DEMOCRAZY.ID - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 menjadi salah satu yang terbaik di dunia.
Mulanya Bhalil bercerita terkait kondisi ekonomi global yang sangat tidak kondusif. Kondisi itu dimulai dari perang dagang antara Amerika dengan China.
"Dunia sedang tidak baik - baik saja. Dan kalau kita belajar dalam 4 sampai 5 tahun terakhir, itu terjadi karena perang dagang antara Amerika dan China. Perang dagang ini memberikan ketegangan ekonomi, karena kedua negara tersebut merupakan raksasa besar ekonomi dunia," kata Bahlil dalam Kuliah Umum di IPDN Jatinangor, Jawa Barat yang juga disiarkan secara online, Kamis (11/7/2024).
Perang dagang belum usai, lanjut Bahlil, diperparah dengan adanya pandemi Covid-19 yang terjadi di seluruh dunia.
Tak berhenti disitu, perang antar negara membuat kondisi ekonomi makin sulit.
"Tambah panas lagi ini barang, tambah panas. Belum selesai perang antara Ukraina dan Rusia, lahir lagi ketegangan di Gaza, antara Palestina dan Israel," ujar Bahlil
Bahlil menambahkan, dengan buruknya kondisi tersebut sampai dengan hari ini belum ada satu ahli ekonomi dari kampus mana pun yang bisa meramalkan kondisi ekonomi global.
Dari kondisi ini, Menurutnya diperlukan kepiawaian kepala negara untuk mengatur kondisi ekonomi agar pertumbuhan ekonominya tetap survive, eksis dan tidak resesi.
Ditengah buruknya kondisi ekonomi global, Bahlil mengatakan ekonomi Indonesia bisa tumbuh di atas 5% di 2023, dengan inflasi di bawah 3%. Menurutnya ini merupakan salah satu pencapaian terbaik di dunia.
"Hanya tiga negara pertumbuhan ekonomi terbaik di dunia di tahun 2023; India, China, dan Indonesia. Selebihnya di bawah 5% di beberapa negara bahkan eropa sedang resesi pertumbuhan ekonomi di 2023 adalah salah pertumbuhan ekonomi dunia yang indonesia miliki "tuturnya
Bahlil mengungkapkan salah satu kunci baiknya pertumbuhan ekonomi Indonesia karena adanya kontribusi dari investasi.
Pada 2023 target investasi yang diberikan Presiden Joko widodo sebesar Rp 1.400 triliun. Target itu mampu diselesaikan oleh BKPM sebesar Rp 1.418,9 triliun
Dari capaian investasi itu, Bahlil menambahkan sekitar 52,4% atau Rp 743,9 triliun merupakan investasi luar negeri (penanaman modal asing/PMA) dan 47,6% atau Rp 674,9 triliun sisanya merupakan hasil investasi dalam negeri (penanaman modal dalam negeri/PMDN).
Jika dibagi berdasarkan wilayah, sebanyak Rp 730,8 triliun atau (51,5%) investasi itu masuk ke wilayah di Luar Pulau Jawa, dan Rp 688,1 triliun berada di Pulau Jawa. Berkat itu pemerintah bisa membuka sekitar 1,8 juta lapangan pekerjaan sepanjang 2023.
"PMA-nya 52,4%, PMDM-nya itu 47,6%. Antara Jawa dan luar jawa itu kurang lebih sekitar 51,5% (di Luar Pulau Jawa dan sisanya di Pulau Jawa) dan penciptaan lapangan kerja sekitar 1,8 juta," jelasnya.
Sumber: Okezone