DEMOCRAZY.ID - Pemerintah hingga saat ini masih belum bisa membuka data di server Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 yang dikunci atau disandera Brain Cipher Ransomware. Kelompok peretas itu mengirimkan malware yang mengunci data lembaga, kementerian, dan pemerintah daerah yang berada di PDNS 2 sehingga melumpuhkan sejumlah layanan publik. Siapa aktor atau pelaku di balik kelompok peretas tersebut juga belum diketahui. Pakar siber Badan Pengembangan Inovasi Strategis PBNU, Robin Syihab, menduga pelakunya orang Indonesia. "Saya tidak berani berspekulasi, tapi melihat sejarahnya LockBit ada kemungkinan pelakunya orang dalam Indonesia sendiri," kata Robin yang merupakan pembuat antivirus ANSAV saat dihubungi, Selasa (2/7). Brain Cipher menggunakan LockBit 3.0 builder untuk menciptakan ransomware mereka sendiri. Pada Mei 2023, geng LockBit juga mengeklaim menyerang sistem Bank Syariah Indonesia (BSI) dan mencuri 15 juta data penggunanya. Kecurigaan Robin ini juga diungkapka
DEMOCRAZY.ID - Pemerintah hingga saat ini masih belum bisa membuka data di server Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 yang dikunci atau disandera Brain Cipher Ransomware. Kelompok peretas itu mengirimkan malware yang mengunci data lembaga, kementerian, dan pemerintah daerah yang berada di PDNS 2 sehingga melumpuhkan sejumlah layanan publik. Siapa aktor atau pelaku di balik kelompok peretas tersebut juga belum diketahui. Pakar siber Badan Pengembangan Inovasi Strategis PBNU, Robin Syihab, menduga pelakunya orang Indonesia. "Saya tidak berani berspekulasi, tapi melihat sejarahnya LockBit ada kemungkinan pelakunya orang dalam Indonesia sendiri," kata Robin yang merupakan pembuat antivirus ANSAV saat dihubungi, Selasa (2/7). Brain Cipher menggunakan LockBit 3.0 builder untuk menciptakan ransomware mereka sendiri. Pada Mei 2023, geng LockBit juga mengeklaim menyerang sistem Bank Syariah Indonesia (BSI) dan mencuri 15 juta data penggunanya. Kecurigaan Robin ini juga diungkapka