DEMOCRAZY.ID - Hubungan antara Uni Eropa (UE) dan China kembali memanas. Ini disebabkan perselisihan perdagangan, di mana Benua Biru menuduh China mengekspor kendaraan listrik (EV) yang dibuatnya dengan subsidi pemerintah ke Eropa dan akhirnya mengancam pembuat kendaraan lokal di wilayah itu. Rabu, UE mengatakan resmi mengenakan tarif tambahan sebesar 38,1% pada produsen kendaraan listrik baterai (BEV) yang tidak mau bekerja sama dalam penyelidikan perdagangan. Dengan adanya pajak 10% yang diterapkan saat ini, EV asal China di Eropa pun terkena pajak hingga 48%. "UE berkepentingan untuk mengenakan bea penyeimbang sementara pada BEV impor dari China," bunyi pernyataan yang dikutip oleh CNN International, dikutip Jumat (14/6/2024). "Masuknya impor China yang disubsidi dengan harga yang sangat rendah menghadirkan ancaman kerugian yang jelas dapat tercapai dan akan segera terjadi pada industri UE," tambahnya. Lalu Bagaimana Kronologinya dan Penyebabnya? Antara Januar
DEMOCRAZY.ID - Hubungan antara Uni Eropa (UE) dan China kembali memanas. Ini disebabkan perselisihan perdagangan, di mana Benua Biru menuduh China mengekspor kendaraan listrik (EV) yang dibuatnya dengan subsidi pemerintah ke Eropa dan akhirnya mengancam pembuat kendaraan lokal di wilayah itu. Rabu, UE mengatakan resmi mengenakan tarif tambahan sebesar 38,1% pada produsen kendaraan listrik baterai (BEV) yang tidak mau bekerja sama dalam penyelidikan perdagangan. Dengan adanya pajak 10% yang diterapkan saat ini, EV asal China di Eropa pun terkena pajak hingga 48%. "UE berkepentingan untuk mengenakan bea penyeimbang sementara pada BEV impor dari China," bunyi pernyataan yang dikutip oleh CNN International, dikutip Jumat (14/6/2024). "Masuknya impor China yang disubsidi dengan harga yang sangat rendah menghadirkan ancaman kerugian yang jelas dapat tercapai dan akan segera terjadi pada industri UE," tambahnya. Lalu Bagaimana Kronologinya dan Penyebabnya? Antara Januar