CATATAN POLITIK

Menyongsong Era Kepresidenan Baru: Apakah Akan Muncul Militerisme?

DEMOCRAZY.ID
Mei 04, 2024
0 Komentar
Beranda
CATATAN
POLITIK
Menyongsong Era Kepresidenan Baru: Apakah Akan Muncul Militerisme?
Menyongsong Era Kepresidenan Baru: Apakah Akan Muncul Militerisme?


Menyongsong Era Kepresidenan Baru: Apakah Akan Muncul Militerisme?


Kita masih ingat bukan berita hoax atau gossip yang mudah sekali menyebar, bahwa Prabowo mencekik wakil menteri pertanian. Berita ini dibantah oleh sumber-sumber resmi Negara dan oleh Jokowi sendiri. Tidak benar.


Cerita perihal sikap temperamental Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto sudah banyak beredar sejak zaman ia menjadi taruna Angkatan Bersenjata RI. 


Demikian juga saat ia memimpin Komando Jenderal Pasukan Khusus TNI Angatan Darat. Prabowo tak segan-segan langsung memarahi anak buahnya jika dilihatnya bersalah.


Di kalangan internal pimpinan Partai Gerindra, sikap galak Prabowo jika jengkel atau marah juga hal biasa. 


Salah satu bentuk kemarahannya yang selama ini menjadi “rahasia orang dalam” Gerindra adalah “hobinya” melempar handphone jika berang, Berita Tempo, Senin, 28 Oktober 2013 11:56 WIB


Tentu saja, kita akan dapat memakluminya, bahwa latar belakang pendidikan, akan sangat menentukan kepada cara berfikir dan parallel dengan cara bertindaknya.


Persoalan kita adalah, bahwa Presiden tepilih kita Prabowo Subianto, akan dilantik pada tanggal 20 Oktoer 2024 yang akan datang. 


Akankah Prabowo mengikuti jejak langkah seperti presiden pendahulunya, Pak Harto dan SBY? Atau ia lebih milteristis?


Mari kita kupas, Ciri-ciri pemimpin yang memiliki gaya kepemimpinan militerisme


Keras dan Otoriter: Pemimpin dengan gaya militerisme cenderung keras dan otoriter dalam mengambil keputusan. 


Mereka tidak ragu-ragu untuk memerintah dengan tegas dan menuntut ketaatan tanpa banyak diskusi.


Sentralisasi Kekuasaan: Mereka cenderung mengumpulkan kekuasaan secara sentralisasi di tangan mereka sendiri. 


Keputusan-keputusan penting seringkali hanya diambil oleh pemimpin atau sedikit orang terdekatnya, tanpa melibatkan partisipasi aktif dari anggota tim atau bawahan.


Disiplin yang Ketat: Di bawah kepemimpinan militerisme, disiplin menjadi sangat penting. Pemimpin akan menegakkan aturan dan regulasi dengan keras, dan mereka mengharapkan bawahan untuk mengikuti perintah tanpa ragu atau penundaan.


Kurangnya Fleksibilitas: Pemimpin militerisme cenderung kurang fleksibel dalam menghadapi perubahan atau tantangan yang tidak terduga. 


Mereka mungkin enggan untuk beradaptasi dengan situasi baru atau mendengarkan masukan dari orang lain di sekitarnya.


Kebijakan Represif: Dalam menangani masalah atau konflik, pemimpin militerisme cenderung menggunakan pendekatan represif. 


Mereka mungkin lebih condong kepada penindasan atau penggunaan kekuatan daripada mencari solusi yang inklusif atau berunding.


Hierarki yang Kuat: Kepemimpinan militerisme umumnya didasarkan pada hierarki yang kuat, di mana posisi dan peran setiap orang sangat terdefinisi dengan jelas. 


Pemimpin biasanya berada di puncak hierarki, dan perintah dan informasi mengalir dari atas ke bawah.


Fokus pada Ketaatan dan Kekuatan: Pemimpin militerisme cenderung menekankan pada ketaatan terhadap otoritas dan kekuatan militer sebagai simbol legitimasi dan kekuasaan. 


Mereka sering mengidentifikasi kekuatan sebagai kunci untuk mempertahankan stabilitas dan keamanan.


Itulah beberapa ciri-ciri dari pemimpin yang memiliki gaya kepemimpinan militerisme. Meskipun gaya ini mungkin efektif dalam situasi-situasi tertentu, penting untuk diingat bahwa setiap gaya kepemimpinan memiliki kelebihan dan kelemahan sendiri-sendiri. ***

Penulis blog