AGAMA

Habib Bahar Ultimatum Imad Bin Samran Gegara Hina Wan Sehan: Awas Jangan Main-Main Sama Walinya Allah!

DEMOCRAZY.ID
Juli 22, 2024
0 Komentar
Beranda
AGAMA
Habib Bahar Ultimatum Imad Bin Samran Gegara Hina Wan Sehan: Awas Jangan Main-Main Sama Walinya Allah!



DEMOCRAZY.ID - Pimpinan LSM Majelis Pembela Rasullullah, Habib Bahar bin Smith kembali melontarkan ultimatum kepada pria yang disebut Imad Sarman. Itu lantaran, ia dianggap menghina Habib Syaikhon, atau yang dikenal sebagai Wan Sehan. 


Habib Bahar tak terima dengan tudingan Imad yang diduga menganggap Wan Sehan kurang waras. 


"Awas Imad, awas jangan main-main sama para wali-walinya Allah. Jangan main-main entar ente yang bakal rasakan sendiri. Apa yang ente ucapkan itu yang nanti bakal ente tuai," katanya dikutip dari tayangan YouTube Sayyid Bahar Bin Sumaith Official pada Senin, 22 Juli 2024.


"Sebagaimana ente (Imad) juga tahu itu, enggak mungkin ente engak tahu Mad sedangkan Habib Syaikhon (Wan Sehan) itu sudah masyhur kewaliannya. Awas hati-hati ya, Allah akan mengumumkan perang kepada siapapun yang memusuhi menyakiti para wali-wali Allah," sambung Bahar. 


Adapun Wan Sehan sendiri dipercaya merupakan wali majdub. Biasanya orang dengan gelar tersebut memiliki sifat nyeleneh, bahkan dikatakan seperti orang yang kehilangan akal.


Mereka yang majdzub kadang menegeluarkan ucapan yang aneh (syatahah) akibat “mabuk tuhan”. Beberapa dari ucapan itu terdengar melanggar syariat dan akidah.


"Nah majdub itu adalah yang ditarik oleh Allah Subhanahu Wa Taala. Jadi wali majdub itu adalah orang-orang yang di mana kesadaran mereka itu dicabut oleh Allah, ditarik oleh Allah sehingga mereka dalam keadaan fana, sehingga mereka tidak sadar. Mereka tidak tahu dirinya sendiri itu siapa," ujar Habib Bahar.


Karena itulah, lanjut Habib Bahar, hal-hal yang sering dilakukan oleh para wali majdub itu adalah hal-hal yang di luar kebiasaan manusia pada umumnya. 


"Nah ketika mereka itu ditarik kesadarannya oleh Allah Subhanahu Wa Taala,  mereka ada yang enggak salat, ada yang enggak puasa. Karena bagi orang yang hilang akal tidak wajib salat, tidak wajib puasa," jelasnya.


"Akan tetapi para ulama mengatakan, jikalau kesadarannya Allah kembalikan sehingga dia menjadi sadar kembali akal pikirannya, maka dia wajib untuk mengqada salat-salat yang ditinggalkan, termasuk menjalankan puasa yang ditinggalkan. Itu wajib kalau dia telah dikembalikan Allah kesadarannya."


Menurut Habib Bahar, mereka seperti itu karena saking cintanya kepada Allah, saking khusyuknya, sampai mereka mabuk dalam lautan cinta. 


"Orang mabuk kan enggak ingat, orang mabuk itu hilang akal. Maka tidak ada taklif tidak ada bagi mereka itu dibebankan dalam urusan agama," katanya. 


Sedangkan orang seperti Imad, kata Bahar, hanya melihat secara zahiriah. Memang hal-hal yang mereka lakukan itu tidak seperti orang umum, bahkan bisa dibilang nyeleneh bisa dibilang seperti orang gila, jika melihat zahiriahnya saja. 


"Akan tetapi para wali-wali majdub itu mereka memandang orang bukan dengan pandangan zahir. Mereka memandang orang dengan pandangan batin, dan bagi orang-orang yang meyakini mereka adalah orang-orang yang memang batinnya hidup," tuturnya. 


"Sehingga, kalau orang yang mengatakan kayak si Imad bilang Habib Syaikhon, dia tidak melihat pakai mata batin kepada Habib Syaikhon ya," timpalnya lagi.


Pemimpin Ponpes Tajul Alawiyyin tersebut menilai, Imad hatinya gelap, hatinya mati, hatinya kelam, sehingga hanya melihat dengan pandangan lahiriyah saja, tanpa memakai pandangan batin. 


"Jadi orang yang berkata si Imad ngomong seperti itu kepada Habib Syaikhon karena pemikirannya dangkal, ilmunya sempit, mainnya kurang jauh, taklimnya kurang malam, hatinya gelap." 


Habib Bahar menegaskan, bahwa Habib Syaikhon adalah salah satu wali majdub. 


"Awas Imad, awas jangan main-main sama para wali-walinya Allah. Jangan main-main entar ente bakal rasakan sendiri. Apa yang ente ucapkan itu, yang nanti bakal ente tuai sebagaimana ente juga tahu, itu." 



Sumber: VIVA

Penulis blog