HUKUM KRIMINAL

Deret Kasus Pembunuhan Selain Vina Cirebon yang Mandek Bertahun-Tahun

DEMOCRAZY.ID
Mei 21, 2024
0 Komentar
Beranda
HUKUM
KRIMINAL
Deret Kasus Pembunuhan Selain Vina Cirebon yang Mandek Bertahun-Tahun

Deret Kasus Pembunuhan Selain Vina Cirebon yang Mandek Bertahun-Tahun


DEMOCRAZY.ID - Kasus pemerkosaan dan pembunuhan terhadap Vina di Cirebon, Jawa Barat pada 2016 lalu kembali mencuat setelah seolah mandek selama delapan tahun berjalan hingga saat ini.


Kasus pembunuhan Vina dan kekasihnya, Eki, oleh anggota geng motor berjumlah 11 orang itu mencuat lagi setelah film yang menceritakannya diputar di bioskop Indonesia selama sebulan terakhir. 


Apalagi, baru delapan tersangka yang ditangkap dan disidang, sementara tiga lain--diduga otak kejahatan--masih buron hingga saat ini.


Seiring mencuat laginya kasus pemerkosaan dan pembunuhan Vina itu, publik di media sosial pun kembali mengingat sejumlah kasus pembunuhan yang mandek selama bertahun-tahun.


Berikut beberapa kasus pembunuhan menahun yang tak selesai hingga menarik perhatian warganet:


Kematian Akseyna di Danau UI pada 2016


Akseyna, seorang mahasiswa Biologi UI ditemukan tanpa nyawa di dasar Danau Kenanga UI, Depok, pada 26 Maret 2015. Jasad tersebut ditemukan dengan ransel berisi batu sebagai pemberat. 


Sempat dinilai sebagai perkara bunuh diri, kasus Akseyna kemudian diduga jadi kasus pembunuhan di mana korban ditenggelamkan di danau tersebut setelah penyelidikan lanjut usai autopsi di RS Kramatjati Polri.


Bertahun-tahun kemudian, hingga saat ini kasus tersebut belum terungkap.


Meskipun bertahun-tahun telah berlalu, detail tentang bagaimana dan siapa yang bertanggung jawab atas kematian Akseyna masih belum terungkap. Penyelidikan masih berlangsung, dengan harapan untuk mengungkap kebenaran di balik tragedi yang menyedihkan ini.


Mahasiswa UI melalui berbagai komunitasnya juga tidak henti-henti meminta keadilan bagi Akseyna, dengan mengadakan aksi di tepi Danau Kenanga setiap tahun saban Maret.


Salah satunya pada 28 Maret 2024 lalu, di mana dari para mahasiswa simpatisan termasuk dari BEM UI melakukan aksi pinggir danau tersebut. Mereka berharap pihak kampus dan pihak berwajib serius dalam mengungkap siapa pelaku dan dalang di balik pembunuhan tersebut.


Penusukan Noven siswi SMK di Bogor yang terekam CCTV


Seorang siswi SMK bernama Andriana Yubelia Noven Cahya (18) ditemukan tewas dengan luka tusukan di Jalan Riau, Baranangsiang, Kota Bogor, Jawa Barat pada 8 Januari 2019.


Pelaku penikaman siswi itu terekam dalam kamera pengawas (CCTV) milik warga yang ada di lokasi kejadian. 


Dalam rekaman CCTV berdurasi satu menit lewat enam detik itu menampilkan detik-detik penikaman yang dilakukan seorang pria tidak dikenal dari jarak jauh.


Pelaku awalnya berdiri di ujung gang tangga masjid bersandar ke dinding, terlihat sedang menunggu. Seorang pelajar laki-laki terlihat melintas tanpa mencurigai pelaku. Kemudian pelaku bergerak ke arah atas, di saat itu korban terlihat sedang menuruni tangga jalan menuju arah bawah ke Jalan Riau


Pelaku lantas menghampiri korban yang mencoba menghindar ke sisi pinggir jalan arah tembok. Setelahnya, pelaku mendorong korban hingga terjatuh, lalu kabur melarikan diri ke arah datangnya korban.


Korban yang tadinya terduduk mencoba berdiri, lalu tumbang. Korban juga tampak seperti menahan sakit, masih terbaring di undakan tangga. Tidak ada barang korban yang hilang, di kantong rok masih tersimpan telepon genggam siswi SMK tersebut.


