DEMOCRAZY.ID - Kepala biro politik Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) di Qatar, Ismail Haniyeh, mengomentari pemboman Israel yang membunuh tiga putra dan tiga cucunya di Jalur Gaza pada hari raya Idul Fitri 1445 H/2024.
Ismail Haniyeh berterima kasih kepada Tuhan atas kesyahidan mereka.
"Saya berterima kasih kepada Tuhan atas kehormatan yang Tuhan berikan kepada kami dengan kesyahidan ketiga putra dan beberapa cucu saya," kata Ismail Haniyeh dalam pernyataannya, Rabu (10/4/2024), di saluran Al Jazeera.
Ia mengatakan rakyat Palestina mengorbankan segalanya dengan darah untuk kebebasan dari pendudukan Israel.
“Dengan rasa sakit dan darah ini, kami menciptakan harapan, masa depan, dan kebebasan bagi rakyat kami, demi tujuan kami, dan bagi bangsa kami... Putra-putraku yang syahid mendapatkan kehormatan waktu, kehormatan tempat, dan kehormatan kehormatan kesimpulan," lanjutnya.
Sebagian besar anggota keluarga Ismail Haniyeh termasuk dalam korban pemboman Israel di Jalur Gaza.
“Hampir 60 anggota keluarga saya menjadi martir, sama seperti seluruh rakyat Palestina, dan tidak ada perbedaan di antara mereka," katanya.
“Penjajah (Israel) percaya bahwa dengan menargetkan putra-putra para pemimpin, hal itu akan mematahkan tekad rakyat kami. Kami mengatakan kepada pendudukan bahwa darah ini hanya akan membuat kami lebih teguh pada prinsip dan kepatuhan terhadap tanah kami. Musuh akan tidak berhasil mencapai tujuannya," lanjutnya.
Ismail Haniyeh menekankan, Israel membunuh anggota keluarga dari para pemimpin Hamas karena mereka frustasi dan tidak bisa meraih kemenangan di Jalur Gaza.
"Apa yang gagal direbut musuh (dilanjutkan) melalui pembunuhan, penghancuran, dan pemusnahan, dan musuh (Israel) mungkin berpikir bahwa dengan membunuh anak-anakku, (maka) kita akan mengubah posisi kita," kata Ismail Haniyeh.
“Darah anak-anak saya tidak lebih berharga daripada darah orang-orang kami yang mati syahid di Gaza. Mereka semua adalah anak-anak saya, dan darah anak-anak saya adalah pengorbanan dalam perjalanan menuju pembebasan Yerusalem dan Al-Aqsa," tambahnya.
Ismail Haniyeh menekankan bahwa putra-putranya tinggal bersama rakyat Palestina di Jalur Gaza dan tidak meninggalkan Jalur Gaza.
Israel Incar Keluarga Ismail Haniyeh
Sebelumnya, sumber Hamas membenarkan bahwa tiga putra dan tiga cucu Kepala biro politik Hamas tersebut, menjadi syahid pada Rabu (10/4/2024) bertepatan dengan hari raya Idul Fitri.
Sumber tersebut mengindikasikan bahwa Hazem, Muhammad, dan Amir Ismail Haniyeh, serta cucu Khaled, Razan, dan Amal, tewas dalam pemboman yang menargetkan sebuah mobil di kamp Beach, sebelah barat Gaza.
Sebelumnya, Jamal Muhammad Haniyeh, cucu tertua Ismail Haniyeh, dan putrinya, dibunuh dalam pemboman Israel pada Selasa (21/11/2023), dikutip dari youm7.
Cucu bungsu Ismail Haniyeh, siswi Roaa Hammam, juga menjadi syahid dalam pemboman Israel yang menargetkan rumah keluarganya di Jalur Gaza pada Jumat (10/11/2023).
Jumlah Korban
Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi 33.207 jiwa dan 75.933 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Rabu (10/4/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Xinhua News.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023).
Israel memperkirakan, ada kurang lebih 136 sandera yang masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
Sementara itu, ada lebih dari 8.000 warga Palestina yang berada di penjara-penjara Israel, menurut laporan The Guardian pada Desember 2023 lalu.
Sumber: Tribun