DEMOCRAZY.ID - Mimpi Kristianie Lumatalale bergabung dengan tim Paskibraka Nasional pupus di tengah jalan.
Harapannya ikut menjalankan tugas negara sebagai anggota Paskibraka Nasional pada HUT ke-79 RI tahun 2024 di Ibu Kota Nusantara (IKN) sirna setelah namanya mendadak dicoret dan digantikan orang lain.
Kristianie merupakan siswi SMA Negeri 3 Seram Bagian Barat, Maluku. Ia telah diumumkan lolos oleh panitia seleksi daerah mewakili Maluku untuk mengikuti seleksi Paskibraka nasional di Jakarta.
Namun pada detik-detik terakhir saat persiapan keberangkatan ke Jakarta, namanya tiba-tiba digantikan oleh panitia tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu.
Kepada Kompas.com, Kristianie menceritakan awal mula ia mengikuti proses seleksi sampai dinyatakan lolos mewakili Maluku hingga akhirnya digantikan orang lain.
"Awalnya kita ada 64 orang yang ikut seleksi di tingkat provinsi dan di akhir seleksi kita ada empat orang dengan nilai terbaik yang dinyatakan lolos mewakili Maluku ke tingkat pusat," ungkapnya kepada Kompas.com, Selasa (11/6/2024).
Siswi kelas 10 yang saat ini berusia 16 tahun tersebut awalnya mengikuti proses seleksi tingkat kabupaten di Seram Bagian Barat pada 24-28 April 2024.
Setelah empat hari mengikuti seleksi di tingkat kabupaten, panitia mengumumkan hasilnya dan menetapkan Kristianie bersama tiga temannya lolos mengikuti seleksi ke tingkat provinsi Maluku.
"Saya dan teman tiga orang lolos seleksi wakili kabupaten lalu kita ikut seleksi tingkat provinsi," ungkapnya.
Nilai tertinggi
Kristianie mengungkapkan ia dan puluhan siswa lainnya yang terpilih dari kabupaten kota di Maluku mulai mengikuti seleksi tingkat provinsi pada 29-31 Mei.
Selama proses seleksi, para calon anggota Paskibraka yang akan mewakili Maluku ini tidak hanya fokus belajar tentang baris-berbaris.
Mereka juga mereka harus mengikuti sejumlah tes sebagai syarat untuk lolos mewakili Maluku ke seleksi Paskibraka Nasional di Jakarta.
Dari hasil seleksi tingkat provinsi, Kristianie menjadi peserta terbaik yang memiliki nilai paling tinggi.
Untuk hasil tes intelegensia umum, Kristianie mendapat skor 89,46 sedangkan untuk tes wawancara kebangsaan ia mendapat nilai 96.
Adapun untuk nilai parade dan baris-berbaris Kristianie mendapat skor nilai 84.
"Untuk seleksi tingkat provinsi nilai saya paling tinggi 89,46 dan wawancara itu saya dapat nilai 96," katanya.
Lalu, Kristianie diumumkan menjadi peserta terbaik dengan nilai tertinggi dan berhak lolos mewakili Maluku mengikuti seleksi tingkat nasional di Jakarta.
Kristiane bersama tiga rekannya diumumkan lolos oleh panitia seleksi untuk mewakili Maluku daerah pada 31 Mei 2024.
Adapun tiga peserta lainnya yang dinyatakan lolos seleksi daerah yakni Cleo Faldy Ririhena, siswa SMA Negeri 2 Ambon, Riska Dwi Latuconsina siswi SMA Negeri 11 Ambon dan Aril Lestaluhu siswa SMA Tulehu, Maluku Tengah.
Menurut Kristianie, setelah dinyatakan lolos di tingkat provinsi, ia dan ketiga rekannya itu kemudian diberikan arahan oleh panitia untuk mempersiapkan diri guna mengikuti seleksi ke tingkat nasional.
"Pengumuman seleksi provinsi itu tanggal 31 Mei. Jadi kami ada empat orang yang diumumkan lolos mewakili Maluku."
"Panitia juga sudah arahkan untuk kami persiapan berangkat ke Jakarta ikut seleksi nasional," ungkapnya.
Ucapan selamat berdatangan
Setelah dinyatakan lolos mewakili Maluku, ucapan selamat pun berdatangan dari berbagai pihak kepada Kristianie.
Selain dari keluarga yang selama ini memberikan dukungan, ucapan selamat juga datang dari pemerintah Kabupaten Seram Bagian Barat, SMA 3 Seram Bagian Barat dan teman-temannya.
