GLOBAL

NATO Terang-Terangan Tuding China 'Picu' Perang di Ukraina, Kok Bisa?

DEMOCRAZY.ID
Mei 14, 2024
0 Komentar
Beranda
GLOBAL
NATO Terang-Terangan Tuding China 'Picu' Perang di Ukraina, Kok Bisa?

NATO Terang-Terangan Tuding China 'Picu' Perang di Ukraina, Kok Bisa?


DEMOCRAZY.ID - NATO menilai China memiliki peran besar yang memungkinkan Rusia untuk melakukan agresi militer ke Ukraina.


Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan China merupakan kekuatan besar yang turut mengamankan posisi Rusia saat melakukan serangan ke Ukraina. 


Hal tersebut membuat blok pertahanan pimpinan Amerika Serikat (AS) tersebut harus lebih aktif terlibat di Asia.


"Perang di Ukraina menunjukkan bahwa keamanan bukan bersifat regional, melainkan keamanan global," kata Stoltenberg, dilansir Russia Today, Selasa (14/5/2024).


"Negara utama yang memungkinkan Rusia melakukan perang agresi terhadap Ukraina di Eropa adalah China."


Stoltenberg berpendapat bahwa China sejauh ini adalah mitra dagang terbesar Rusia, memasok Moskow dengan "komponen penting" untuk rudal, drone, dan senjata lainnya. 


Dia juga menuduh Iran "menyediakan drone" ke Rusia dan Korea Utara "menyediakan amunisi dan senjata."


"Iran, Korea Utara, dan China, mereka adalah kunci bagi kemampuan Rusia untuk melawan [teman] Eropa [dan] tetangga NATO," kata Stoltenberg, merujuk pada Ukraina. 


"Jadi, gagasan bahwa kita dapat memisahkan Asia dari Eropa tidak lagi berhasil."


Adapun, AS telah mendorong NATO untuk memperluas misinya ke Asia jauh sebelum konflik Ukraina memuncak pada Februari 2022. 


Washington juga tampaknya menjadi sumber klaim bahwa Beijing, Teheran, dan Pyongyang menyediakan senjata dan amunisi ke Moskow, tanpa memberikan banyak bukti yang mendukung hal tersebut.


China telah berulang kali menolak tekanan dari AS dan sekutunya untuk ikut melakukan embargo terhadap Rusia, dan menyebutnya sebagai tindakan yang sepihak dan tidak sah. 


Beijing juga telah mengusulkan rencana perdamaian untuk perang di Ukraina, namun Kyiv dan pendukung Barat menolaknya.


Rusia membantah klaim AS mengenai pengiriman senjata dan amunisi Korea Utara. 


Iran juga telah menglarifikasi bahwa mereka memberi Rusia prototipe dan rencana pembuatan drone sebelum pecahnya permusuhan di Ukraina, yang menunjukkan bahwa Moskow telah memproduksinya di dalam negeri.


Sementara itu, AS dan sekutu-sekutunya telah mengirimkan senjata, amunisi, dan uang tunai senilai lebih dari US$200 miliar ke Ukraina selama dua tahun terakhir, namun menegaskan bahwa hal ini tidak menjadikan mereka terlibat langsung dalam konflik tersebut.


Sumber: CNBC

Penulis blog