AGAMA PERISTIWA

Kisah Pilu Bu Nunuk Tertipu 'Haji Furoda' hingga Wafat di Tanah Suci

DEMOCRAZY.ID
Juli 27, 2024
0 Komentar
Beranda
AGAMA
PERISTIWA
Kisah Pilu Bu Nunuk Tertipu 'Haji Furoda' hingga Wafat di Tanah Suci



DEMOCRAZY.ID - Nunuk Widyanti (53) alias Bu Nunuk menjadi korban penipuan pendaftaran haji furoda. 


Sosok pemilik kedai STMJ legendaris di Surabaya itu meninggal dunia saat melakukan ibadah haji pada 16 Juni 2024 lalu usai sempat hilang selama 5 hari.


Pihak keluarga mengungkap sejumlah kejanggalan dari pihak travel yang ternyata memberangkatkan Bu Nunuk dan suaminya dengan visa pribadi dan haji backpacker. Bu Nunuk dan suami juga sempat dikejar-kejar polisi Arab Saudi.


Berikut sederet fakta yang diketahui sejauh ini:


Awal Keberangkatan Haji Bu Nunuk


Sang anak, Rizaldi Santoso (29) menceritakan orang tuanya berangkat haji pada Sabtu 17 Mei 2024 bersama 10 orang dengan travel dari Bandara Juanda transit di Jakarta. Begitu tiba di Jeddah mereka menggunakan transportasi umum ke apartemen.


Rizaldi mengaku baru menyadari kejanggalan seperti Bu Nunuk dan suaminya berangkat tidak memakai seragam haji seperti haji reguler. "Mereka berangkat dengan 10 orang tanpa memakai seragam haji seperti pada umumnya," katanya, dilansir detikJatim.


Terpisah dengan Suami Lalu Hilang


Pada Sabtu, 15 Juni mulai perjalanan Armusna. Saat itu Bu Nunuk sempat terpisah dengan suaminya, Budi Santoso (55). 


Beruntung malamnya mereka bertemu lagi. Lalu pada Minggu, 16 Juni melanjutkan perjalanan. Saat lempar jumroh, Bu Nunuk kembali hilang.


Sang suami pun menghubungi istrinya namun ponselnya tidak aktif. Budi Santoso juga sudah mengabari pihak travel dan berusaha mencari bersama. 


Pada Senin, 17 Juni dini hari Budi Santoso mengabari anaknya, Rizaldi Santoso (29), bahwa Bu Nunuk menghilang.


Laporan Bu Nunuk Meninggal Dunia


Pada Selasa, 18 Juni pihak travel mencari lagi dan sempat mendapat kabar bahwa Bu Nunuk telah meninggal dunia melalui aplikasi kawal haji. Namun tak lama diinformasikan kembali bahwa Bu Nunuk tidak meninggal.


Lalu pada Rabu, 19 Juni pihak travel kembali mencari keberadaan Bu Nunuk. Selanjutnya pada Kamis, 20 Juni pencarian dilakukan di RS forensik Arab Saudi, namun sudah tutup dan diminta kembali keesokan harinya.


"Pas balik hari Jumat (21 Juni) pakde mengabari ada data di forensik dan sudah keluar, ada surat pernyataan surat meninggal (Bu Nunuk) di tanggal 16 Juni. Artinya mama hilang dan meninggal di tanggal yang sama," cerita Rizaldi.


Daftar Haji Furoda Ternyata Haji Backpacker


Pihak keluarga turut menduga adanya kejanggalan dari pihak travel. Sebab Bu Nunuk dan suaminya berangkat haji menggunakan visa kunjungan pribadi, bukan visa haji.


Ketika pihak keluarga menanyakan ke pihak travel, dijawab haji backpacker. "Ga ada kepikiran apa-apa, mikir pasti balik. Karena harganya sama kayak furoda, di atas Rp 200 juta," ungkap Rizaldi.


Rizaldi juga mengaku orang tuanya tidak terbuka dengan keberangkatan haji dengan nama travel apa. Dia dan keluarga lainnya baru mengetahui saat sudah muncul kejadian-kejadian di Arab Saudi.


Sempat Dikejar-kejar Polisi Arab Saudi


Rizaldi mengaku ketika Bu Nunuk dan suaminya sudah tiba di Tanah Suci, mereka merasa ketakutan karena dikejar-kejar polisi Arab. Dia mendapat aduan dari ibunya jika apartemen mereka sempat didobrak polisi.


"Apartemen tempat persembunyian mama dan papa. Sempat didobrak polisi, lari ke sana-ke sini sampai mama saya kepegang polisi. Saya tahu dari salah satu video di medsos sama kayak ceritanya mama. Saya nggak tahu termasuk (Bu Nunuk) atau tidak, tapi ceritanya persis seperti kejadian mama," ceritanya.


Bu Nunuk Tidak Punya Riwayat Penyakit


Salah satu kejanggalan lainnya yang diungkap pihak keluarga adalah bahwa Bu Nunuk tidak memiliki riwayat penyakit. Rizaldi mengungkap, selama hidup Bu Nunuk selalu sehat tidak memiliki penyakit berisiko.


Namun saat melempar jumrah, tambah Rizaldi, ibunya disebut mengalami dehidrasi. Bahkan bicaranya melantur. Hal itu diungkapkan oleh ayahnya saat mendampingi Bu Nunuk sebelum akhirnya terpisah dan hilang.


"Hilangnya kata ayah sudah dehidrasi parah, sudah nggak stabil, ngomongnya ngaco. Mama lempar jumroh bilang nggak kuat ngajak ayah mundur. Ayah minta lempar jumroh dulu baru mundur, setelah lempar jumroh, ibu ditoleh sudah nggak ada di sebelahnya. Entah jatuh pingsan, ayah noleh mau dikejar nggak bisa karena melawan arus," ceritanya panjang lebar.


Sumber: Detik

Penulis blog