DEMOCRAZY.ID - Eep Saefullah Fatah terang-terangan menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai bapak nepotisme.
Pernyataan itu diungkapkan dalam sebuah video yang diunggah di kanal YouTube-nya Keep Talking, Kamis (18/7/2024).
Apa yang diungkapkan Eep Saefullah mengundang perhatian luas, terutama karena nepotisme dianggap sebagai ancaman serius terhadap demokrasi.
Eep Saefullah menjelaskan bahwa nepotisme merupakan penyakit lama di Indonesia, yang berkembang pesat pada masa Orde Baru.
“Nepotisme sudah ada sejak lama. Di era Orde Baru, dari akhir tahun 60-an sampai akhir 90-an, Indonesia dikuasai oleh Presiden Soeharto yang memprioritaskan anak-anaknya dalam banyak aspek politik dan bisnis,” ujarnya.
Namun, yang menjadi sorotan utama Eep adalah praktik nepotisme di era reformasi. Menurutnya, Presiden Jokowi telah menjadi contoh teladan nepotisme dalam waktu yang sangat singkat.
“Presiden Jokowi telah menjadi bapak nepotisme karena praktik-praktik nepotisme dilakukan dengan terang-terangan. Banyak orang telah melawan dan mengkritiknya,” tegas Eep.
Eep menekankan pula bahwa nepotisme bukan hanya terjadi di tingkat presiden.
“Ketika seseorang memimpin partai atau memegang jabatan tertentu, kecenderungan nepotisme selalu mengancam. Nepotisme adalah hantu yang berkeliaran di pojok ruangan,” katanya.
Lebih lanjut, Eep menjelaskan bahwa nepotisme bisa menjadi awal dari praktik oligarki, di mana kekuasaan dikendalikan oleh segelintir orang.
“Praktik oligarki adalah kekuasaan yang dikuasai oleh sedikit orang, kadang hanya satu, yang bisa menentukan segalanya,” tambahnya.
Menurut Eep, praktik oligarki dan nepotisme adalah ancaman serius bagi demokrasi.
“Jika dibiarkan, demokrasi kita akan jatuh ke tangan tiran yang hanya membangun dinasti demi dinasti. Mereka akan melayani kepentingan sempit, sementara kepentingan seluruh warga akan terabaikan,” ujarnya.
Eep mengajak seluruh masyarakat untuk melawan praktik-praktik nepotisme dan oligarki demi masa depan Indonesia yang lebih gemilang.
“Mari kita lawan ini bersama-sama agar demokrasi kita tetap kuat dan tidak jatuh ke tangan tiran,” ajaknya.
Pernyataan Eep Saefullah ini menambah deretan kritik terhadap Presiden Jokowi, yang sebelumnya juga dituding melakukan praktik nepotisme dalam pemerintahan.
“Saya mengatakan ini kurang lebih cuman menggaris bawahi sekaligus menebalkan saja apa yang selama ini menjadi catatan dan kritik,” tegas Eep Saefullah.