DEMOCRAZY.ID - Politikus partai Gerindra, Hendarsam Marantoko menyebut bahwa Presiden terpilih Prabowo Subianto tidak menemui kendala untuk merangkul Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) masuk ke dalam koalisi Prabowo-Gibran.
Hendarsam mengatakan, pihaknya melihat langkah yang dilakukan PKB pindah haluan ke Koalisi Perubahan kala itu hanya strategi politik semata.
"Kita cukup paham, Pak Prabowo cukup paham, tidak sulit untuk mengajak atau merangkul PKB. Karena memang kami melihat ini cuma strategi politik saja yang sudah diperhitungkan matang-matang oleh PKB," ucap Hendarsam dalam sebuah diskusi online dalam diskusi bertajuk 'Demokrasi Tanpa Oposisi', Sabtu, (4/5/2024).
Dia menilai, dengan sinyal PKB merapat ke Koalisi Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sudah diprediksi jauh oleh Prabowo Subianto.
"PKB ketika dulu mendeklarasikan dengan Gerindra mengusung Pak Prabowo sebagai capresnya dan kemudian beralih kepada Pak Anies, Koalisi Perubahan, kami cukup memahami dari sisi strategi politiknya," tuturnya.
"PKB berubah haluan, makanya kemudian Pak Prabowo mengatakan setelah PKB pindah, Insya Allah akan balik lagi," sambung Hendarsam.
Aebelumnya, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menyatakan telah menitipkan delapan agenda perubahan kepada Prabowo Subianto sebagai Presiden Terpilih periode 2024-2029.
"Bukan hanya kader PKB, ketika saya bertemu Pak Prabowo, presiden terpilih, yang kita sampaikan adalah delapan visi perubahan," ujar Muhaimin di Jakarta, Rabu malam (1/5/2024).
Delapan agenda perubahan PKB untuk bangsa, yaitu yakni merawat dan memperkuat kualitas demokrasi, menjamin kebebasan rakyat berbicara dan mengkritik, menjamin kebebasan pers sebagai pilar ke-4 demokrasi, memperluas kesempatan berusaha dan menciptakan lapangan kerja.
Selanjutnya, mewujudkan upah berkeadilan dan menjamin akses pemerataan ekonomi, menjaga kelestarian lingkungan hidup dan keseimbangan ekosistem, mewujudkan keadilan ekologis berkelanjutan serta mengedepankan etika lingkungan dan pembangunan.
Cak Imin menjelaskan perubahan bukan soal kepemimpinan atau keberlanjutan kepemimpinan.
Hal tersebut sudah selesai di pemilihan presiden, tetapi perubahan bagi PKB adalah kemampuan daya tahan pemerintahan di dalam menjawab tantangan ekonomi, sosial, dan budaya.
Tak Setuju Semua Berkoalisi, Demokrat: Harus Ada Oposisi untuk Check and Balances
Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat, Andi Mallarangeng mengatakan perlu ada partai politik (parpol) yang menjadi oposisi dalam pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka ke depan.
Hal itu ia sampaikan dalam sebuah diskusi online dalam diskusi bertajuk 'Demokrasi Tanpa Oposisi', Sabtu, (4/5/2024).
Andi mengatakan, jika tidak ada partai yang oposisi, maka demokrasi di Indonesia kurang berjalan baik karena tidak ada check and balances.
"Ya perlulah oposisi, kalau tidak ada oposisi, kan semua masuk ke dalam parlemen, kan demokrasinya kurang ada check and balances," kata Andi dalam acara diskusi yang dipantau secara daring, Sabtu (4/5/2024).
Lebih lanjut, dia mengatakan dalam pemerintahan Prabowo-Gibran ke kedepan, sebaiknya ada satu parpol besar yang berposisi sebagai oposisi untuk mengontrol jalannya pemerintahan.
Meski demikian, Andi kembali menyerahkan sepenuhnya keputusan kepada Prabowo Subianto selaku presiden RI terpilih.
"Tapi rasanya bagus kalau ada satu dan cukup besar (partai) di luar pemerintahan tapi sekali lagi ini (diserahkan) ke Pak Prabowo sendiri, siapa-siapa (yang mau diajak bergabung ke koalisi Prabowo-Gibran). Kami hanya menunggu saja bagaimana perkembangan situasi," tutur dia.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mendeklarasikan partainya bergabung ke dalam barisan koalisi pendukung pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
"Saya katakan, NasDem hari ini menyatakan kembali, menegaskan, mendukung pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Bapak Prabowo Subianto dan Mas Gibran," kata Paloh.
Dia bersyukur Pemilu 2024 telah dilalui dengan baik meski penuh dengan dinamika. Paloh menuturkan, dengan berakhirnya pemilu maka seluruh elite politik kini harus bersatu dan berjalan bersama demi membangun bangsa.
"Proses demokrasi berjalan dengan berbagai katakanlah suka dan duka. Kita ingin mengakhiri, permasalahan pemilu ini sudah selesai. Sekarang tugas kita bersama bagaimana berjalan ke depan untuk membangun negeri ini," ujarnya menjelaskan.
Sumber: Inilah