DEMOCRAZY.ID - Tingkah laku orang terkaya suka membuat kita geleng-geleng kepala. Mulai dari flexing, foya-foya, hingga termasuk hal tak terduga: cebok pakai uang kertas. Ini bukan kisah fiksi semata, tapi benar dilakukan oleh Oey Tambah Sia, salah satu orang terkaya di Jakarta (dulu Batavia) di tahun 1800-an. Bagaimana ceritanya? Kaya Berkat Warisan Oei Tambah Sia (ejaan lain: Oey Tambah Sia) tidak mengeluarkan keringat banyak untuk mendapat uang melimpah. Sebab, dia memperoleh harta dari warisan orang tua. Ayahnya, Oei Thoa, merupakan pengusaha tembakau asal Pekalongan dan pemilik toko kelontong terbesar di Batavia pada 1830-an. Selama menjadi orang kaya, Thoa dikenal baik hati. Benny Setiono dalam Tionghoa dalam Pusaran Politik (2008) menceritakan, Thoa sering membantu orang tidak mampu. Setiap kali ibadah, ratusan orang miskin menerima sedekahnya. Akan tetapi, setelah Thoa wafat hanya satu hal yang diambil oleh anaknya, Oei Tambah Sia, yakni harta. Sedangka...
DEMOCRAZY.ID - Tingkah laku orang terkaya suka membuat kita geleng-geleng kepala. Mulai dari flexing, foya-foya, hingga termasuk hal tak terduga: cebok pakai uang kertas. Ini bukan kisah fiksi semata, tapi benar dilakukan oleh Oey Tambah Sia, salah satu orang terkaya di Jakarta (dulu Batavia) di tahun 1800-an. Bagaimana ceritanya? Kaya Berkat Warisan Oei Tambah Sia (ejaan lain: Oey Tambah Sia) tidak mengeluarkan keringat banyak untuk mendapat uang melimpah. Sebab, dia memperoleh harta dari warisan orang tua. Ayahnya, Oei Thoa, merupakan pengusaha tembakau asal Pekalongan dan pemilik toko kelontong terbesar di Batavia pada 1830-an. Selama menjadi orang kaya, Thoa dikenal baik hati. Benny Setiono dalam Tionghoa dalam Pusaran Politik (2008) menceritakan, Thoa sering membantu orang tidak mampu. Setiap kali ibadah, ratusan orang miskin menerima sedekahnya. Akan tetapi, setelah Thoa wafat hanya satu hal yang diambil oleh anaknya, Oei Tambah Sia, yakni harta. Sedangka...