DEMOCRAZY.ID - Islam tidak hanya mengatur urusan ibadah vertikal (hablumminallah), namun juga sangat perhatian terhadap urusan muamalah (hablumminananas).
Itu sebabnya Al-Qur’an mengajarkan doa, “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka” (QS. Al-Baqarah: Ayat 201)
Saat ini ramai gelombang protes terhadap pengesahan UU Cipta Kerja yang disahkan oleh pejabat DPR dan pemerintah.
Kebijakan para pejabat negara ini dianggap merugikan dan menyusahkan masyarakat dan kalangan pekerja.
Dalam persfektif syariat, Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم telah mengingatkan umatnya agar menjauhi perkara zhalim.
Rasulullah صلى الله عليه وسلم menyampaikan pesan khusus kepada para pejabat agar berlaku adil dan amanah. Dalam satu Hadis yang diriwayatkan Imam Muslim, beliau berdoa:
اللَّهُمَّ مَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ هَذِهِ أُمَّتِي شَيْئاً فَرَفَقَ بِهِمْ، فَارْفُقْ بِهِ. وَمَنْ شَقَّ عَلَيْهَا فَاشْفُقْ عَلَيْهِ. رواه مسلم
“Ya Allah, siapa saja yang memimpin (mengurus) urusan umatku ini, yang kemudian ia menyayangi mereka, maka sayangilah dia. Dan siapa saja yang menyusahkan mereka, maka susahkanlah dia”. (HR. Muslim No 1828)
Menurut Ustaz Farid Nu’man Hasan (Dai lulusan Sastra Arab Universitas Indonesia), Hadis ini menunjukkan pembelaan Rasulullah صلى الله عليه وسلم kepada umatnya dan kepada para pejabat yang berbuat baik kepada umatnya. Rasulullah صلى الله عليه وسلم mendoakan kebaikan bagi mereka. Betapa beruntungnya mereka.
Imam Ibnu Al Malak rahimahullah menjelaskan makna doa Rasulullah صلى الله عليه وسلم:
أي: رحمهم ويسَّر عليهم
“Yaitu sayangilah dan mudahkanlah mereka”. (Syarh Al Mashabih, 4/257). (Baca Juga: Ketika Kekuasaan Mengalami Kepanikan, Al-Qur’an Juga Mengisahkannya )
Hadits ini juga menunjukkan sikap tegas Rasulullah صلى الله عليه وسلم kepada mereka yang menyusahkan umatnya. Rasulullah صلى الله عليه وسلم mendoakan keburukan bagi mereka. Betapa meruginya mereka.
Imam Ibnu Al-Malak rahimahullah menerangkan makna doa buruk tersebut:
أي:عسَّر عليهم أمورهم وأوصل المشقة إليهم
“Yaitu persulitlah urusan mereka (yang menyulitkan manusia) dan antarkanlah kesempitan hidup kepada mereka.
Imam an-Nawawi rahimahullah mengatakan:
هَذَا مِنْ أَبْلَغ الزَّوَاجِر عَنْ الْمَشَقَّة عَلَى النَّاس ، وَأَعْظَم الْحَثّ عَلَى الرِّفْق بِهِمْ ، وَقَدْ تَظَاهَرَتْ الْأَحَادِيث بِهَذَا الْمَعْنَى
“Ini termasuk hadis yang paling tajam larangan keras mempersulit urusan manusia, dan dorongan yang paling besar dalam bersikap lembut kepada mereka, dan banyak hadits dengan makna seperti ini.” (Syarh Shahih Muslim, 6/299)
Imam An-Nawawi dalam Al-Adzkar membuat bab berjudul:n”Bab Bolehnya doa seseorang (dengan doa keburukan) kepada orang yang menzalimi kaum muslimin atau menzalimi dirinya seorang.”
Beliau rahimahullah menjelaskan:
وَقَدْ تَظَاهَرَ عَلىَ جَوَازِهِ نُصُوْصُ الْكِتَابِ وَالسُنَةِ وَأَفْعَالُ سَلَفِ الْأُمَةِ وَخَلَفِهَا
“Telah jelas kebolehan hal tersebut, berdasarkan nash-nash Al-Qur’an dan As-Sunnah. Juga berdasarkan perbuatan generasi umat Islam terdahulu (yaitu salaf) maupun generasi terkemudian (khalaf).” (Al Adzkar, 1/493).
Pemimpin Adil Akan Dinaungi Allahdi Hari Kiamat
Rasulullah صلى الله عليه وسلم berpesan kepada umatnya bahwa setiap kalian adalah orang yang bertanggung jawab atas yang dipimpinnya.
Beliau bersabda: “Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian bertanggung jawab atas yang dipimpinnya. Seorang imam adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya. Seorang laki-laki adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas keluarga yang dipimpinnya. Seorang wanita adalah pemimpin di rumah suaminya dan bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya. Seorang pembantu adalah pemimpin di rumah majikannya dan bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya.” (HR Al-Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Ahmad, Malik dan Ibnu Hibban)
Dalam riwayat lain, Nabi صلى الله عليه وسلم menyampaikan 7 golongan yang akan dinaungi Allah Ta’ala pada hari Kiamat.
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ: اْلإِمَامُ الْعَادِلُ، وَشَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ اللهِ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ، وَرَجُلاَنِ تَحَابَّا فِي اللهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ، وَرَجُلٌ دعته امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ: إِنِّيْ أَخَافُ اللهَ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
Tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan ‘Arsy Allah Ta’ala dimana tidak ada naungan kecuali hanya naungan Allah Ta’ala, yaitu:
1. Pemimpin yang adil
2. Pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah Ta’ala
3. Seorang yang hatinya senantiasa terpaut (bergantung) dengan masjid
4. Dua orang yang saling mencintai karena Allah Ta’ala. Mereka berkumpul karena Allah dan mereka pun berpisah juga karena Allah Ta’ala.
5. Seorang yang diajak wanita untuk berbuat zina, dimana wanita itu memiliki kedudukan dan kecantikan, namun ia mampu mengucapkan, “Sungguh aku takut kepada Allah”.
6. Seorang yang bersedekah dan dia sembunyikan sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya.
7. Seorang yang mengingat Allah dalam keadaan sendirian sehingga kedua matanya meneteskan air mata.
Wallahul Musta’an!
Sumber: SindoNews