Saat ditemukan kondisi korban bersimbah darah akibat tusukan pisau di dada. Korban meninggal dunia dengan luka tusuk senjata tajam kurang lebih tiga centimeter, dalam luka 22 centimeter.


Pada 2023 lalu, kasus pembunuhan siswi SMK, Adriana Noven, kembali dibuka kepolisian. Aparat Polresta Bogor Kota melakukan olah TKP ulang di lokasi pembunuhan. Namun, hingga kini belum ada perkembangan lebih lanjut.


ASN Semarang saksi tipikor dimutilasi dan dibakar


Seorang ASN di Bapenda Kota Semarang, Paulus Iwan Boedi Prasetjo , hilang usai dirinya berpamitan kepada istrinya untuk bekerja. Ayah empat anak ini tidak kunjung pulang setelah seharian tidak ada kabar pada 24 Agustus 2022.


Setelah berita hilangnya Iwan dilaporkan sang istri, pihak kepolisian segera melakukan investigasi.


Beberapa hari kemudian polisi menemukan Iwan dalam keadaan dimutilasi dan dibakar bersama motornya di daerah Pantai Marina, Semarang.


Iwan menghilang sehari sebelum dirinya hendak diperiksa sebagai saksi Ditreskrimsus untuk dimintai keterangan terkait dengan kasus penyelewengan aset. Hingga saat ini kasus menjadi misteri dan polisi belum menemukan perkembangan lebih lanjut.


Belakangan, dua saksi mencabut kesaksiannya. Meskipun kesaksian dicabut, pihak kepolisian mengatakan bahwa mereka masih memiliki berbagai bukti lain.


Pihak keluarga sendiri terus berusaha untuk mencari keadilan. Meskipun pengacara keluarga korban menduga pembunuhan sarat akan kepentingan politik yang sulit untuk diungkap, namun mereka tetap bersikukuh untuk mencari cara.


Salah satu upaya dilakukan oleh anak pertama Iwan bernama Theresia alfita Saraswati. Pada tahun 2022 dirinya mengirimkan surat kepada Presiden Jokowi hingga Panglima TNI.


Munir tewas diracun di pesawat


Munir Said Thalib, seorang aktivis HAM yang kerap memperjuangan keadilan HAM terhadap beberapa kasus besar di Indonesia meninggal usai diracun melalui minuman di dalam pesawat. 


Pembunuhan terjadi pada 6 September 2004 saat dirinya hendak berangkat ke Belanda untuk menimba ilmu.


Pada pukul 21.55 WIB, pesawat dengan nomor penerbangan GA-974 lepas landas dari Jakarta menuju Negeri Kincir Angin, Belanda. Pesawat itu sempat transit di Bandara Changi, Singapura.


Dalam perjalanan menuju Amsterdam, tiba-tiba Munir merasa sakit perut setelah menenggak segelas jus jeruk. Menurut kesaksian, setelah pesawat lepas landas dari transitnya di Bandara Changi, Munir sempat beberapa kali ke toilet dan terlihat seperti orang sakit.


Dirinya mendapat pertolongan dari penumpang lain yang berprofesi sebagai dokter. Munir pun dipindahkan ke sebelah bangku dokter dan mendapat perawatan. Tak lama, Munir dinyatakan meninggal pada ketinggian 40.000 kaki di atas tanah Rumania.


Dua bulan setelah kematian Munir, pihak kepolisian Belanda menyatakan bahwa Munir meninggal dunia karena diracuni oleh seseorang. Senyawa arsenik ditemukan di dalam tubuhnya usai autopsi dilakukan.


Pada 15 Maret lalu, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) melanjutkan proses penyelidikan kasus pembunuhan aktivis HAM, Munir, dalam kerangka pelanggaran HAM berat, dengan memeriksa sejumlah saksi. 


Mereka memeriksa Suciwati, istri mendiang Munir, dan eks anggota Tim Pencari Fakta (TPF) kasus Munir, Usman Hamid.


Sementara, Komite Aksi Solidaritas untuk Munir (KASUM) mendesak Komnas HAM untuk segera menetapkan kasus Munir sebagai pelanggaran HAM Berat.


Sumber: CNN

Penulis blog