POLITIK

Cerita Mahfud Coba Disuap Capim KPK: Ada Orang Antar Uang ke Ruangan Saya

DEMOCRAZY.ID
Juli 24, 2024
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Cerita Mahfud Coba Disuap Capim KPK: Ada Orang Antar Uang ke Ruangan Saya



DEMOCRAZY.ID - Mahfud MD mengaku pernah ada calon pimpinan (Capim) KPK yang mencoba untuk menyogoknya. 


Hal ini dialaminya ketika masih menjadi anggota Komisi III DPR RI pada 2006 silam.


Mahfud bercerita, kala itu memang sedang berlangsung tahapan pemilihan Capim KPK. 


Ia pun sudah menentukan beberapa nama yang menurutnya layak menjadi pimpinan lembaga antirasuah itu.


"Pemilihan KPK yang angkatan Antasari Azhar cs, yang milih angkatan saya di DPR. Saya udah milih a, b, c, d," kata Mahfud dalam podcast ‘Terus Terang Mahfud MD’ di YouTube Mahfud MD Official, Rabu (24/7).


Tiba-tiba ada seseorang yang diusut untuk datang ke ruangan Mahfud. Seseorang tersebut diduga merupakan utusan seorang capim KPK.


Mahfud menyebut bahwa orang tersebut membawa uang. Diduga untuk meloloskan capim KPK itu dalam fit and proper test.


Tanpa menyebut namanya, Mahfud menyayangkan capim KPK tersebut padahal sudah dinilai bagus oleh para koleganya.


"Tiba-tiba yang ranking 1 menurut fraksi saya itu ngutus orang, ngantar uang ke ruangan saya. 'Pak ini pak untuk anggota fraksi bapak, dari Pak ini'," jelas Mahfud tanpa mengungkap sosok capim KPK itu.


Uang yang tak dibeberkan nominalnya itu pun diterima Mahfud. Namun, ia langsung menghubungi rekan-rekannya di Senayan untuk tidak memilih sosok Capim KPK yang mencoba curang itu. Setelahnya, uang pun dikembalikan Mahfud.


"Saya telepon satu-satu, ada Imam Anshori Saleh, ada Khaidir Wafa, ada Masduki, saya telepon 'jangan pilih yang tadi itu', 'kenapa?', 'ngantarkan uang ke sini'," ungkap Mahfud.


"Saya kembalikan [uangnya]," imbuhnya.


Akhirnya, Capim curang itu tak lolos dan gagal menjadi pimpinan KPK.


Untuk itu, Eks Ketua MK ini berharap, praktik serupa tidak terjadi lagi di masa sekarang. 


Menurutnya, para legislatif perlu bersikap objektif dalam menentukan pimpinan KPK.


"Itu yang membuat rusak. Jadi ndak objektif. Yang kemarinlah yang terkahir ini, ada yang minta dukungan ormas, ketemu ketua pimpinan partai dengan sangat mencolok, lobi-lobi sebelumnya," beber Mahfud.


"Sehingga orang sebelum itu sudah dengar namanya sebelum dites ini, ini nanti yang akan lulus karena sudah ada lobi-lobi itu bukan objektivitas," tambahnya.


Sumber: Kumparan

Penulis blog