DEMOCRAZY.ID - PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex), salah satu raksasa tekstil di Indonesia, terancam bangkrut di tengah gempuran utang yang menumpuk. Ironisnya, emiten berkode saham SRIL ini pernah meraih kejayaan industri tekstil nasional. Sritex telah lama berkutat dengan masalah keuangan. Pada September 2023, ekuitas perusahaan tercatat negatif, menandakan defisit modal dan kondisi perusahaan yang kritis. Utang Sritex mencapai US$1,54 miliar (Rp24,3 triliun), jauh melebihi asetnya yang hanya US$653,51 juta (Rp10,33 triliun). Penurunan drastis kinerja Sritex dipicu oleh beberapa faktor, termasuk pandemi Covid-19 yang menghantam industri tekstil global. Persaingan ketat di pasar internasional dan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga memperparah kondisi keuangan perusahaan. Padahal Sritex sendiri merupakan salah satu contoh perusahaan tekstil yang mampu bersaing di kancah internasional. Pasalnya sejumlah produknya seperti seragam militer pernah mendapatkan orderan dari
DEMOCRAZY.ID - PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex), salah satu raksasa tekstil di Indonesia, terancam bangkrut di tengah gempuran utang yang menumpuk. Ironisnya, emiten berkode saham SRIL ini pernah meraih kejayaan industri tekstil nasional. Sritex telah lama berkutat dengan masalah keuangan. Pada September 2023, ekuitas perusahaan tercatat negatif, menandakan defisit modal dan kondisi perusahaan yang kritis. Utang Sritex mencapai US$1,54 miliar (Rp24,3 triliun), jauh melebihi asetnya yang hanya US$653,51 juta (Rp10,33 triliun). Penurunan drastis kinerja Sritex dipicu oleh beberapa faktor, termasuk pandemi Covid-19 yang menghantam industri tekstil global. Persaingan ketat di pasar internasional dan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga memperparah kondisi keuangan perusahaan. Padahal Sritex sendiri merupakan salah satu contoh perusahaan tekstil yang mampu bersaing di kancah internasional. Pasalnya sejumlah produknya seperti seragam militer pernah mendapatkan orderan dari