DEMOCRAZY.ID - Rekaman CCTV yang menjadi bagian dari kasus kematian Vina Cirebon kembali mencuat di media sosial, memicu banyak pertanyaan tentang mengapa bukti tersebut tidak dihadirkan dalam persidangan.
Dalam diskusi di program Apa Kabar Indonesia Pagi, psikolog forensik Nathanael Sumampouw memberikan analisis mendalam mengenai hal ini.
Latar Belakang Penggunaan CCTV dalam Penyidikan Vina Cirebon
Menurut Nathanael, rekaman CCTV sangat krusial dalam investigasi karena dapat mendekati gambaran kejadian sebenarnya yang tidak bisa dihadiri oleh penyidik atau masyarakat umum.
“CCTV memberikan kita kemampuan untuk melihat kembali masa lalu yang tidak bisa kita saksikan secara langsung,” ujarnya.
Namun, ia menekankan tantangan dalam menguji rekaman tersebut sebagai bukti. “Dalam setiap penyidikan, ada tekanan untuk mengungkap kebenaran, dan ini bisa menyebabkan penyidik hanya fokus pada bukti yang mendukung satu skenario tertentu,” kata Nathanael.
Selective Attention dalam Penyidikan Vina Cirebon
Nathanael menjelaskan bahwa ada fenomena psikologis yang disebut selective attention, di mana penyidik mungkin tanpa sadar mengabaikan bukti yang tidak sesuai dengan skenario yang mereka bangun. Hal ini bisa terjadi akibat tekanan publik atau keinginan untuk menutup kasus dengan cepat.
Ia juga menambahkan pentingnya pendekatan yang terbuka dan kritis dalam penyidikan. “Penyidik harus bekerja dengan minimal dua skenario yang terus-menerus diuji, dan keterbukaan terhadap semua bukti sangat penting,” tambahnya.
Pernyataan Kuasa Hukum Vina Cirebon
Putri Maya Rumanti, kuasa hukum Vina, mengungkapkan bahwa sampai saat ini belum ada konfirmasi mengenai keaslian rekaman CCTV yang beredar terkait kasus Vina Cirebon.
“Kami belum mendapatkan update resmi dari pihak kepolisian apakah rekaman CCTV yang beredar saat ini adalah rekaman yang sama yang dibutuhkan di tahun 2016,” kata Putri.
Putri juga menambahkan bahwa ada seseorang yang mengirimkan tangkapan layar CCTV melalui email, tetapi rekaman tersebut tidak jelas dan sulit untuk diidentifikasi.
“Kami sudah mencoba mengirimkan rekaman ini kepada penyidik untuk diteliti lebih lanjut,” ujarnya.
Tantangan dalam Pembuktian CCTV Vina Cirebon
Komjen Pol (Purn) Susno Duadji menjelaskan bahwa untuk menjadikan rekaman CCTV sebagai bukti yang sah dalam kasus Vina Cirebon, banyak aspek yang harus diperiksa.
“Polisi harus melihat apakah ada tanggal kejadian, lokasi yang sesuai, dan apakah gambar tersebut mencerminkan kejadian yang sebenarnya,” jelas Susno.
Ia juga menambahkan bahwa meskipun rekaman tersebut bisa digunakan sebagai petunjuk, namun tanpa metadata lengkap dan fisik video yang utuh, sulit untuk menjadikannya alat bukti yang kuat di pengadilan.
Kasus Vina di Cirebon menyoroti kompleksitas dalam penggunaan rekaman CCTV sebagai bukti dalam penyidikan kriminal.
Analisis dari psikolog forensik Nathanael Sumampouw dan pernyataan dari pihak kuasa hukum serta kepolisian menegaskan bahwa proses verifikasi dan investigasi masih panjang.
Apapun hasil akhirnya, yang terpenting adalah memastikan bahwa kebenaran terungkap dan keadilan ditegakkan.
Sumber: TvOne