DEMOCRAZY.ID - Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan atau PDIP, Djarot Saiful Hidayat, mengatakan baru di zaman Presiden Joko Widodo keluarga presiden terlibat aktif dalam politik praktis.
Bahkan, kata Djarot, anak-anak Presiden Soeharto tidak ada yang terlibat dalam politik praktis.
“Sejak masa Pak Jokowi inilah anak-anak dan menantu sama keluarga terdekatnya itu terlibat aktif di dalam politik,” kata Djarot di Kompleks Parlemen DPR RI, Kamis, 11 Juli 2024.
Djarot meyakini Jokowi tidak hanya menyiapkan anak dan menantunya masuk politik, tetapi kemungkinan juga saudara dan cucunya dipersiapkan terjun ke politik.
Menurut dia, hal tersebut memang diperbolehkan dalam demokrasi asalkan sesuai prosedur.
Di penghujung pemerintahannya, Jokowi disebut telah cawe-cawe memberikan karpet merah kepada anak-anak dan menantunya mendapat jabatan politik.
Putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, menjabat wali kota Solo berkat campur tangan ayahnya.
Tak sampai di situ, Jokowi ditengarai menggunakan aparatur negara dan cawe-cawe dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 90.
Putusan Mahkamah Konstitusi memberikan peluang kepada Gibran yang belum cukup umur mencalonkan diri sebagai calon wakil presiden.
Belakangan, setelah putusan Mahkamah Konstitusi tersebut, Gibran dideklarasikan sebagai pendamping Prabowo Subianto pada Pilpres 2024.
Sedangkan menantunya, Bobby Nasution menjabat wali kota Medan. Saat ini, Bobby bakal maju dalam pemilihan gubernur Sumatera Utara. Bobby diusung oleh tujuh partai politik di Sumatera Utara, menjadikan koalisi Bobby sangat gemuk.
Djarot menyinggung alasan tujuh partai politik mendukung Bobby Nasution. Ia meragukan alasan partai mendukung Bobby karena faktor Bobby sendiri.
“Untuk Mas Bobby itu mendapat (dukungan partai) karena Mas Bobby-nya atau karena mertuanya, itu pertanyaannya,” kata Djarot, Selasa kemarin.
Menurut Djarot, Bobby Nasution belum tentu menang juga dengan koalisi gemuk pengusungnya.
Ia mengatakan pada akhirnya yang akan menentukan adalah rakyat juga. Djarot menyebut PDIP bisa saja mengusung nama sendiri di Pilkada Sumatera Utara.
Namun PDIP tetap membuka komunikasi dengan partai lain yang belum bergabung dengan koalisi pengusung Bobby.
Sumber: Tempo