"Iya, semua sudah memberikan selamat, termasuk dari sekolah, guru-guru dan semua teman-teman memberikan selamat kepada saya," ungkapnya.
Lolosnya Kristianie mewakili Maluku ke seleksi tingkat Paskibraka tingkat nasional menjadi kebanggaan tersendiri tidak hanya bagi keluarga namun juga masyarakat kabupaten Seram Bagian Barat.
Beberapa saat setelah Kristianie diumumkan lolos ke seleksi tingkat nasional kedua orangtuanya langsung menangis.
Orangtua Kristiania merasa sangat terharu bercampur bahagia karena anaknya telah mengukir sejarah yang sangat membanggakan tak hanya bagi keluarga tapi juga daerah Maluku khususnya Seram Bagian Barat.
"Papa dan mama sangat terharu sekali setelah mendengar saya lolos mereka mengaku sangat bangga," ujarnya.
Kedua orangtuanya juga berpesan kepada Kristianie agar tetap rendah hati dan tak lupa terus belajar dan berdoa agar apa yang dicita-citakan dapat diraih.
"Pesan papa dan mama tetap rendah hati, jangan sombong dan selalu belajar dan berdoa," katanya.
Nama dicoret
Kristianie menceritakan empat hari setelah pengumuman, panitia mengarahkan ia dan ketiga temannya yang telah dinyatakan lolos seleksi untuk mengikuti pemeriksaan kesehatan di laboratorium RSUD dr Haulussy.
"Kami berempat disuruh kumpul di kantor gubernur lalu diarahkan untuk melakukan medical check up di RSUD dr Haulussy itu tanggal 3-4 Juni," katanya.
Setelah pemeriksaan kesehatan dilakukan, Kristiane dan tiga temannya hanya tinggal menunggu diberangkatkan ke Jakarta untuk ikut seleksi nasional.
Namun saat sedang mempersiapkan diri ke Jakarta, nama Kristianie tiba-tiba dicoret dan digantikan orang lain.
Ironisnya penggantian Kristianie dari daftar nama yang akan dikirim ke Jakarta itu dilakukan secara diam-diam oleh panitia seleksi daerah tanpa ada pemberitahuan dan alasannya.
"Tiba-tiba nama saya diganti di saat persiapan keberangkatan dan saya tidak pernah diberitahu oleh panitia," ujarnya.
Ia mengaku mulai merasakan kejanggalan saat dua orang temannya yang sebelumnya tidak lolos seleksi tingkat provinsi tiba-tiba dipanggil untuk mengikuti pemeriksaan kesehatan oleh panitia seleksi daerah.
Tak lama setelah itu, salah seorang temannya yang tak lolos seleksi namun dipanggil mengikuti pemeriksaan kesehatan mengirimkan daftar tiket keberangkatan ke Jakarta kepadanya.
Dalam daftar tiket itu, nama Kristianie dan seorang temannya yang sebelumnya dinyatakan lolos telah diganti.
Malahan panitia memberangkatkan lima orang untuk ikut seleksi nasional, padahal jatah Maluku hanya empat orang saja.
"Yang berangkat ke Jakarta ada lima orang. Saya heran tiba-tiba mereka yang tidak lolos dipanggil untuk ikut pemeriksaan kesehatan dan yang saya paling heran lagi ada teman saya bisa tahu hasil kesehatan saya," ungkapnya.
Berdasarkan informasi yang didapatkan dari salah satu temannya, Kristianie memiliki HB yang rendah dan pernah pingsan saat latihan baris berbaris.
Hasil pemeriksaan kesehatan yang bocor itu diduga menjadi pertimbangan panitia seleksi mencoretnya dari empat nama yang telah dinyatakan lolos seleksi daerah.
Kristianie membantah ia pernah pingsan saat mengikuti latihan baris berbaris.
Ia mengaku sebelum mengikuti pemeriksaan kesehatan di RSUD dr Haulussy Ambon, dia dan peserta lainnya juga telah mengikuti pemeriksaan kesehatan di daerahnya masing-masing termasuk saat mengikuti seleksi tingkat provinsi di Kota Ambon.
Setelah namanya diganti ia dan keluarganya berusaha mencari informasi di panitia seleksi daerah.
Mereka menemukan fakta ternyata beberapa temannya yang tidak lolos ikut dipanggil mengikuti pemeriksaan kesehatan oleh panitia seleksi daerah.
Malahan ada salah satu peserta yang sebelumnya tidak lolos seleksi tetap diberangkatkan ke Jakarta.
