DEMOCRAZY.ID - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan capaian investasi Indonesia saat ia menjabat sebagai Kepala BKPM jauh lebih besar daripada masa sebelum ia memimpin.
Padahal ia hanyalah seorang 'anak daerah' dari Papua, sedangkan pemimpin sebelumnya merupakan lulusan Harvard.
Perihal ini disampaikan Bahlil saat mengisi kuliah umum di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Jatinangor, Jawa Barat.
Dalam kesempatan itu Bahlil menunjukkan sebuah slide presentasi yang menunjukkan grafik pertumbuhan investasi yang masuk ke Indonesia sebelum dan sesudah BKPM dia pimpin.
Dalam slide itu terlihat pada awal kepemimpinan Tom Lembong di BKPM (2016), target rencana strategis lembaga itu berada di angka Rp 594,8 triliun dengan pencapaian Rp 612 triliun (capaian +3,02%).
Kemudian pada 2019 hingga kuartal ke-2 capaian investasi masuk berada di kisaran Rp 396 triliun atau sekitar 50% dari target sepanjang tahun itu yang sebesar Rp 792 triliun.
Kemudian pada pertengahan 2019 saat Bahlil mulai memimpin, BKPM berhasil menambah capaian investasi hampir mencapai Rp 414 triliun sehingga total capaian tahun itu berada di angka Rp 809,6 atau 2,22% lebih tinggi dari target.
Bahlil kemudian mengatakan sejak saat itu (2020-2023 kemarin), baik secara target maupun capaian, investasi yang masuk ke Indonesia naik secara signifikan. Bahkan mencapai dua kali lipat lebih besar daripada masa kepemimpinan Tom Lembong di BKPM.
Sebab pada 2023 lalu, Bahlil mengaku diberikan target investasi yang sangat besar dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) yakni 1.400 triliun.
Namun di tahun itu, ia dengan bangga mengatakan BKPM mampu mendatangkan investasi melebihi target yakni Rp 1.418,9 triliun.
"Nah kalau kalian lihat grafik ini, realisasi investasi kita itu naik terus, saya masuk 2019, target investasinya sekarang hampir 2 kali lipat," ucap Bahlil dalam acara tersebut, Kamis (11/7/2024).
"Ini adalah perbedaan antara 2018-2019 itu pimpinan BKPM-nya adalah tamatan Harvard (Tom Lembong), dan 2019 sampai 2023 pimpinan BKPM-nya adalah tamatan Papua," tegasnya lagi.
Melalui penjelasan ini, ia ingin membuktikan bahwa almamater atau asal daerah tidak menjamin kualitas dan kemampuan seseorang.
Sama seperti bagaimana ia bisa 'mengalahkan' Tom Lembong yang seorang lulusan Harvard dengan dirinya, baik dari segi target ataupun capaian investasi BKPM.
"Apa yang saya mau sampaikan kepada teman-teman, kampus tidak menjamin kualitas seseorang mahasiswa atau praja, kalian mau sekolah di mana pun, di SMA di pelosok manapun, ketika masuk di IPDN, harus kalian buktikan bahwa kalian adalah yang terbaik daripada orang-orang yang ada di pusat-pusat ibu kota negara," pungkasnya.
Sumber: Detik