU, mulai dari PBNU sampai tingkat ranting, sehingga PKB tidak akan pernah terbentuk tanpa bantuan struktur NU.


Sementara Cak Imin menyatakan bahwa partai yang dia pimpin didirikan bukan hanya untuk kelompok NU.


Pasalnya, PKB didirikan oleh Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dan pendiri lainnya untuk seluruh bangsa Indonesia.


"Jadi bukan untuk NU pribadi, tapi seluruh bangsa Indonesia, tapi untuk berkibarnya Merah Putih, bagi kejayaan Indonesia," kata Cak Imin dalam keterangan tertulis, Jumat.


Hal itu disampaikan Cak Imin saat memberikan pembekalan kepada seluruh anggota legilatif PKB dari Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, dan Riau dalam Sekolah Pemimpin Perubahan Wilayah 4.


Pernyataan ini juga disampaikan Cak Imin berselang beberapa jam setelah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) merilis akan membentuk tim khusus untuk merebut PKB kembali.


Sumber: Kompas

Penulis blog