DEMOCRAZY.ID - Salah satu kader Nahdlatul Ulama (NU) atau nahdliyin, Zainul Maarif, meminta maaf ke organisasi NU serta masyarakat Indonesia lantaran telah bertemu dengan Presiden Israel, Isaac Herzog, beberapa waktu lalu.
Dia mengatakan pertemuan dengan Presiden Israel itu terjadi pada 3 Juli 2024 lalu.
"Kepada masyarakat Indonesia, wabil khusus umat Islam, wabil khusus lagi kepada Nahdatul Ulama, organisasi di mana saya berada, atas apa yang ketidaknyamanan yang muncul akhir-akhir ini terkait dengan kunjungan saya ke Palestina dan Israel," kata Zainul di Kantor PWNU Jakarta, Kamis (18/7).
Zainul menilai tindakannya ini sebagai pelajaran besar untuknya pribadi. Ia menganggap niat dan tindakan baik terkadang efeknya belum tentu baik.
"Dan saya dalam hal ini sekali saya meminta maaf atas segala yang terjadi. Dan ini pelajaran penting buat saya tindakan dan niat baik itu efeknya ternyata memberikan efek buruk," kata dia.
Zainul menjelaskan kunjungannya bertemu Presiden Israel sebagai inisiatifnya pribadi dan tak ada kaitannya dengan organisasi NU.
"[Pertemuan] itu adalah tanggal 3 Juli, 3 Juli 2024," katanya menjawab pertanyaan.
"Rangkaiannya [perjalanan] itu dari 30 Juni sampai 5 Juli 2024. Jadi baru awal bulan ini," kata dia.
Zainul menjelaskan kunjungannya ke Israel dan Palestina sebagai bagian dari kegiatan dialog lintas iman sekaligus untuk penelitian lapangan. Ia mengklaim sedang melakukan penelitian tentang kehidupan orang Islam di Israel.
Ia pun mengatakan peserta yang ikut program ini ada yang beragama kristen, katolik, Yahudi dan Islam.
"Bagaimana kehidupan Muslim di sana? Kalau kehidupan Muslim di Gaza kita sudah tahu. Nah, kalau di Israel seperti apa? Semacam itu. Kemudian selebihnya, karena saya juga terlibat tentang dialog lintas iman, saya ngajar juga tentang kajian lintas agama, semacam itu. Ya kalau pun ke sana, selain penelitian itu, mohon pertemukan dengan yang relate dengan saya, yaitu, tokoh-tokoh agama," kata dia.
Dia mengaku ke sana karena diajak seorang kawannya yang berasal dari Universitas Harvard, Amerika Serikat.
"Yang mengajak itu, ini sebenarnya yang mengajak adalah kawan dari Harvard, ya. Dari Harvard, penelitian," kata dia.
Ke depannnya, dia mengimbau kepada para pemuda untuk berhati-hati ketika ada undangan dari pihak luar supaya dikonsultasikan. Jika sebagai kader NU, wajib mengkonsultasikan terlebih dulu ke para kiai.
"Mohon semua jangan ganggu organisasi tersebut dan juga mohon jangan menyerang keluarga-keluarga kami ini. Kami mengaku salah karena tadi membuat ketidaknyamanan semacam ini mohon jangan hukum kami terutama yang tidak melakukan tadi," kata dia.
3 Nahdliyin Terlibat RAHIM Dipecat dari Pengurus LBM NU DKI
Ketua Umum Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta Samsul Ma'arif telah memberhentikan Mukti Ali, Roland Gunawan, dan Sapri Saleh dari kepengurusan Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PWNU Jakarta.
Mukti, Roland, dan Sapri dianggap terlibat dalam organisasi Pusat Studi Warisan Ibrahim untuk Perdamaian (RAHIM).
"Yang diberhentikan adalah pertama, nama Mukti Ali Kusyairi itu sebagai Ketua LBM, Roland Gunawan dan Sapri Saleh," kata Samsul di Kantor PWNU DKI Jakarta, Kamis (18/7)."
Samsul menilai organisasi ini memiliki keterkaitan dan komunikasi dengan pihak Israel.
"Ya ada keterkaitan lah, ada keterkaitan komunikasi dengan pemberangkatan. Ada komunikasi dengan pihak Israel," ujarnya.
Ia mengatakan status ketiga orang ini tetap sebagai warga NU DKI biasa. Sehingga tetap berhak mengikuti pelbagai kegiatan yang terkait NU.
"Tetapi dia atau mereka sudah tidak lagi bagian daripada kepengurusan LBM PWNU DKI Jakarta," katanya.
Selain ketiga tokoh ini, PWNU DKI Jakarta turut memberhentikan Zainul Maarif dari jabatannya sebagai pengurus Lembaga Bahtsul Masail NU DKI Jakarta.
Zainul adalah satu dari lima Nahdliyin yang bertemu Presiden Israel Isaac Herzog beberapa waktu lalu.
Nama RAHIM mendadak jadi sorotan usai disebut-sebut terlibat dalam pertemuan lima kader Nahdlatul Ulama (NU) dengan Presiden Israel Isaac Herzoog di tengah aksi genosida di Palestina yang masih berlangsung.
Dalam situsnya, organisasi RAHIM didirikan dengan mengusung keyakinan perdamaian antara agama-agama Ibrahim, yakni Islam, Yahudi, dan Kristen. Mereka terutama mendorong perdamaian di Yerusalem.
RAHIM menulis, "Tanggung jawab bagi seluruh agama-agama Ibrahim, Abrahamic Religion, khususnya Islam, Yahudi, Kristen, untuk menjaga kesucian Yerusalem". RAHIM dipimpin oleh Mukti Ali selaku Presiden Direktur.
Meski begitu, RAHIM secara organisasi telah membantah keterlibatan mereka dalam pertemuan yang diikuti Zainul. Menurut mereka, Zainul hadir bukan mewakili organisasi, melainkan pribadi.
"Saudara Zainul Maarif sebagai bagian dari orang yang bertemu dengan Presiden Israel adalah atas nama pribadi dan tidak mewakili/atas nama RAHIM," tulis RAHIM dalam keterangan pers di situs mereka, Selasa (16/7).
Belakangan situs itu tak lagi bisa diakses hingga hari ini. Kantor RAHIM yang tertera pada website mereka diduga rumah tinggal orang lain.
Sumber: CNN