DEMOCRAZY.ID - DKI Jakarta menjadi salah satu provinsi yang diperebutkan sejumlah partai politik dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2024 mendatang. Sejumlah nama calon telah disiapkan dan digaungkan kepada publik.
Pertama, Anies Baswedan. Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 ini sudah menyatakan kesediaannya untuk kembali menjadi pemimpin di Jakarta.
Anies mengaku ingin mengembalikan Jakarta sebagai kota yang maju dengan warga yang berbahagia.
Ini sesuai dengan tagline Jakarta kala Anies memimpin pada 2017-2022 yakni, 'Maju Kotanya, Bahagia Warganya'.
"Kita ingin agar Jakarta warganya merasakan kemajuan dan bisa bahagia," ujar Anies di JiExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (21/6) malam.
Anies saat ini telah mendapatkan dukungan untuk maju memperebutkan kursi Jakarta 1 dari PKS, PKB, PDIP dan NasDem wilayah Jakarta.
Meski begitu, ia belum mendapatkan surat rekomendasi dukungan dari tingkat pusat keempat partai tersebut.
Kemudian, Ridwan Kamil. Gubernur Jawa Barat periode 2018-2023 ini sudah mendapat dukungan dari Partai Gerindra dan PAN untuk maju di Pilgub DKI Jakarta 2024.
Meskipun begitu, RK-- sapaan akrab dari Ridwan Kamil-- belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait pencalonannya tersebut.
Hanya saja, Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menyebut RK sendiri yang meminta untuk maju di Jakarta.
"Jadi begini, bahwa kemudian elektabilitas RK di Jawa Barat lebih tinggi, itu memang pada saat ini begitu," kata Dasco di Kompleks Parlemen, Kamis (20/6).
"Tetapi, silakan dicek bahwa pada waktu itu kan yang minta mau maju Jakarta kan pak Ridwan Kamil," sambungnya.
Partai Golkar yang merupakan kendaraan politik RK menginginkan kadernya tersebut untuk maju di Pilgub Jawa Barat.
Partai berlambang pohon beringin ini menilai kans RK lebih besar di Jawa Barat daripada provinsi lain karena merupakan petahana.
"Nah, kalau kita lihat hasil survei yang sekarang, kita bandingkan antara Ridwan Kamil di Jawa Barat dengan Ridwan Kamil di Jakarta, itu lebih besar peluangnya di Jawa Barat," kata Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia.
Doli mengatakan elektabilitas RK di Jakarta turun setelah muncul nama Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam bursa calon gubernur.
Kata Doli, elektabilitas RK lumayan tinggi saat memasang baliho "OTW Jakarta". Namun, elektabilitasnya perlahan menurun karena muncul saingan kuat.
"Tetapi, begitu nama-nama lain muncul kemudian dicalonkan, didengungkan, muncul nama Anies Baswedan, muncul nama Basuki Tjahaja Purnama, segala macam. Nah, ini menurun elektabilitasnya, kalau kita melihat survei hari ini," kata Doli.
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menyatakan partainya masih menunggu dan melihat hasil survei berbasis ilmiah untuk selanjutnya bisa menetapkan keputusan.
Nama lain yang masuk bursa Pilgub Jakarta ialah Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Ia membuka peluang untuk kembali mencalonkan diri sebagai gubernur DKI Jakarta. Ahok berujar akan menyiapkan diri dengan membahas isu-isu Jakarta melalui podcast A3 (Ask Ahok Anything).
"Kalau saya dikasih kesempatan menjadi gubernur Jakarta lagi, saya jauh lebih siap dan lebih baik daripada sebelumnya," kata Ahok di Jakarta, Sabtu (22/6).
Meskipun begitu, Ahok mengungkapkan partai pendukungnya, PDIP, tidak lagi mempunyai keistimewaan mengajukan calon sendiri. PDIP harus berkoalisi karena jumlah kursi di DPRD kurang.
"Saya sulit maju Jakarta lagi, ini secara teori ya, karena partai pendukung saya itu kemungkinan enggak dapat kerja sama untuk memajukan. PDIP kurang 6 kursi," tutur dia.
Untuk mencalonkan gubernur DKI Jakarta, partai atau gabungan partai butuh setidaknya 22 kursi di DPRD DKI Jakarta. PDIP hanya memperoleh 15 kursi DPRD DKI Jakarta pada Pemilu Serentak 2024. Jumlah raihan kursi PDIP di DKI Jakarta merosot dari 25 kursi di Pemilu Serentak 2024.
Calon lain yang digadang-gadang masuk bursa Pilgub DKI Jakarta ialah putra dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) sekaligus Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep.
Nama Kaesang masuk bursa Pilgub Jakarta 2024 selain karena modal delapan kursi PSI di DPRD DKI Jakarta, ada pula putusan Mahkamah Agung (MA) mengenai perubahan syarat usia calon kepala daerah.
Kaesang mengaku siap apabila mendapat dukungan dari sejumlah partai politik untuk menjadi calon gubernur DKI Jakarta. Sejauh ini, Kaesang telah mendapat dukungan dari Partai Gerindra dan PAN.
"Selama memang didukung oleh partai-partai, ya enggak masalah juga," kata Kaesang saat ditemui di Kantor Pengurus Wilayah Muhammadiyah Jakarta, Jumat (21/6).
Kaesang mengatakan modal maju menjadi gubernur Jakarta tak cukup hanya popularitas dan elektabilitas. Menurutnya, perlu sosok dengan etos kerja baik untuk masyarakat Jakarta.
Saat ditanya soal wacana maju bersama petahana Anies Baswedan, Kaesang memberi sinyal menolak. Akan tetapi, dia tak menjelaskan alasannya.
"Selama ini belum ada komunikasi, tapi sekadar info saja ya buat teman-teman semua yang saya kira sudah tahu, pak Anies sama saya ini kan beda ya," ucap Kaesang.
Adapun perolehan kursi di DPRD Jakarta berdasarkan perhitungan Agung Baskoro selaku pengamat politik Trias Politika.
PKS: 18 kursi
PDIP: 15 kursi
Gerindra: 14 kursi
NasDem: 11 kursi
Golkar: 10 kursi
PAN: 10 kursi
PKB: 10 kursi
PSI: 8 kursi
Demokrat: 8 kursi
Perindo: 1 kursi
PPP: 1 kursi
Total: 106 kursi
Data tersebut masih dapat berubah karena KPU DKI Jakarta belum menetapkan perolehan resmi kursi DPRD DKI Jakarta.
Sumber: CNN