"Ada yang tekanan darah 160, ada yang giginya berlubang dan 5 gigi hilang tapi tetap diberangkatkan, bahkan ada yang tidak lolos seleksi dan tidak pernah dipanggil ikut tes kesehatan tapi diberangkatkan ikut seleksi nasional," katanya.
Kecewa
Terkait pergantian namanya oleh panitia daerah, Kristianie mengaku sangat kecewa. Sebab ada dugaan manipulasi yang telah terjadi pada proses seleksi hingga menyebabkannya dirinya tersingkir meski telah dinyatakan lolos seleksi daerah.
"Jujur saya sangat kecewa sekali, tiba-tiba nama saya diganti," katanya.
Setelah namanya dicoret dan digantikan dengan orang lain, secara otomatis Kristiane akan menjadi anggota Paskibraka di tingkat provinsi.
Namun pemerintah kabupaten Seram Bagian Barat telah mengambil keputusan tidak mengizinkannya menjadi anggota Paskibraka tingkat provinsi Maluku.
"Pemkab tidak mau lagi dan menarik saya untuk tugas Paskibraka di kabupaten," ujarnya.
Kristianie mengaku para gurunya di sekolah dan teman-temannya yang mengetahui namanya dicoret juga menghubunginya dan memintanya untuk tetap sabar dan semangat.
"Iya wali kelas juga hubungi saya kasih motivasi dan bilang saya tetap sabar dan semangat, beliau meminta saya tetap belajar dan mental harus kuat seperti baja," ungkapnya.
Sementara itu Loce Wattimena, ibu Kristanie, mengaku sangat kecewa anaknya telah siap mengikuti seleksi nasional tiba-tiba diganti saat persiapan keberangkatan.
"Anak saya sudah dinyatakan lolos tapi tiba-tiba namanya dicoret dan digantikan dengan orang lain. Saya sebagai orangtua sangat kecewa sekali," ungkapnya.
Loce menduga hasil pemeriksaan kesehatan menjadi penyebab anaknya digugurkan tidak berjalan transparan karena tidak pernah diumumkan kepada peserta.
Indikasi lainnya peserta yang tidak lolos seleksi dan dipanggil mengikuti tes kesehatan oleh panitia seleksi juga memiliki masalah kesehatan, bahkan ada yang tidak pernah mengikuti tes kesehatan tapi tetap diberangkatkan.
"Ada keterangan katanya anak saya pernah kolaps tidak mampu beraktivitas dan sering pingsan itu semua tidak benar, kami sangat sayangkan karena hasil itu tidak pernah diumumkan panitia, malah didengar dari orang lain," kesalnya.
Persoalan tersebut pun kini menjadi perbincangan hangat masyarakat Maluku hingga menuai polemik.
Banyak pihak menilai proses seleksi calon anggota Paskibraka di tingkat provinsi Maluku telah dikotori cara-cara curang, penuh intervensi dan syarat nepotisme.
Penjelasan pantia
Menanggapi persoalan yang terjadi itu, Kepala Kesbangpol Provinsi Maluku yang juga Wakil Ketua Seleksi Daerah Anggota Paskibraka tingkat provinsi Daniel Indey memberikan penjelasan.
Daniel mengakui bahwa Kristianie dan tiga temannya yang lain telah ditetapkan sebagai peserta yang lolos seleksi tingkat provinsi dan berhak mengikuti seleksi nasional di Jakarta.
"Kristanie Lumatalale memang nilainya tertinggi, kita sudah tetapkan dia bersama tiga temannya lolos seleksi daerah dan siap untuk ikut seleksi nasional," kata Daniel kepada Kompas.com di ruang kerjanya, Selasa.
Daniel mengaku meski telah dinyatakan lolos namun Kristianie dan tiga temannya mengikuti tahapan akhir yakni pemeriksaan kesehatan sebelum akhirnya diberangkatkan ke Jakarta.
Menurutnya, tahapan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan empat siswa terpilih itu merupakan rangkaian dari seleksi calon anggota Paskibraka daerah yang harus dilewati.
"Dari tahapan medical chek up ini ternyata ada tiga orang yang hasilnya tidak memenuhi syarat kesehatan, salah satunya termasuk adik Kristianie ini. Saya tidak perlu menjelaskan masalahnya apa karena ini menyangkut rekam medis privasi orang ya," ungkapnya.
Karena ada tiga orang peserta yang tidak lolos syarat kesehatan, maka panitia memanggil kembali tiga peserta yang sebelumnya tidak lolos seleksi untuk menjalani pemeriksaan kesehatan.
Daniel mengaku pemanggilan tiga peserta yang baru untuk ikut tes kesehatan dilakukan setelah pihaknya berkoordinasi dengan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila atau BPIP.
