DEMOCRAZY.ID - Study tour pelajar kelas XII SMK Lingga Kencana berakhir duka.
Sebanyak sembilan orang pelajar, plus satu guru dan satu warga lokal tewas akibat kecelakaan maut di kawasan Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024) malam.
Sementara itu, 32 siswa atau korban lainnya mengalami luka berat dan sedang.
Tak hanya duka, para siswa SMK Lingga Kencana dan guru yang jadi korban selamat merasakan trauma.
Seperti yang dirasakan Adewiyah, sang guru, dan Fahmi Fahruruzi, salah satu pelajar.
Kedua orang itu selamat, dan berani menceritakan kecelakaan maut bus pariwisata Putera Fajar tersebut.
Sebelumnya, rombongan siswa SMK Lingga Kencana, Kota Depok, melakukan study tour di Lembang, sebagai tanda perpisahan.
Nahas-nya saat menuju ke Depok, rombongan tersebut mengalami kecelakaan maut di Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, sekitar pukul 18.45 WIB malam.
Bus yang ditumpangi siswa SMK itu terguling, bahkan menimpa sejumlah warga Ciater.
Menurut Adewiah, suara jeritan penumpang pecah saat bus pariwisata yang mereka tumpangi oleng hingga terbalik. Saat ini Adewiah mendapat perawatan di Puskesmas Palasar.
Mulanya Adewiah menceritakan selama dalam perjalanan dari Cihampelas ke Ciater hingga maghrib, kondisi bus masih normal.
"Bus sebelum istirahat magrib, masih normal, tak masalah," ujarnya, Senin (13/5/2024).
"Namun, saat melanjutkan perjalanan setelah makan di RM Bang Jun dan salat Magrib, tiba-tiba sekitar lima menit perjalanan, bus langsung oleng dan menabrak mobil Feroza serta tiga motor sebelum akhirnya terguling," lanjut Adewiah.
Adewiah mengaku tidak mengetahui mobil mengalami kendala apa.
Namun, dia mengatakan, kondektur sempat memperbaiki mobil saat istirahat makan malam.
"Kata anak-anak yang melihat perbaikan bus tersebut, kondektur memperbaiki bagian rem, diduga remnya blong," katanya.
Adewiah mengatakan, setelah magrib rombongan melanjutkan kembali perjalanan menuju Tol Cipali Subang.
"Namun, nahas baru jalan lima menit, mobil saat memasuki turunan langsung oleng, terus nabrak mobil Feroza dan tiga motor hingga akhirnya terguling," katanya.
Adewiah mengatakan, mobil oleng saat di jalan menurun. Kondisi itu membuat siswa panik.
Para penumpang pun menjerit hingga mengucap takbir saat terjadi kecelakaan.
"Saat mobil oleng dan menabrak Feroza anak-anak langsung menjerit sambil mengucapkan takbir 'Allahu Akbar! Allahu Akbar!' Hingga akhirnya mobil terguling dan kita sudah tak tahu apa-apa lagi," ucapnya.
Sedangkan menurut Fahmi, bus yang mereka tumpangi sempat diperbaiki karena alami kebocoran oli.
Ia menceritakan ketika bus melaju ke daerah Subang bus tiba-tiba seperti alami rem blong hingga terguling.
“Ada turunan, di situ tuh udah kayak nggak ada rem, rem blong, anak-anak semua teriak, ya istigfar, Allahu akbar nggak lama jatuh terguling ke kanan,” katanya.
Adewiah menjelaskan, rombongan pelajar kelas XII SMK Lingga Kencana Depok semuanya berjumlah tiga bus, berangkat dari Depok, Jumat (10/5/2024).
"Pada saat berangkat sempat berwisata dulu ke Tangkuban Parahu, kemudian langsung ke Bandung untuk merayakan perpisahan kelas XII di Hotel Nalendra Cihampelas," ucapnya.
Penumpang bus Putera Fajar yang terguling adalah 53 siswa, guru pendamping tiga orang, dan kru bus empat orang.
"Siswa kami yang meninggal semuanya berjumlah sembilan orang dan satu orang guru," ucapnya.
Sementara itu satu korban meninggal lainnya merupakan warga lokal.
Sumber: Tribun