GLOBAL POLITIK TRENDING

Media Singapura Turut Menyorot Kinerja Budi Arie, Dapat Gelar "Menteri Giveaway"

DEMOCRAZY.ID
Juli 02, 2024
0 Komentar
Beranda
GLOBAL
POLITIK
TRENDING
Media Singapura Turut Menyorot Kinerja Budi Arie, Dapat Gelar "Menteri Giveaway"



DEMOCRAZY.ID - Media Asing Singapura menyorot Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) usai terjadi peretasan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 Indonesia sejak akhir Juni 2024.


Media Singapura Channel News Asia bahkan ikut memberikan perhatian kepada Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi yang disebut sebagai "menteri giveaway". 


CNA juga menyoroti adanya petisi yang mendesak Menkominfo Budi Arie mengundurkan diri dari jabatannya.


Petisi yang digagas Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet) di change.org itu sudah ditandatangani 20,8 ribu lebih orang pada Selasa, 2 Juli 2024 sore.


“PDNS Kena Ransomware, Menteri Kominfo Budi Arie Setiadi Harus Mundur!” demikian judul petisi yang tayang pada 26 Juni 2024 itu.


SAFEnet dalam petisi itu meminta Budi Arie mundur dari jabatan lantaran dianggap tak serius menangani serangan siber ke Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) dalam bentuk ransomware sejak Senin, 17 Juni 2024.


“Pak Menteri, cukuplah semua kelalaian ini. Jangan jadikan data pribadi kami sebagai tumbal ketidakmampuan Anda. Mundurlah,” demikian SAFEnet. 


Selain menyorot petisi tersebut, media asing yang berbasis di Singapura ini juga membahas asal mula Budi Arie mendapatkan jabatan Menkominfo.


Mereka menyebut Budi Arie sebagai ‘menteri giveaway’ lantaran memperoleh jabatan Menkominfo karena kedekatannya dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).


Sorotan tersebut dijabarkan media CNA dalam satu artikel berjudul “Indonesia’s ‘giveaway’ minister faces growing pressure to resign after worst cyberattack in years”.


Narasi itu ditulis berdasarkan pernyataan Direktur SAFEnet, Nenden Sekar Arum.


Mereka juga menyebut bahwa Budi Arie berhasil menjadi menteri karena hasil giveaway.


Budi Arie dikatakan memperoleh jabatan sebagai Kominfo karena mendukung pencalonan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2014 dan 2019.


Kemudian di sisi lain, CNA juga menyorot pernyataan Sekjen Pro Jokowi (Projo), Handoko yang menyatakan bahwa petisi tersebut dibuat oleh orang-orang yang menentang Prabowo Subianto di Pilpres 2024.


Namun, Nenden dari SAFEnet membantah dengan tegas adanya unsur politik dalam petisi ini.


Ia mengatakan petisi ini dibuat berdasarkan buruknya kinerja Budi Arie yang dianggap dapat membahayakan masyarakat.



Sumber: Tribun

Penulis blog