DEMOCRAZY.ID - Kejagung kini sedang menjadi sorotan public usai berhasi membongkar kasus korupsi timah senilai Rp 300 triliun.
Tak hanya itu, usai membongkar kasus korupsi timah seakan terror di Kejagung tak berhenti.
Mulai dari Densus 88 buntuti Jampidsus Febrie Adriansyah hingga adanya kabar drone mengintai Gedung Kejagung.
Sederet peristiwa terror tersebut membuahkan spekulasi liar perihal Kejagung yang diteror dibalik kasus besar yang kini sedang ditangani.
Berita terkait teror-teror yang dialami kejagung, menjdi kabar daerah dan berita nasional yang banyak ditelusuri oleh warganet saat ini.
Nampaknya bukan hanya kali ini Kejagung menerima terror disaat membongkar kasus besar.
Mulai dari dibom, kebakaran hingga dibuntuti Densus 88 nampaknya menjadi sederet teror dibalik kasus besar yang ditangani oleh Kejagung.
Lantas apa saja teror yang pernah terjadi di Kejagung?
Teror Bom di Kejagung Tahun 2000
Menilik ke belakang sekitar 20 tahun lalu peristiwa buruk juga pernah menimpa kantor Kejagung.
Namun saat itu lebih mengerikan yaitu ada teror bom di Kejagung.
Bahkan ada temuan bom di Gedung Bundar Kejagung sehari setelah ledakan terjadi di lokasi yang sama.
Gedung Bundar Kejagung merupakan kantor Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus).
Kala itu, Kejagung diduga sempat mendapatkan teror usai pitra Presiden RI Soeharto yaitu Tommy Soeharto diperiksa.
Kronologinya, Tommy diperiksa pukul 13.15 WIB di Gedung Bundar Kejagung pada Selasa 4 Juli 2000. Dia keluar pemeriksaan sekitar 17.00 WIB.
Selang satu jam kemudian atau 18.05 WIB, terjadi ledakan di bagian belakang Gedung Bundar Kejagung RI.
Ledakan bom tersebut telah merusak ruangan ruang toilet dan dapur yang berada di lantai dasar dan di atasnya.
Selain itu, dinding hingga kaca jendela di pintu belakang mengalami kerusakan. Untungnya, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Kebakaran di Kejagung Tahun 2020
Beberapa tahun kemudian, korps Adhyaksa kembali diterpa peristiwa kebakaran.
Kebakaran Gedung Kejaksaan Agung yang terletak di Jalan Sultan Hasanudin Dalam Nomor 1, Kramat Pela, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, itu terjadi pada Sabtu, 22 Agustus 2020.
Tujuh lantai gedung tersebut dilalap api pada Sabtu malam hingga Minggu dini hari.
Berdasarkan informasi, api bermula dari lantai 6 gedung utama sisi utara, kemudian menjalar ke lantai 5 dan 4.
Gedung yang terbakar merupakan kantor Jaksa Agung, Wakil Jaksa Agung, Biro Perencanaan dan Keuangan, Biro Pembinaan, Intelijen, serta Biro Kepegawaian. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa kebakaran itu.
Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan atau Gulkarmat DKI Jakarta mengerahkan 65 unit mobil pemadam kebakaran untuk menanggulangi si jago merah. Kasus tersebut kemudian ditangani Ferdy Sambo.
Kala itu, Ferdy masih berpangkat Brigjen dan menjabat Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Polri.
Adapun, saat kebakaran ini Kejagung tengah menangani kasus mega korupsi yang merugikan negara mencapai triliunan rupiah, yaitu kasus korupsi Asuransi Jiwasraya dengan kerugian Rp16,8 triliun.
Densus 88 Buntuti Jampidsus
Belakangan ini menjadi perhatian public terkait Densus 88 yang membuntuti Jampidsus Febrie Adriansyah.
Penguntitan itu terjadi di sebuah restoran makanan Prancis di Cipete, Jakarta Selatan, pada Minggu 19 Mei 2024.
Kala itu, tim pengamanan berhasil menangkap salah satu personel Densus dan kemudian dibawa untuk dilakukan pemeriksaan.
Dalam pemeriksaaan itu, telah ditemukan bahwa oknum Densus 88 Iqbal Mustofa disebut telah melakukan pembuatan profil atau profiling terhadap Febrie Adriansyah.
Bahkan, saat penguntitan Iqbal sempat melakukan pengambilan foto terhadap Jampidsus.
Konvoi Pakaian Serba Hitam
Konvoi terjadi sehari setelah peristiwa Densus 8 buntuti Jampidsus Febrie Adriansyah, pada Senin pada 20 Mei 2024.
Konvoi tersebut dari satuan kepolisian lengkap dengan pakaian serba hitam yang mengendarai motor trail dan satu kendaraan taktis di sekitar di kompleks Kejagung. Rombongan ini sempat berhenti di gerbang masuk Kejagung.
Tak lama, rombongan itu bergeser dengan sirine yang menyala dan mengitari Jalan Bulungan ke arah Jalan Panglima Polim kawasan Blok M.
Menurut Kapuspenkum Kejagung, Ketut Sumedana membenarkan bahwa konvoi tersebut merupakan serangkaian dari peristiwa penguntitan terhadap Jampidsus Febrie Adriansyah.
Drone Intai Gedung Kejagung
Petugas keamanan Kejagung mendapatkan informasi soal drone yang melintas di kompleks Kejagung, pada 21 Mei 2024.
Diberitakan sbelumnya, bahwa drone tersebut dijatuhkan oleh Pamdal setelah terlihat berputar di area lapangan dan dekat pembangunan Gedung Bundar Kejagung sekira pukul 18.45 WIB.
Setelah berhasil ditembak jatuh, drone tersebut segera dibawa petugas untuk diamankan.
Setelah menjadi misteri siapa sosok pemilik drone tersebut, akhirnya pihak kejagung mengungkapkan pemilik drone yang ditembak jatuh tersebut.
Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung Ketut Sumedana, di Jakarta, Kamis, mengatakan drone tersebut terkonfirmasi milik komunitas penerbang drone yang dikendalikan dari area sekitar Taman Literasi Blok M atau persisi di depan Gedung Utama Kejaksaan Agung.
Menurut Ketut, drone melintas di area Gedung Kejaksaan Agung sudah sering terjadi.
Sebagai informasi, saat ini Kejagung tengah menangani kasus tata niaga timah di wilayah IUP PT Timah Tbk. (TINS) dengan kerugian negara fantastis.
Pasalnya, Jampidsus dan BPKP telah menetapkan kasus timah telah merugikan negara sebesar Rp300 triliun. Itulah serangkaian terror dibalik kasus besar yang menimpa Kejagung.
Sumber: TerasGorontalo