AGAMA

Mereka Yang ke Israel Sebelum 5 Nahdliyin: Gus Dur, Gus Yahya Bertemu Netanyahu

DEMOCRAZY.ID
Juli 16, 2024
0 Komentar
Beranda
AGAMA
Mereka Yang ke Israel Sebelum 5 Nahdliyin: Gus Dur, Gus Yahya Bertemu Netanyahu



DEMOCRAZY.ID - Pertemuan Lima tokoh Nahdliyin dengan Presiden Israel Isaac Herzog menuai kontroversi.


Sejarah mencatat, pertemuan antara tokoh NU dengan pejabat Israel sedianya bukan baru pertama kali terjadi.


Sebelumnya, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, hingga Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya pernah melakukan hal serupa. Gus Dur datang ke Israel pada 1994.


Kala itu, ia diundang secara langsung oleh Perdana Menteri Israel, Yitzhak Rabin, menyaksikan penandatanganan perjanjian damai Israel dengan Yordania.


Pertemuan Gus Dur kala itu, dinilai membawa misi, peta dan strategi bagi kepentingan bangsa dan kemanusiaan.


Saat itu Gus Dur bertemu dengan orang Yahudi, Arab, Muslim, Kristen, dengan membawa tujuan yang sama pembawa perdamaian bagi konflik yang ada.


Selain Gus Dur, 2018 silam, Tokoh NU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, juga melakoni lawatan ke Israel.


Yang mana, Gus Yahya bahkan secara langsung bertemu dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.


Gus Yahya 2018 silam mengaku bahwa pertemuan dengan Netanyahu di luar rencananya.


Dalam pertemuannya, Gus Yahya menegaskan bahwa ia membawa misi perdamaian.


Ia pun merespons permintaan Netanyahu yang ingin adanya normalisasi hubungan antara Indonesia dan Israel.


Gus Yahya dalam statementnya menegaskan ia membawa misi perdamaian untuk kemerdekaan Palestina.


Gus Yahya berharap perjuangan diplomatik tanpa kekerasan dikedepankan dalam konflik Israel-Palestina.


Kemudian yang teranyar, beredar momen lima orang Nahdliyin bertemu dengan Presiden Israel, Isaac Herzog .


Dalam pertemuan itu, kelima tokoh NU ini mengklaim, membahas soal konflik Hamas-Israel dan hubungan Indonesia dengan Israel.


Salah satu dari tokoh NU itu bahkan mengaku bertemu dengan Presiden Israel membawa pesan dan meneruskan perjuangan Gus Dur.


Pertemuan tokoh Nahdliyin ini lantas menuai kontroversi. Pasalnya, pertemuan itu diduga digelar saat eskalasi perang di Timur Tengah sedang tinggi. 



Sumber: Tribun

Penulis blog