"Tiga orang yang dipanggil ikut medical check up itu satu dari kabupaten Buru, satu dari Maluku Tengah dan satu lagi dari Ambon. Mereka bertiga ikut MCU sambil menunggu penetapan dari BPIP," ungkapnya.
Menurut Daniel, dari tiga peserta yang dipanggil belakangan untuk ikut medical check up hanya dua peserta yang memenuhi syarat kesehatan dan satunya tidak.
"Tiga peserta yang ikut MCU belakangan itu hanya dua yang memenuhi syarat yaitu siswi atas nama Arum Lestari dari Buru dan Tawainela dari Maluku Tengah sementara Itin Wenno dari Ambon tidak direkomendasikan" ungkapnya.
"Karena ada satu peserta yang tidak direkomendasikan maka dicari lagi satu peserta baru," tambahnya.
Satu peserta tambahan yang dipilih panitia diketahui bernama Mesial Salamony. Daniel mengakui satu peserta tambahan itu ikut diberangkatkan ke Jakarta untuk mengikuti seleksi nasional tanpa mengikuti tes kesehatan seperti peserta lainnya.
Alasannya peserta tersebut tidak punya waktu cukup untuk ikut tes kesehatan, sebab waktu keberangkatan peserta ke Jakarta sudah semakin dekat.
"Satu pengganti ini namanya Mesial Salamony. Itu karena hasilnya keluar hari Jumat itu sudah menjelang malam, sehingga kondisinya sudah tidak ada pelayanan di rumah sakit, setelah berkoordinasi dengan BPIP diambil kebijakan untuk Mesial Salamony ini ikut MCU di Jakarta," ungkapnya.
Adapun para peserta yang dinyatakan lolos berangkat dari Ambon menuju Jakarta pada 9 Juni 2024.
Menurut Daniel, setibanya di Jakarta para wakil Maluku itu juga mengikuti pemeriksaan kesehatan oleh petugas kesehatan.
"Mereka yang berangkat itu termasuk Misiel Salamony saat tiba di Jakarta langsung di jemput panitia untuk jalani MCU lagi," katanya.
Bantah nepotisme
Setelah kasus tersebut menjadi sorotan publik, muncul spekulasi di masyarakat bahwa peserta yang menggantikan Kristianie dan dua orang temannya merupakan titipan para pejabat di Maluku.
Masyarakat juga menuding panitia dan pihak Kesbangpol telah melakukan proses seleksi dengan cara nepotisme.
Selain itu muncul tuduhan bahwa panitia seleksi juga telah menerima sogokan hingga mereka nekat menggugurkan Kristianie yang merupakan peserta terbaik yang memiliki nilai tertinggi.
Terkait spekulasi yang saat ini berkembang di masyarakat, Daniel membantahnya habis-habisan.
"Yang jelas hal itu tidak benar, saya yakin tidak benar kalaupun ada yang punya bukti silahkan dilaporkan," tegasnya.
Ia menambahkan tuduhan adanya praktik nepotisme dalam proses seleksi calon anggota Paskibraka di tingkat provinsi adalah tuduhan yang tidak berdasar. Sebab hasil tahapan seleksi langsung disampaikan kepada para peserta.
"Hasil tahapan langsung disampaikan ke peserta makanya adik Kristianie langsung tahu nilainya sangat tinggi itu ya betul karena mereka langsung tahu nilai tesnya," ujarnya.
Namun saat disinggung soal hasil tes kesehatan yang tidak diumumkan pihak panitia kepada peserta, Daniel beralasan bahwa hasil tes kesehatan disampaikan ke BPIP dan itu menjadi kewenangan BPIP untuk menentukan kelolosan para peserta.
"Iya untuk hasil kesehatan itu selesai medical check up langsung kita kirim ke BPIP, mereka yang verifikasi dan hasil itu secara resmi baru diumumkan tanggal 7 Juni kemarin, sehingga kita baru tahu hasilnya, nah kalau kita umumkan sementara hasilnya belum keluar itu jadi bermasalah," ungkapnya.
Daniel mengaku terkait polemik yang terjadi ia juga telah menjelaskan kepada para pendamping tiga peserta yang dinyatakan tidak lolos syarat kesehatan.
"Saya sudah memberikan penjelasan kepada pendamping, termasuk ke Kepala Kesbangpol Seram Bagian Barat saya telepon dan saya jelaskan masalahnya Adik Kristianie ini tidak lolos karena masalah kesehatan," ujarnya.
Sumber: Kompas