DEMOCRAZY.ID - Sejumlah saksi merasakan kejanggalan dengan pengakuan Aep yang melihat pembunuhan Vina dan kekasihnya, Eky di Cirebon.
Sejumlah pihak mulai meragukan soal kesaksian Aep yang mengetahui kejadian pelemparan batu terhadap Vina Dewi Arsita (16) dan Muhammad Rizky alias Eky di Cirebon, Jawa Barat.
Setelah warga di sekitar SMPN 11 Cirebon bersuara, kini mantan Kabareskrim Polri Komjen Pol (Purn) Susno Duadji turut buka suara soal keraguan itu.
Warga sekitar, Fery Heriyanto bahkan berani menjadi saksi sebagai lawan tandingan Aep di persidangan.
Fery awalnya bersuara ketika bertemu dengan Dedi Mulyadi yang saat itu sedang menelusuri jejak-jejak sebelum tragedi pembunuhan di sekitar TKP.
Ia kemudian menyampaikan sejumlah kejanggalan yang dirasakannya soal kesaksian Aep kepada eks Bupati Purwakarta tersebut.
Sebelumnya, Aep sempat diwawancarai oleh Dedi soal kesaksiannya itu. Aep mengatakan bahwa kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 22.00 WIB.
Ketika kejadian, Aep mengaku sedang membeli rokok di samping SMPN 11 Cirebon.
"Ketika beli rokok, ada motor tuh lewat. Terus dilempari batu, udah abis itu (2 korban) langsung kabur, terus dikejar sama anak muda yang biasa nongkrong di situ," ujar Aep kepada Dedi di Channel Youtube Dedi Mulyadi.
Ketika terjadi pengejaran, Aep yang mengaku takut langsung melarikan diri. Namun, kesaksian Aep diragukan oleh Fery.
Fery bertanya-tanya di mana letak persisnya warung tempat Aep membeli rokok tersebut.
Ia menyebut bahwa tidak ada warung di samping SMPN 11 Cirebon pada tahun 2016.
Warung yang berada di samping sekolah itu baru ada pada tahun 2022.
Pada tahun 2016 silam, bahkan hanya terdapat dua warung di sekitar sekolah tersebut.
Warung Bu Nining yang letaknya berada di dalam permukiman dan warung di seberang SMPN 11 Kota Cirebon, tepatnya di depan MAN 2 Kota Cirebon.
Berdasarkan google maps, warung tersebut dengan lokasi kejadian berjarak 110 meter. Fery bersama Dedi pergi menuju warung di depan MAN 2.
Fery mengumpamakan jika Aep berada di warung itu mustahil dia mampu melihat aksi pelemparan batu.
Pasalnya, jarak warung yang berada di seberang dengan lokasi kejadian pelemparan batu sangatlah jauh.
"Misalnya bapak jadi Aep, anak-anak di sana. Melihatnya bagaimana? Malem pak di sini gelap. Tempatnya benar-benar sepi di sini," ujar Fery.
Dedi pun mengamini perkataan Fery saat berada di warung tersebut. Selain itu, ia juga sangsi dengan keterangan Aep yang mengatakan melihat wajah Pegi dengan sangat jelas.
Padahal, suasana di sekitar lokasi sangat lah gelap minim pencahayaan.
Terlebih peristiwa itu sudah 8 tahun berlalu, bagaimana Aep bisa mengingat wajah Pegi?
"Jadi keterangan Aep itu katanya ingat betul dengan wajah Pegi ya secara logika aja pak saya juga setiap hari lewat sini ngelihat Aep saja ga tahu udah 8 tahun. Aep bilang sangat ingat betul, dilihat dr sisi mananya?" ujar Fery.
Fery pun berani menjadi saksi di pengadilan ketika ditanya oleh Dedi. Ia ingin meluruskan keterangan dari kesaksian Aep.
"Makanya saya liat statement Aep kayak gitu, saya geram banget kayak gitu tuh. Sok pertemukan saya lalu duduk bareng sama si Aep bagaimana? Saya kan orang sini sama dari 2016 sebelum kejadian itu ada saya dah di sini," pungkasnya.
Sependapat dengan Fery
Ternyata, Susno Duadji juga sependapat dengan pernyataan Fery. Susno meragukan kesaksian Aep soal detik-detik kejadian itu.
Menurut Susno, bukti-bukti penetapan Pegi sebagai tersangka pun belum cukup kuat.
"Kalau saya menilai apa yang nampak dari luar, tidak kuat," ujarnya seperti dilansir TV One pada Kamis (31/5/2024) lalu.
Ia beralasan saksi dari para terpidana sudah menarik keterangannya soal Pegi. Selain itu, kesaksian Aep di lokasi kejadian juga sangat lemah. Bahkan, ia menyebut kesaksiannya Aep bisa saja bohong.
"Saksi Aep ini sangat lemah. Dia menceritakan peristiwa 8 tahun yang lalu berjarak 100 meter saat tengah malam. Itu orangnya. Padahal orang itu tidak dikenal sama dia. Kebenarannya mungkin hanya 10 persen, walaupun benar hanya dia sendiri," jelasnya.
Kecuali, kata Susno, penetapan tersangka Pegi didukung oleh proses scientific crime investigation seperti hasil dari sidik jari, DNA, hasil laboratorium, CCTV dan pembicaraan di telepon baru kuat.
