DEMOCRAZY.ID - Menko PMK Muhadjir Effendy mengunjungi dua lokasi makan siang 'gratis di Rio de Janeiro, Brasil.
Dua lokasi tersebut dikelola dua lembaga, yaitu di di Restaurante do Povo (Restoran Rakyat) Herbert de Souza dan di Colegio Estadual Souza Aguiar (SMA Souza Aguiar).
"Ini salah satu contoh dari pemerintah Brasil bagaimana cara memerangi kemiskinan dan melawan kelaparan. Ini saya kira contoh yang sangat bagus," ujar Muhadjir dalam keterangan tertulis yang dibagikan Kemenko PMK, Kamis (25/7/2024).
Kunjungan Muhadjir itu dilakukan sebelum kegiatan pokok mewakili Indonesia dalam Ministerial Meeting G20: Task Force for a Global Alliance against Hunger and Poverty di Rio de Janeiro pada Rabu (24/7/2024).
Untuk diketahui, Brasil merupakan tuan rumah G20 2024, sedangkan Indonesia sudah menjadi Ketua G20 pada 2022.
"Kunjungan ini akan menjadi salah satu benchmark untuk kebijakan yang akan diterapkan pemerintah Indonesia, dalam program makanan bergizi gratis," ujar Muhadjir.
Muhadjir disambut Kepala Sekolah Andrea Montalvao dan para siswa saat mengunjungi Colegio Estadual Souza Aguiar.
Muhadjir berdialog bersama mereka kemudian meninjau dapur dan ruang kelas di sekolah tiga lantai tersebut.
Dalam papan pengumuman dekat dapur sekolah, tertulis maklumat biaya makan gratis dari anggaran pusat dan negara bagian. Berikut ini isinya seperti dituliskan dalam keterangan tertulis Kemenko PMK beserta terjemahannya:
Informacoes Importantes. Recurso merenda Estadual 13.765,20. Federal 9.415,24. Total de Recursos Recebidos: 23.180,44 Total De Alunos: 769. Valor per capita por aluno: R$ 1,5
(Informasi penting. Biaya makanan dari negara 13,765.20. Pemerintah federal 9,415.24. Total anggaran yang diterima: 23.180,44. Jumlah Siswa: 769. Nilai per kapita per siswa: R$ 1,5).
Berdasarkan keterangan dari Kemenko PMK, nilai kurs 1 Real Brasil (R$ 1) setara Rp 2.906. Jadi, biaya makanan gratis di sana setara Rp 4.400.
Isi Makanan
Muhadjir juga berbincang langsung dengan para siswa soal makanan yang disediakan dapur sekolah.
Mereka mendapatkan makanan yang relatif bervariasi dengan menu pokok nasi, telor, daging, sayuran, hingga buah-buahan.
Mereka juga mengatakan makanan gratis itu sangat membantu. Jam sekolah siswa di sana sekitar 6 jam.
Selain itu, Muhadjir berbincang dengan koki sekolah, Rosa, di dapur sekolah. Dapur itu berukuran sekitar 4 x 4 meter. Alat-alatnya sederhana, seperti dapur kebanyakan.
Namun, menurut dia, kebersihan sangat dijaga. Saat memasuki dapur, wajib mengenakan penutup kepala untuk menjaga dapur tetap steril.
Program makanan untuk sekolah, the Campanha de Merenda Escolar, di Brasil ini sudah berlangsung sudah sangat lama, sejak 1955.
Awalnya program ini diselenggarakan untuk memerangi kelaparan dan malnutrisi di kalangan anak-anak, kemudian untuk peningkatan gizi.
Program ini terdesentralisasi dengan melibatkan pemerintah daerah. Kemudian, ditetapkan aturan pasokan bahan makanan untuk sekolah ini diharuskan dari para petani sekitar agar program tersebut mengoptimalkan ekonomi Brasil.
Kunjungan ke Restaurante do Povo
Selanjutnya, Muhadjir juga mendapatkan informasi mengenai perbedaan biaya per porsi antara di lembaga amal fakir miskin Restaurante De Povo yang sebesar 15 Real Brasil (R$) atau sebesar Rp 44 ribu per porsi dengan subsidi pemerintah R$ 2 per porsi.
Sedangkan biaya makan siang gratis untuk siswa di SMA Souza Aguilar dari pemerintah sebesar R$ 1,5 atau Rp 4.400 per porsi.
Di Restaurante do Povo, Muhadjir mendapatkan penjelasan, warga umum yang datang ke sana cukup membayar R$ 3. Sedangkan untuk lansia dan difabel cukup $ 1.Pemerintah mensubsidi per porsi sebanyak R$ 2.
"Kami menutup biaya dengan donasi dari berbagai kalangan, termasuk kalangan pengusaha," kata pimpinan Restaurante do Povo, Felipe Carvalho, seperti dalam keterangan tertulis dari Kemenko PMK.
Warga yang datang ke Restorante do Povo adalah kalangan miskin, difabel, dan lansia dari lingkungan sekitar. Saat makan siang ketika kunjungan warga antre panjang ratusan orang.
Mereka dilayani untuk mendapatkan sepiring makanan dalam nampan. Menunya nasi, ayam berkuah, sayuran, serta segelas jus jeruk.
Mereka lalu duduk makan di aula yang luas dan bersih dengan kapasitas 600 tempat duduk.
"Setiap hari sekitar 1.800 hingga 2.000 orang datang ke sini," kata Felipe Carvalho.
Felipe berlatarbelakang chef yang mundur dari bekerja di restoran kelas atas dan sudah setahun mengelola lembaga amal ini.
"Sangat membahagiakan bisa berbagi," kata chef yang yang pernah tinggal di Bali ini.
Felipe Carvalho menyambut kedatangan Muhadjir bersama Rosangela de Souza Gomes, Sekretaris Bidang Asisten Sosial Negara Bagian Rio de Janeiro.
Mereka berkeliling menyaksikan proses pelayanan makan siang amal itu mulai dari restoran, ruang aula, hingga pintu antrean. Lokasi ini cukup lapang dan diberikan pagar alur antrean sehingga tidak sesak.
Sumber: Detik