DEMOCRAZY.ID - Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Nunuk Suryani, turut prihatin atas hujatan yang menimpa para guru di SMK Lingga Kencana, Depok atas kecelakaan study tour yang terjadi di Subang beberapa waktu lalu.
Menurut Nunuk, sebenarnya bukan guru yang harus disalahkan dalam kasus ini. Sebab, mereka hanya menjalankan tugasnya untuk mendidik siswa melalui proses pembelajaran dalam study tour.
"Jadi beberapa hari terakhir ini saya membaca berita di media sosial atau berita-berita mainstream banyak yang mem-bully guru terkait dengan masalah study tour yang berawal dari adanya kecelakaan study tour di SMK Lingga Kencana di Depok. Saya mau meluruskan, sebenarnya tidak ada kaitannya dengan guru adanya study tour ini," katanya di Batam pada Jumat, 17 Mei 2024.
Kegiatan study tour sebenarnya bukan sekadar wisata, melainkan memiliki tujuan pembelajaran yang penting bagi siswa.
"Ketika kita bisa mengajak siswa datang ke tempat yang sesungguhnya, itu bisa memberikan pengalaman belajar mendekati 80 sampai 90 persen daripada kita melihat video atau bacaan."
Selain itu, Nunuk mengatakan bahwa study tour juga dapat memfasilitasi pengembangan keterampilan kolaborasi, pemecahan masalah, komunikasi, dan kecakapan abad 21 lainnya pada siswa.
Semua keterampilan itu, lanjut Nunuk, tak bisa didapatkan melalui pembelajaran di dalam kelas saja.
Mantan guru ini pun menyoroti pentingnya peran guru dalam mendampingi siswa saat study tour untuk memastikan keamanan dan tercapainya tujuan pembelajaran.
Sayangnya, lanjut Nunuk, guru sering disalahkan ketika terjadi insiden dalam study tour, padahal seringkali bukan karena faktor guru.
Dia menekankan perlunya standar operasional prosedur (SOP) yang jelas untuk setiap kegiatan study tour, dengan koordinasi antara sekolah, guru, dan orang tua siswa.
Dengan demikian, study tour dapat menjadi kegiatan yang bermanfaat bagi siswa dalam proses pembelajaran mereka.
"Bagi guru-guru di luar sana, tetap semangat, bahwa memang dalam setiap melaksanakan tugas itu ada resiko. Kami berkabung berduka cita karena bukan hanya siswa yang meninggal, guru-guru kita pun ada juga yang meninggal pada saat menjalankan tugas, itu juga pukulan berat bagi guru," tuturnya.
Gibran Tak Setuju Larangan Study Tour Sekolah Pasca Kecelakaan Maut SMK Lingga Kencana
Wali Kota Solo yang juga Wakil Presiden (Wapres) terpilih Gibran Rakabuming Raka mengungkapkan pendapat yang berbeda saat menanggapi ada daerah yang melarang penyelenggaraan study tour sekolah. Menurut Gibran, tidak ada masalah dengan adanya study tour.
“Nggak masalah (study tour). Busnya yang perlu diperketat," ucap Gibran saat dimintai tanggapan tentang penghapusan study tour sekolah, ketika ditemui awak media di Pura Mangkunegaran Solo, Jawa Tengah, seusai menghadiri acara penutupan HUT ke-44 Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas), Sabtu malam, 18 Mei 2024.
Pasca kecelakaan maut yang dialami rombongan study tour siswa SMK Lingga Kencana Depok di Subang, Jawa Barat, sejumlah daerah menghapuskan atau melarang program study tour di sekolah. Kecelakaan rombongan siswa SMK itu mengakibatkan 11 orang tewas.
Menurut putra sulung Presiden Joko Widodo atau Jokowi itu, study tour justru jangan dihilangkan. Dia menilai aspek pengetatan terhadap armada transportasinya saja yang lebih diutamakan.
“Study tour jangan dihilangkan, pengetatan di armada transportasi lebih diutamakan,” tegas dia.
Ditemui di Pucang Sawit, Kecamatan Jebres, Solo, Sabtu siang, Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa memastikan Pemerintah Kota Solo tidak melarang kegiatan study tour bagi sekolah-sekolah di wilayahnya.
Teguh juga menyoroti adanya larangan penyelenggaraan study tour oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah.
"Itu terlalu reaktif menurut saya, terlalu reaktif," ujar Teguh. Lebih lanjut dia mengatakan dalam menyikapi peristiwa kecelakaan yang menimpa rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok, tergantung dari kaca mata mana melihatnya.
"Orang harus melihat kaca mata dari mana. Yang kedua bahwa kegiatan ini berbeda, study tour, yang kejadian itu kelulusan," kata dia.
Dia menyampaikan kegiatan study tour di Solo berbeda dengan yang terjadi di Subang. Menurutnya tidak ada tradisi mengadakan study tour untuk kelulusan siswa.
"Kita lulusan nggak pernah ada study tour. Tidak melarang study tour, dengan tegas tidak melarang study tour,” ucap Teguh.
Sumber: Tempo