"Baru yang ngomong itu bukan saksi, bukan terdakwa atau tersangka tapi yang ngomong benda-benda itu baru yes, kuat. Tapi seandainya karena ngejar waktu 24 jam ini kalau tidak cukup bukti harus dilepaskan, kan hukum kita gitu, akhirnya semacam dipaksakan ini jadi masalah," ujarnya.
Kesaksian AEP
AEP, saksi mata kasus pembunuhan Vina dan Eki meyakini jika Pegi Setiawan alias Perong DPO yang ditangkap adalah pelaku asli.
Seperti diketahui, AEP merupakan saksi yang bekerja sebagai tukang cuci mobil di sebuah bengkel yang kebetulan berdekatan dengan tempat kejadian perkara (TKP).
Saksi AEP juga mengaku sempat dimintai keterangan oleh Dirkrimum Polda Jawa Barat dan Polres Cirebon untuk memastikan pelaku yang diamankan adalah DPO pembunuhan Vina dan Eki.
Terkuaknya kasus Vina Cirebon ini juga tak lepas berkat kesaksian Aep kepada ayah korban Eki, Rudiana beberapa hari setelah kejadian.
Dari kesaksian Aep itulah akhirnya polisi menangkap delapan pemuda Cirebon, satu di antaranya masih di bawah umur kala itu.
Delapan tahun kasusnya berlalu, Aep mengaku masih ingat dengan wajah para pelaku kasus pembunuhan Vina dan Eki.
Awalnya, Aep tidak tahu bahwa geng motor yang sering nongkrong di depan temapt kerjanya adalah pelaku pembunuhan Vina dan Eki.
Sebab di malam kejadian, Aep cuma melihat momen sekilas Vina dan Eki dilempari batu oleh geng motor tersebut.
"Waktu kejadian kamu lagi apa?" tanya Dedi Mulyadi dilansir TribunnewsBogor.com dari laman Youtube-nya, Senin (27/5/2024).
"Lagi beli rokok, jajanan di warung, di samping SMP 11. Ada motor korban lewat, jalan biasa aja. Terus dilemparin batu, langsung kabur. Dikejar sama anak muda yang nongkrong di situ, motornya ada. Pakai jaket biru muda," ungkap Aep.
Ditanyai soal sosok para pelaku yang melempari dan mengejar Vina Eki, Aep mengaku tak mengenali identitas melainkan hanya tahu wajahnya.
Terutama Pegi, Aep ternyata masih hafal wajah Pegi meski kejadian tersebut sudah berlalu delapan tahun lalu.
"Yang namanya Pegi, tahu wajahnya?" tanya Dedi Mulyadi.
"Tahu," kata Aep.
"Waktu peristiwa itu ada?" tanya Dedi Mulyadi.
"Waktu malam itu ada," ujar Aep.
"Gimana bisa tahu ada Pegi?" tanya Dedi lagi.
"Dia (Pegi) kumpul sama anak-anak. Dia ada di lokasi. Itu kan lagi pada nongkrong di situ. Yang saya lewat itu ada dia di situ," ungkap Aep.
Dicecar soal sosok Pegi, Aep mengaku siap bersumpah di pengadilan. Bahwa Aep melihat Pegi ada di TKP saat pembunuhan Vina dan Eki.
"Kalau bicara nama saya enggak kenal kalau itu Pegi. Tapi kalau bicara wajah saya mengenal bahwa itu Pegi," akui Aep.
"Siap nanti disumpah di atas Quran?" tanya Dedi Mulyadi.
"Siap saya," jawab Aep.
Rupanya ingatan Aep terkait wajah dari Pegi itu lantaran ia juga pernah terlibat masalah dengan para pemuda yang nongkrong di tempat kerjanya.
Belakangan Aep terkejut karena para pemuda tersebut adalah pelaku pembunuhan Vina dan Eki.
Karena Aep mengaku pernah dipukuli bahkan diinjak oleh para pelaku kasus Vina sebelum insiden pembunuhan terjadi.
"Kebiasaan mereka (para pelaku) nongkrong di SMP 11. Kenal wajah cuma saya enggak tahu nama-namanya. Kenal wajah karena sering lihat," ungkap Aep.
"Pernah ada konflik dengan mereka?" tanya Dedi Mulyadi.
"Pernah dulu. Teman bawa perempuan. Anak punk saya ajak kerja namanya Momo. (Momo) bawa perempuan ke bengkel. Udah gitu jam setengah 11 saya langsung digeruduk. Saya posisi di depan lagi nulis bikin gambar, warga langsung datang. Di situ saya dipukulin, sama warga," ujar Aep.
"Tapi bukan (dipukuli) hanya sama yang 7 orang?" tanya Dedi.
"Bukan, banyak (warga)," kata Aep.
"Ada pemukulan?" tanya Dedi lagi.
"Iya, di situ saya dipukulin, diinjak-injak (oleh warga dan para pelaku)," pungkas Aep.
Lantaran hal tersebut, Aep pun yakin dengan jumlah pemuda yang diduga terlibat pembunuhan Vina dan Eki. Karena saat kejadian Aep melihat semua pelaku ada di TKP.
"(Para pelaku) saling mengenal. Makanya saya juga sempat kaget yang namanya Pegi itu. Yang mana sih Pegi itu. Setelah ketangkep, saya lihat fotonya, itu saya tahu, anak-anak situ juga masih satu tongkrongan sama mereka," imbuh Aep.
Sumber: TribunTribun