DEMOCRAZY.ID - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI mendapatkan suntikan dana segar dari pemerintah melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp2 triliun di tahun 2024.
Dana ini akan digunakan untuk pengadaan armada baru Kereta Rel Listrik (KRL) Jabodetabek melalui anak usahanya, PT KAI Commuter Indonesia (KCI).
Direktur Utama KAI, Didiek Hartantyo menuturkan, sebanyak 8 trainset datang bersamaan dengan 3 rangkaian kereta impor yang sebelumnya telah diteken.
Artinya, akan ada 11 trainset yang masuk ke Tanah Air pada tahun depan.
Adapun alasan penambahan impor rangkaian kereta sebanyak 8 trainset tersebut, lantaran INKA belum dapat memenuhi perjanjian untuk meretrofit 19 trainset.
Didiek bilang, INKA baru menyanggupi untuk meretrofit 2 trainset untuk disetorkan tahun depan.
"Kemudian di 2025 juga akan masuk 3 kereta impor dan plus kereta dari retrofit, serta adanya penambahan kereta baru 8 trainset yang menggantikan retrofit yang kemarin tidak dalam perhitungan dari 19 jumlahnya menjadi 2 (trainset)," kata Didiek di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (1/7/2024).
Didiek menjelaskan, pada 2026 dan 2027 juga akan masuk masing-masing 4 dan 8 trainset dari INKA.
Sebab, sebelumnya INKA dan KCI meneken perjanjian untuk pengadaan 24 trainset baru, 12 trainset di antaranya telah disetorkan pada 2025.
"Lalu pada 2027 akan masuk kereta baru 8 trainset dari INKA juga dan nanti di tahun 2027 akan ada 8 trainset lagi yang akan kita pensiunkan atau kita konservasi," jelas Didiek.
Sebelumnya, pada 2023, sebanyak 10 trainset sudah memasuki masa konservasi, kemudian pada tahun 2024 berkurang lagi 19 trainset.
Maka itu, dalam paparan Didiek, pada 2027 nanti, jumlah trainset yang akan beroperasi pada KRL Jabodetabek mencapai 118 trainset, terdiri dari 117 trainset untuk kebutuhan operasional dan 1 trainset untuk perawatan atau maintenance.
Sementara terkait penambahan jumlah kereta ini, Didiek meminta persetujuan Parlemen untuk mendapatkan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 2 triliun tahun ini.
Kata dia, suntikan dana ini akan digunakan untuk pengadaan gerbong baru.
Hal ini ditujukan untuk mengantisipasi peningkatan jumlah penumpang yang beriringan berkurangnya sarana KAI khususnya rangkaian gerbong Kereta Rel Listrik (KRL) Jabodetabek yang beroperasi.
"Pengadaan sarana KRL saat ini sangat urgent dibutuhkan, untuk mengantisipasi peningkatan jumlah penumpang dan bertambahnya sarana KRL yang memasuki masa konservasi atau sudah masa yang harus diberhentikan operasinya," ujar Didiek.
Ia pun memperkirakan, pada 2024 ini jumlah penumpang KRL selama satu tahun akan mencapai angka 345 juta orang.
Artinya, ada 1 juta penumpang yang menaiki KRL Jabodetabek setiap harinya.
Sumber: Suara